Kamis, 12 Januari 2012

pengukuran aliran cair dan aplikasinya di dunia industri


Pengukur Aliran Cair

Pengukuran aliran fluida adalah sangat penting di dalam suatu industri proses seperti kilang minyak (refinery), pembangkit listrik (power plant) dan industri kimia (petrochemical). Pada industri proses seperti ini, memerlukan penentuan kuantitas dari suatu fluida (liquid, gas atau steam) yang mengalir melalui suatu titik pengukuran, baik didalam saluran yang tertutup (pipa) maupun saluran terbuka (open channel). Kuantitas yang ditentukan antara lain; laju aliran volume (volume flow rate), laju aliran massa (mass flow rate), kecepatan aliran (flow velocity).

Beberapa jenis  flow meter yang sering digunakan di dalam industri proses adalah sebagai berikut :
A. Differential Pressure


      Differential Pressure Flowmeters (Head  Flow Meter)
Differential pressure atau head flow measurement merupakan metoda pengukuran flow yang paling populer saat ini untuk mengukur aliran fluida diindustri proses.

Kelebihan:
  • Biaya pengadaannya awal: rendah - sedang
  • Dapat digunakan di dalam cakupan luas (hampir semua phase fluida dan kondisi aliran).
  • Strukturnya kokoh dan sederhana

Kekurangan: 
  • Rugi tekanan (pressure drop):  sedang - tinggi


B. Orifice

Letak lubang penghalang konsentris dengan penampang pipa.

Aplikasinya:
Digunakan untuk mengukur volume gas, liquid dan steam dalam jumlah yang besar.

Kelebihan:
  • Dapat digunakan pada berbagai ukuran pipa (range yang lebar).
  • Ketelitian (accuracy) baik, jika plate dipasang dengan baik. 
  • Harga relative murah

Kekurangan:
  • Rugi tekanan (pressure drop) relatif tinggi. 
  • Tidak dapat digunakan untuk mengukur laju aliran, karena cenderung terjadi penyumbatan.
Orifice Plates


Suatu plate berlubang dimasukkan ke dalam pipa dan ditempatkan secara tegak lurus terhadap flow stream. Ketika fluida mengalir melewati orifice plate tersebut maka menyebabkan peningkatan kecepatan dan penurunan tekanan. Perbedaan tekanan sebelum dan setelah orifice plate digunakan untuk mengkalkulasi kecepatan aliran (flow  velocity).

Eccentric Orifice
     Titik pusat lubang penghalang tidak satu garis pusat dengan pusat penampang pipa. Pemasangan lubang yang tidak konsentris ini dimaksud untuk mengurangi masalah jika fluida yang diukur membawa berbagai benda padat (solid).








Segmental Orifice
       Segmental orifice plates digunakan terutama pada service yang sama dengan eccentric orifices.
 

C. Venturi
 
Tabung venturi adalah serupa dengan lubang meter, tetapi dirancang untuk hampir menghilangkan pemisahan lapisan batas, dan dengan demikian membentuk tarik. Perubahan luas penampang dalam tabung venturi menyebabkan perubahan tekanan antara bagian konvergen dan tenggorokan, dan laju aliran dapat ditentukan dari penurunan tekanan. Meskipun lebih mahal bahwa pelat orifice, tabung venturi memperkenalkan substansial penurunan tekanan rendah non-dipulihkan.









D. Angguk (nutating disk)
          http://htmlimg2.scribdassets.com/k3mt197ny4st8u8/images/2-27fc73eb5c/000.jpg
Air masuk pada bagian kiri meter itu dan menekan piring yang terpasang secara eksentrik. Agar zat cair dapat mengalir melalui meter itu, piring itu harus mengangguk-angguk diseputar sumbu vertikal karena bagian atas dan bagian bawah piring selalu dalam kontak dengan ruang tempat piring itu terpasang. Ruang masuk dan keluar piring itu terpisah oleh suatu dinding sekat. Volume zat cair yang mengalir melalui meter itu terlihat dari jumlah anggukan piring. Penunjukan aliran volumetrik diberikan melalui suatu susunan roda gigi dan pencatat yang dihubungkan dengan piring angguk.

Laju aliran zat cair yang tak mudah menguap, seperti air, dapat diukur dengan teknik penimbangan langsung. Teknik ini biasa digunakan untuk kalibrasi meter-aliran air atau zat cair lain, dan karena itu dapat dianggap sebagai suatu teknik kalibrasi yang standar. 
Kelebihan:
Dapat digunakan untuk kalibrasi meter aliran cair
 Kekurangan:
Tidak cocok untuk pengukuran aliran transien.

Aplikasi:
Dipakai dalam penerapan yang memerlukan ketelitian tinggi pada kondisi aliran stedi seperti pengukuran aliran dalam pipa dengan ketelitian 1 % dan untuk kalibrasi meter aliran cair atau zat cair lain, serta meter air rumah tangga.


E. Meter impeller daun (lobed impeller meter)
         

Aplikasi:
Dapat digunakan untuk pengukuran aliran gas maupun zat cair. Impeler (kipas) dan selongsongnya dikerjakan dengan mesin sehingga sangat pas satu sama lain. Dengan demikian fluida yang masuk selalu terperangkap di antara kedua rotor dan teangkut keluar oleh putarannya. Jumlah putaran rotor member petunjuk tentang laju aliran volumetric. 

F. Turbine 
Parameters Turbine Meter 
Terminologi yang secara luas digunakan dalam aplikasi turbine meter, yaitu: Accuracy
Akuran ketelitian atau ketepatan alat ukur dalam memberikan hasil bacaan.Besaran ini menunjukkan banyaknya penyimpangan yang terjadi pada sebuahalat ukur, atau system pengukuran. 

Repeatability
Kemampuan suatu unit instrument atau alat ukur untuk mendapatkan hasilbaca yang sama pada beberapa kali pengukuran proses variable yang sama. 

Rangebility
Perbandingan antara flow maksimum dan flow minimum yang dapat dikendalikan.

Mampu mengukur aliran fluida panas (molten sulphur, liquid toffee) dan aliran fluida dingin (cryogenic helium, liquid nitrogen).

Kelebihan:
  • Pressure drop : rendah.
  • Sesuai untuk bi-directional flow

Kekurangan:
  • Biaya pengadaan awal : tinggi
  • Kemungkinan penyumbatan (clogging) terjadi dan sukar dibersihkan
  • Ukuran secara keseluruhan besar (dibanding dengan flowmeter lain)
  • Ukuran Line size yang tersedia : terbatas.

G. Ultrasonic

Ultrasonic Flowmeters
Pengukuran laju  aliran (flow rate) dengan metoda ini melibatkan elemen pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) untuk frekuensi akustik. Pada elemen pengirim, transducer berfungsi mengubah tegangan listrik frekuensi tinggi menjadi getaran kristal (akustik). Sedangakan pada elemen penerima, transducer mengubah getaran kristal (akustik) menjadi sinyal listrik.Oleh karena daerah kerja frekuensi dari pengirim dan penerima di atas 20 KHz(misalnya 10 MHz), maka disebut ultrasonic.

Secara umum metoda ultrasonic dibedakan atas :
  • Model Transit time: berdasarkan waktu lintas gelombang ultrasonicdari pengirim (transmitter) ke penerima (receiver).
  • Model Doppler: berdarkan frekuensi pelayangan Doppler.


Kelebihan
  • Tidak ada penghalang di lintasan aliran, sehingga tidak ada pressure drop.
  • Tidak ada part bergerak (moving parts), sehingga maintenance costrendah.
  • Model multi-path mempunyai ketelitian lebih tinggi
  • Dapat digunakan untuk mengukur flow fluida yang korosif dan slurry.
  • Model portable tersedia untuk analisa dan diagnosa di lapangan.

Kekurangan
  • Biaya pengadaan awal : tinggi
  • Model single path (one-beam) tidak sesuai untuk pengukuran kecepatan aliran (flow velocity) yang bervariasi di atas range Reynolds numbers.

Doppler Ultrasonic Flow meters

Flowmeter ini didasarkan pada efek Doppler yang menghubungkan frekuensi pelayangan gelombang akustik dengan kecepatan aliran.

Kelebihan
  • Tidak ada penghalang di lintasan aliran, sehingga tidak adapressure drop.
  • Tidak ada part bergerak (moving parts), sehingga maintenancecost rendah.
  • Dapat digunakan untuk mengukur flow fluida yang korosif danslurry.
  • Model portable tersedia untuk analisa dan diagnosa di lapangan.

Kekurangan
  • Biaya pengadaan awal : tinggi

H. Vortex 

Vortex Flowmeters 
Flowmeter ini dikenal juga sebagai vortex shedding flowmeters atau oscillatory flowmeters, prinsip kerjanya didasarkan pada pengukuran getaran (vibration) pada down stream pusaran (vortex) yang disebabkan oleh penghalang yang ditempatkan pada aliran fluida. Frekwensi getaran dari vortex dapat dihubungkan dengan laju aliran fluida

Kelebihan
  • Akurasinya tinggi
  • Handal pada liquid yang bersih.
  • Metoda terbukti (proven)
  • Dapat dipasang secara internal atau secara eksternal.
  • Pemasangan secara external pada unit dapat di blok dengan valveuntuk maintenance.
  • Dapat digunakan untuk mengukur liquid interface.

Kekurangan
Ø Range terbatas (level > 48 inches sukar untuk ditangani).
Ø Biaya meningkat untuk unit eksternal sehubungan dengan pressurerating meningkat.
Ø External units kemungkinan memerlukan pemanas (heating) untukmenghindari pembekuan (freezing).
Ø External units kemungkinan menghasilkan kesalahan disebabkanperbedaan temperature antara fluida didalam vessel dengan fluida didalam level chamber.









I. Spiral Bourdon Tube
Aplikasinya:

Digunakan secara umum pada range tekanan menengah (medium pressure), tetapi untuk tugas berat juga tersedia dalam range hingga100.000 psig. Range akurasinya sekitar ± 0.5 % dari span.

Helical Bourdon Tube

Aplikasinya:

Digunakan pada range dari 100 ~ 80.000 psig dengan akurasi sekitar ± ½ - ± 1 % dari span. Penggunaan yang terbesar untuk unit bellows adalah sebagai elemen penerima untuk pneumatic recorders, indicators dan controllers. Bellows juga secara luas digunakan sebagai unit diferensial pressure untuk pengukuran aliran (flow) serta recorder dan controller pneumatic yang dipasang dilapangan.

J. Waste water flow meter 
           
Aplikasinya:
Banyak dipakai di indusri manufacture, oil and gas, pertambangan, hotel dan restoran serta di rumah sakit atau ditempat lainnya yang peduli terhadap lingkungan.
Waste water treatment
Banyak sekali jenisnya karena kandungan oil, limbah domistic hingga limbah karena proses chemical. Flow meter limbah yang mempunyai base water karena jenis limbah yang bermacam-macam maka pemilihan jenis waste water flow meter harus disesuaikan dengan penerapan di lapangan.
L. Flow Meter limbah 
Aplikasinya:
Area yang kotor dan keasamannya ekstrim baik itu asam maupun basah, karena itu hendaknya jenis matrial flow meter untuk body sensor menggunakan stainless steel atau non metal agar lebih tahan lama dan tidak berkarat. Jika menggunakan stainless steel cukup menggunakan SUS 304 dan untuk non metal dapat juga digunakan PP atau PVC.
Tabel. Pengukuran aliran cair.
Sensor
Rangeability1
akurasi
Dynamics (s)
Kelebihan
kekurangan
orifice
3.5:1
2-4% dari rentang penuh
-
-Biaya rendah
-Praktek industri yang luas

- Kehilangan tekanan tinggi
-Plugging dengan lumpur
venturi
3.5:1
1% dari rentang penuh
-
-Menurunkan tekanan kerugian daripada lubang
-Slurries jangan hubungkan
-Biaya tinggi
-Garis bawah 15 cm
flow nozzle
3.5:1
Rentang 2%
-
- Untuk bubur pelayanan yang baik
-Menengah kehilangan tekanan
-Tinggi biaya dari pelat orifice
-Terbatas ukuran pipa
elbow meter
3:1
5-10% dari rentang penuh
-
- tekanan rendah
- akurasi
-kerugian sangat miskin
annubar
3:1
0.5-1.5% dari rentang penuh
-
- Kehilangan tekanan rendah
-Besar diameter pipa
- Miskin kinerja dengan cairan kotor atau lengket
turbine
20:1
0.25% dari pengukuran
-
--Lebar rangeability

-Baik akurasi
--Biaya tinggi
-Saringan dibutuhkan, terutama untuk bubur
vortex shedding
10:1
1% dari pengukuran
-
-Lebar rangeability
-Tidak sensitif terhadap variasi dalam kepadatan, suhu,tekanan dan viskositas
-mahal
positive displacement
10:1 atau lebih besar
0.5% dari pengukuran
-
-tinggi rangeability
- Baik akurasi
- Penurunan tekanan tinggi
-Rusak oleh lonjakan arus atau padatan

Selasa, 10 Januari 2012

Minggu, 08 Januari 2012

analisis lemak dan minyak

analisis lemak dan minyak

A. pengertian
     Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/be/Fat_triglyceride_shorthand_formula.PNG/240px-Fat_triglyceride_shorthand_formula.PNG
Struktur trigliserilda dengan gliserol sebagai rantai utama
    Ada sifat tambahan lain yang dikenal awam: terasa licin apabila dipegang. Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau produk olahannya: minyak tanah (kerosena). Namun demikian, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam).
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.
Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”. Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.

 

 

B. Jenis-jenis minyak

      Dilihat dari asalnya terdapat dua golongan besar minyak:
1.      Minyak nabati adalah minyak yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan
2.      minyak hewani adalah minyak yang diperoleh dari kegiatan penambangan (minyak bumi).

 Minyak tumbuhan dan hewan

Minyak tumbuhan dan hewan semuanya merupakan lipid. Dari sudut pandang kimia, minyak kelompok ini sama saja dengan lemak. Minyak dibedakan dari lemak berdasarkan sifat fisiknya pada suhu ruang: minyak berwujud cair sedangkan lemak berwujud padat. Penyusunnya bermacam-macam, tetapi yang banyak dimanfaatkan orang hanya yang tersusun dari dua golongan saja.

  • Gliserida dan atau asam lemak, yang mencakup minyak makanan (minyak masak atau minyak sayur serta minyak ikan), bahan baku industri sabun, bahan campuran minyak pelumas, dan bahan baku biodiesel. Golongan ini biasanya berwujud padat atau cair pada suhu ruang tetapi tidak mudah menguap.
  • Terpena dan terpenoid, yang dikenal sebagai minyak atsiri, atau minyak eteris, atau minyak esensial (bukan asam lemak esensial!) dan merupakan bahan dasar wangi-wangian (parfum) dan minyak gosok. Golongan ini praktis semuanya berasal dari tumbuhan, dan dianggap memiliki khasiat penyembuhan (aromaterapi). Kelompok minyak ini memiliki aroma yang kuat karena sifatnya yang mudah menguap pada suhu ruang (sehingga disebut juga minyak "aromatik").
Beberapa minyak tumbuhan lainnya yang banyak digunakan:
  • Minyak ikan, kaya DHA, baik untuk kerja otak
  • Margarin, bentuk padat karena perubahan cis menjadi transfer
  • Biodiesel, bahan akar ramah lingkungan
Jenis-jenis lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya. Pengujian sifat-sifat lemak dan minyak ini meliputi:
  • angka penyabunan
  • angka ester
  • angka iodin
  • angka Reichert Meissel
Pengujian untuk menentukan kualitas minyak, seperti:
  • angka asam
  • angka peroksida
  • angka asam thiobarbiturat (TBA)
  • kadar minyak
C. Klasifikasi Lemak dan Minyak
1. Berdasarkan strukturnya
a. Lemak sederhana (simple lipids)
     Ester lemak – alkohol
                 Contohnya : ester gliserida, lemak, dan malam.
            b. Lemak komplek (composite lipids & sphingolipids)
                 Ester lemak – non alkohol
    Contohnya : fosfolipid, glikolipid, aminolipid, lipoprotein.
c. Turunan lemak (derived lipids)
Contohnya : asam lemak, gliserol, keton, hormon, vitamin larut lemak, steroid, karotenoid, aldehid asam lemak, lilin dan hidrokarbon.
2. Berdasarkan kejenuhannya
a. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Contohnya ialah : asam butirat, asam palmitat, asam stearat.
b. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya . asam lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak lazim,terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda (poli-unsaturat) cenderung berbentuk minyak. Contohnya ialah : asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
3. Berdasarkan sifat mengering
a. Minyak mengering (drying oil)
Minyak yang mempunyai sifat dapat mengering jika kena oksidasi , dan akan berubah menjadi lapisan tebal , bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara terbuka. Contoh: minyak kacang kedelai, minyakbiji karet
b. Minyak setengah mengering (semi-drying oil)
Minyak yang mempunyai daya mengering yang lebih lambat. Contohnya: minyak biji kapas  minyak bunga matahari
c. Minyak tidak mengering (non drying oil)
Contohnya : minyak zaitun, minyak buah persik, minyak kacang, dan minyak sapi
D. Sifat-sifat Kimia Lemak dan Minyak
1. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk merubah asam-asam lemak bebas dari trigliserida, menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi serta penukaran ester (transesterifikasi)
2. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi ini mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Hal ini terjadi disebabkan adanya sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.
3. Penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila reaksi penyabunan telah selesai, maka lapisan air yang mengandung gliserol dapat dipisahkan dengan cara penyulingan.
4. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam lemak atau minyak Setelah proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring. Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhan.
5. Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.
6. Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan lemak atau minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak.
E. Pengujian
Pengujian lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dapat dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan tujuannya yaitu;
1. Penentuan sifat fisik dan kimia minyak dan lemak. Data ini dapat diperoleh dari titik cair, bobot jenis, indeks bias, bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan ester, bilangan iod, bilangan peroksida, bilangan Polenske, bilangan Krischner, bilangan Reichert-Meissel, komposisi asam-asam lemak, dan sebagainya.
2. Penentuan kuantitatif, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat dalam bahan mkanan atau bahan pertanian.
3. Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan proses pengolahannya (ekstraksi) seperti ada tidaknya penjernihan (refining), penghilangan bau (deodorizing), penghilangan warna (bleaching). Penentuan kualitas minyak ini juga berkaitan dengan tingkat kemurnian minyak, daya tahannya selama penyimpanan, sifat gorengnya, baunya maupun rasanya. Parameter yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas ini semua dapat dilihat dari sebearapa besar angka asam lemak bebasnya (free fatty acid atau FFA), angka peroksida, tingkat ketengikan dan kadar air.
     a. Cara Fisika
v  Titik Cair
Titik cair suatu lemak atau minyak dipengaruhi oleh sifat asam lemak penyusunnya, diantaranya panjang rantai C, jumlah ikatan rangkap, dan bentuk cis atau trans pada asam lemak tak jenuh. Semakin panjang rantai C-nya maka titik cair semakin tinggi. Sebaliknya, semakin banyak ikatan rangkap, maka titik cair semakin rendah. Hal ini disebabkan ikatan rangkap antar molekul asam lemak tak jenuh tidak lurus sehingga kurang kuat ikatannya. Adapun bentuk trans menyebabkan titik cair lebih tinggi daripada asam lemak dalam bentuk cis.
v  Bobot Jenis
Merupakan perbandingan berat suatu volume minyak pada suhu 25 0C dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Bobot jenis ini dapat diukur menggunakan alat yang dinamakan piknometer.
v  Indeks Bias
Pengukuran indeks bias berguna untuk menguji kemurnian minyak atau lemak. Semakin panjang rantai C, semakin banyak ikatan rangkap, dan semakin tinggi suhu berbanding lurus dengan besarnya indeks bias. Pengukuran indeks bias minyak dilakukan pada suhu 25 0C dan lemak pada suhu 40 0C. Alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias ini dinamakan refraktometer.
     b. Cara Kimia
v  Bilangan Asam
Didefiniskan sebagai jumlah KOH (mg) yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas dalam 1 gram zat. Bilangan asam ini menunjukan banyaknya asam lemak bebas dalam suatu lemak atau minyak. Penentuannya dilakukan dengan cara titrasi menggunakan KOH-alkohol dengan ditambahkan indikator pp.
v  Bilangan Penyabunan
Didefiniskan sebagai jumlah KOH (mg) yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas dan asam lemak hasil hidrolisis dalam 1 gram zat. Penentuannya dilakukan dengan cara me-refluks dengan larutan KOH-alkohol selama 30 menit, didinginkan, lalu dititrasi kembali kelebihan KOH dengan larutan baku HCL.
v  Bilangan Ester
Didefiniskan sebagai jumlah KOH (mg) yang diperlukan untuk menyabunkan satu (1) gram zat. Bilangan ester = bilangan penyabunan – bilangan asam.
v  Bilangan Iod
Didefinisikan sebagai jumlah Iodium (mg) yang diserap oleh 100 g sampel. Bilangan iod ini menunjukan banyaknya asam-asam lemak tak jenuh baik dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk ester-nya disebabkan sifat asam lemak tak jenuh yang sangat mudah menyerap iodium.
v  Bilangan Peroksida
Didefiniskan sebagai jumlah meq peroksida dalam setiap 1000 g (1 kg) minyak atau lemak. Bilangan peroksida ini menunjukan tingkat kerusakan lemak atau minyak.
     c. Analisis Lemak Total
- Ekstraksi menggunakan pelarut non polar dalam suasana asam à dikeringkan à labu ditimbang. Dihitung selisih antara labu kosong dengan labu akhir pengujian.
- Kadar Lemak Total = w.awal – w.akhir x 100%
w.bahan
F. Pengolahan minyak
Minyak yang dijumpai di pasaran dapat berupa zat murni, tetapi umumnya adalah larutan/campuran. Proses pengolahan minyak murni (penyulingan / kilang minyak) biasanya mencakup pemisahan dari bahan-bahan residu diikuti dengan pendinginan (kondensasi). Proses pencampuran dengan bahan-bahan tertentu jika diperlukan dapat dilakukan setelahnya.
Dalam pembentukkan minyak, enzim denaturase akan membantu memasukkan ikatan rangkap pada posisi tertentu di rantai asam lemak. Enzim akan terus bekerja berurutan hingga menghasilkan produk akhir yaitu minyak.