ABSORPSI II
ABSORPSI CO2 DALAM AIR
MENGGUNAKAN PERALATAN ANALISA GAS
I.
TUJUAN
PERCOBAAN
Mengukur absorpsi CO2
dalam air yang mengalir sepanjang kolom menggunakan peralatan analisa gas yang
disediakan.
II.
ALAT
DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
·
Peralatan
absorpsi 1 unit
·
NaOH 1 M
·
HCl 0,1 M
·
Indikator
PP Secukupnya
·
Spatula 1 buah
·
Neraca
analitik 1
buah
·
Gelas
kimia 250 ml 3
buah
·
Labu
ukur 250 ml 1 buah
·
Pipet
ukur 25 ml 1
buah
·
Pipet
tetes 1
buah
·
Bola
karet 1
buah
·
Gas
CO2 secukupnya
III.
GAMBAR
ALAT : (TERLAMPIR)
IV.
DASAR
TEORI
Absorpsi gas atau penyerapan gas
merupakan proses perpindahan massa. Pada absorpsi gas, uap yang diserap dan
campurannya dengan gas tidak aktif atau lembab (inert gas) dengan bantuan zat
cair dimana gas yang larut atau terlarut (solute gas) dapat larut banyak atau
sedikit.
Alat yang digunakan dalam
absoprsi gas beberapa menara isian. Piranti ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk
silinder atau menara yang dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi
pada bagian bawah. Pemasukan zat cair dan distribusinya di atas, sedangkan
pengeluaran gas dan zat cair masing-masing di atas dan dibawah, serta suatu
proses massa bentuknya zat padat (tak aktif/innert) diatas penyannganya. Bentuk
ini disebut isisan menara atau packing tower. Jenis-jenis menara isian adalah :
·
Rashing
Ring
·
Lessing
Ring
·
Intalox
Saddle
·
Ben
Saddle
Persyaratan pokok yang diperlukan
menara isisan :
·
Harus
bereaksi tidak dengan fluida dalam menara
·
Tidak
terlalau berat
·
Hanya
banyak mengandung cukup banyak larutan untuk arus banyak zat cair yang
terperangkap atau meyebabkan penurunan tekanan.
·
Harus
memungkinkan terjadinya kontak yang memuaskan antara zat cair dan gas.
·
Tidak
terlalu mahal.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses absorber yaitu :
·
Perbedaan
konsentrasi
·
Luas
permukaan absorber
·
Suhu
·
Tekanan
·
Viskositas
Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam
industri kimia dimana suatu campuran gas dikontakkan dengan suatu cairan
penyerap tertentu sehingga satu atau lebih komponen gas tersebut larut dalam
cairannya. Pada awal absorbsi sendiri ada 2 proses, yaitu :
1. Absorbsi fisik
Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas
terlarut dalam larutan penyerap tidak disertai dengan reaksi kimia. Contoh
reaksi ini adalah absorbsi gas H2S dengan air, methanol, propilen karbonase.
Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik.
Dari absorbsi fisik ini ada beberapa teori untuk
menyatakan model mekanismenya yaitu :
a.
Teori model film
b.
Teori penetrasi
c.
Teori permukaan yang diperbaharui
2. Absorbsi Kimia
Absorbsi
kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam larutan penyerap disertai
dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi gas CO2
dengan larutan MEA, NaOH, K2CO3 dan sebagainya.Aplikasi
dari absorbsi kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan gas CO2
pada pabrik Amonia.
Absorber stipper
feed gas stripping
gas
(Gambar 2.2 konfigurasi
absorber-stipper)
Penggunaan absorbsi kimia dalam fase cair sering
digunakan untuk mengeluarkan zat pelarut secara lebih sempurna dalam campuran
gasnya.
Suatu keuntungan dalam absorbsi kimia adalah
meningkatkan harga koefisien perpindahan massa(kga). Sebagian dari perubahan
ini disebabkan makin besarnya luas efektif antar muka karena absorbsi kimia
dapat juga berlangsung di daerah hamper stagnan di samping perangkapan dinamik.
Untuk memperluas permukaan kontak digunakan kolom berisi packing (packed
coloum) dengan criteria pemilihan packing sebagai berikut :
·
Memiliki luas permukaan terbasahi tiap
unit volume yang besar
· Memiliki
ruang kosong yang cukup besar sehingga kehilangan tekanan kecil
· Karakteristik
pembasahan baik
· Densitas
kecil agar berat kolom keseluruhan kecil
·
Tahan korosi dan ekonomis
Beberapa jenis packing yang sering
digunakan antara lain raching ring, intolox sadle, poll ring.
Di dalam merancang suatu menara absorbsi harga
koefisien perpindahan massa merupakan besaran yang sangat penting. Penurunan
korelasi harga Kga didasarkan pada absorbsi fisik. Dengan tersedianya harga Kga
dapat ditentukan besaran-besaran lain, seperti :
a. Kecepatan perpindahan massa
Kecepatan perpindahan massa dapat
dihitung setelah konsentrasi gas yang berkeseimbangan dengan fase cairnya
diketahui. Dalam hal ini gas harus mendifusi ke aliran cairan tiap satuan
waktu.
b.
Waktu
operasi
Jika harga Kga diketahui maka kecepatan
perpindahan massanya juga dapat diketahui sehingga waktu operasi absorbsi dapat
diketahui juga.
c.
Ukuran
alat dan biaya
Untuk mengetahui dimensi alat dan
besarnya biayapembuatan alat tersebut dapat diturunkan dari persamaan berikut :
…(1)
Rumus untuk menghitung Kga dapat
didasarkan pada absorbsi fisik dengan menganggap bahwa kurva kesetimbangan
larutan pada selang waktu tertentu dimana perpindahan massa berlangsung.
A
(Gambar 2.3 elemen belakang kontak)
Dari skema tersebut dapat didapatkan persamaan :
dGy=Kga . P (y-y’)dz …(2)
Kecepatan perpindahan massa dapat ditentukan
persamaan yang diturunkan oleh Max Well dan Stefan.
…(3)
Persamaan tersebut merupakan persamaan untuk difusi
gas dalam keadaan tetap dari komponen A melalui B yang tidak bergerak dan gas
berdifusi dari tubuh gas ke permukaan batas gas cair. Dari persamaan tersebut
dapat digunakan untuk mencari korelasi Kga yaitu :
…(4)
Apabila volume cair diabaikan, maka :
Neraca massa A pada fase cair di
sepanjang elemen volume kolom AGZ, menghasikan persamaan:
…(5)
Neraca massa A pada fase gas pada elemen volume yang
sama menghasilkan persamaan :
…(6)
Pada
absorbsi CO2 dengan larutan NaOH terjadi reaksi :
Alat-alat absorbsi
·
Packing Tower
Salah satu contoh packing tower adalah Packed Bed Absorber. Packed Bed Absorber berupa tube atau pipa yang diisi dengan beberapa
packing. Cairan masuk dari bagian atas, sedangkan gas masuk dari bagian bawah.
(Gambar 2.4 Packed Bed Absorber)
Di dalam packed bed absorber terdapat Packing yang memberikan kontak yang bagus antar kedua fasa sehingga luas permukaan menjadi maksimum.
Ada 3 jenis
packing :
1. Raschig ring:
potongan pipa
L » D » 0,5-1 in
2. Berl saddle
3. Pall ring
Macam-macam packing
Kolom
Absorpsi
Adalah suatu
kolom atau tabung tempat terjadinya prosespengabsorbsi penyerapan/penggumpalan)
dari zat yang dilewatkan di kolom/tabung tersebut.Proses ini dilakukan dengan
melewatkan zat yang terkontaminasi oleh komponen lain dan zattersebut
dilewatkan ke kolom ini dimana terdapat fase cair dari komponen tersebut.
Diantara jenis-jenis absorben ini antara lain, arang aktif, bentonit, dan
zeolit.
1.
Arang
aktif
Arang merupakan suatu padatan
berpori yang mengandung 85-95%karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang
mengandung karbon dengan pemanasanpada suhu tinggi. Ketika pemanasan
berlangsung, diusahakan agar tidak terjadikebocoranudara didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon
tersebuthanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang selain digunakan
sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben (penyerap).
Daya serap ditentukan oleh luaspermukaan partikel dan kemampuan ini dapat
menjadi lebih tinggi jika terhadap arangtersebut dilakukan aktifasi dengan
aktif faktor bahan-bahan kimia ataupun denganpemanasan pada temperatur tinggi.
Dengan demikian, arang akan mengalami perubahansifat-sifat fisika dan kimia.
Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa.
Kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar
atauvolume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap arang aktif sangat besar,
yaitu 25-1000% terhadap berat arang aktif. Arang aktif dibagi atas 2 tipe,
yaitu arang aktif sebagai pemucat dan sebagai penyerap uap. Arang aktif sebgai
pemucat, biasanya berbentuk powder
yang sangat halus, diameter pori mencapai 1000 A0, digunakan
dalam fasecair,berfungsi untuk memindahkan
zat-zat penganggu yang menyebabkan warna dan bauyang tidak diharapkan,
membebaskan pelarut dari zat-zat penganggu dan kegunaan lainyaitu pada industri
kimia dan industri baru. Diperoleh dari serbukserbuk gergaji, ampaspembuatan kertas atau dari bahan baku yang
mempunyai densitas kecil dan mempunyaistruktur yang lemah.
Arang
aktif sebagai penyerap uap, biasanya berbentuk granular atau pelletyang sangat
keras diameter pori berkisar antara 10-200 A0, tipe pori lebihhalus,
digunakan dalam rase gas, berfungsi untuk memperoleh kembali
pelarut,katalis,pemisahan dan pemurnian gas. Diperoleh dari tempurung kelapa,
tulang, batu bataatau bahan baku yang
mempunyaibahan baku yang mempunyai struktur keras.
2. Zeolit
Mineral
zeolit bukan merupakan mineral
tunggal, melainkan sekelompok mineralyang terdiri dari beberapa jenis unsur.
Secara umum mineral zeolit adalah senyawa alumino silikat hidrat dengan logam
alkali tanah. serta mempunyai rumus kimia sebagai berikut :
M2x/nSi1-xAlxO2.yH2O
Dengan M = e.g Na, K, Li, Ag, NH, H, Ca, Ba
Ikatan ion
Al-Si-O adalah pembentuk struktur kristal, sedangkan logam alkaliadalah kation
yang mudah tertukar. Jumlah molekul air menunjukkan jumlah pori-poriatau volume
ruang hampa yang akan terbentuk bila unit sel kristal zeolit
tersebutdipanaskan. Penggunaan zeolit cukup banyak, misalnya untuk industri kertas,
karet,plastik, agregat ringan, semen puzolan, pupuk, pencegah polusi, pembuatan
gas asam,tapal gigi, mineral penunjuk eksplorasi, pembuatan batubara, pemurnian
gas alam,industri oksigen, industri petrokimia.
Dalam keadaan normal maka ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh
molekulair bebas yang membentuk bulatan di sekitas kation. Bila kristal
tersebut dipanaskanselama beberapa jam, biasanya pada temperatur 250-900oC,
maka kristal zeolit yangbersnagkutan berfungsi menyerap gas atau cairan. Daya
serap (absorbansi) zeolittergantung dari jumlah ruang hampa dan luas permukaan.
Biasanya mineral zeolitmempunyai luas permukaan beberapa ratus meter persegi
untuk setiap gram berat.Beberapa jenis mineral zeolit mampu menyerap gas
sebanyak 30% dari beratnya dalam keadaan kering. Pengeringan zeolit biasanya
dilakukan dalam ruang hampa denganmenggunakan
gas atau udara kering nitrogen atau methana dengan maksud mengurangitekanan
uap ari terhadap zeolit itu sendiri.
3.
Bentonit
Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit
dalamdunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Penamaan jenis
lempungtergantung dari penemu atau peneliti, misal ahli geologi, mineralogi,
mineral industri danlain-lain. Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan
berdasarkan kandungan alu-muniumsilikat hydrous, yaitu activated clay dan
fuller's Earth. Activated clay adalah lempungyang kurang memiliki daya pemucat,
tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melaluipengolahan tertentu. Sementara
itu, fuller's earth digunakan di dalam fulling ataupembersih bahan wool dari
lemak. Sifat bentonit sebagai adsorben adalah :
·
mempunyai surface area yang besar (fisika)
·
bersifat asam yang padat (kimia)
·
bersifat penukar-ion (kimia)
·
bersifat katalis (kimia)
Aplikasi
Absorbsi
Absorbsi
dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna dari suatuzat dengan cara merubah fasenya.
1.
Proses Pembuatan Formalin
Formalin yang berfase cair
berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkanmelalui proses
absorbsi.Teknologi proses pembuatan formalin Formaldehid sebagai gasinput
dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor yang berupa gas yang mempunyaisuhu 1820C didinginkan pada
kondensor hingga suhu 550C,dimasukkan ke dalamabsorber.Keluaran dari
absorber pada tingkat I mengandung larutan formalin dengan
kadarformaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian terbesar dari metanol,
air,dan formaldehiddikondensasi di bawah air pendingin bagian dari menara, dan
hampir semua removal darisisa metanol dan formaldehid dari gas terjadi dibagian
atas absorber dengan countercurrent contact dengan air proses
2. Proses Pembuatan Asam Nitrat
Pembuatan asam nitrat
(absorpsi NO dan NO2). Proses pembuatan asam nitrat Tahap akhirdari
proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorpsi. Pada setiap
tingkatkolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO2 dan reaksi
absorpsi NO2 oleh air menjadiasam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai
empat fluks masuk dan dua fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan
absorber, udara pemutih, gas proses, dan asam lemah. Duafluks keluar yaitu asam
nitrat produk dan gas buang. Kolom absorpsi dirancang untuk menghasilkan
asam nitrat dengan konsentrasi 60 % berat dan kandungan NOx gas buangtidak
lebih dari 200 ppm.
Aplikasi absorbsi
lainnya seperti proses pembuatan urea,produksi ethanol, minumanberkarbonasi,
fire extinguisher,dry ice,supercritical carbon dioxide dan masih banyak lagi
aplikasi absorbsi dalam industri.
Selain itu absorbsi ini
juga digunakan untuk memurnikan gas yang dihasilkan dari fermentasi kotoran
sapi. Gas CO2 langsung bereaksi
dengan larutan NaOH sedangkan CH4
tidak. Dengan berkurangmya konsentrasi CO2sebagai akibat reaksi dengan NaOH, makaperbandingan
konsentrasi CH4 dengan CO2
menjadi lebih besar untuk konsentrasi CH4. Absorbsi CO2
dari campuran biogas ke dalam larutan NaOH dapat dilukiskan sebagaiberikut:
CO2(g)+ NaOH(aq)→ NaHCO3(aq)
NaOH(aq)+ NaHCO3→Na2CO3(s)+
HO(l)+
CO2(g)+ 2NaOH(aq)→Na2CO3(s)+ H2O(l)
Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat diabaikan
karena bikarbonat bereaksi dengan OH-membentuk
CO32-
V.
PROSEDUR KERJA
1.
Mengisi kedua bola kaca pada alat
absorpsi dengan NaOH 1 M atur ketingian bola tersebut hingga tanda nol, gunakan
katup Cv untuk mengurangi ketinggian.
2.
Mengisi tangki penampung dengan air
hingga ¾ penuh.
3.
Tutup katup control gas C2 dan C3 dengan
menghidupkan pompa ataur flow air sepanjang kolom harga 1 L/min pada flowmeter
f dengan mengatup control C1.
4.
Menghidupkan kompresor dan atur katup
control C2 untuk mendapatkan flow udara 30 L/min pada F2.
5.
Membuka katup regulator tekanan pada
tabung CO2 secara hati-hati dan mengatur katup C3 sehingga angka
pada flowmeter F3 sebesar 0,5 kali dan laju udara F2. Memastikan seal liquid
pada bagian dasar kolom terjaga baik, kalau perlu mengatur dengan katup C4.
6.
Setelah 15 menit, mengambil sanpel gas
berturut – turut dan katup S1 dan S2. Menganalisa kedua sampel seperti pada
gambar.
7.
Dengan pengulangan hisap dan dorong
menggunakan piston, bilas silinder tempat sample. Perhatikan volume dari pada
tabung kea lat dan kemudian baru temukan beberapa banyak hisap dan dorong yang
diperlukan.
8.
Mengisolasi gelembung absorpsi dan
menutup vent yang ke atmosfer. Kemudian isi silinder dengan menarik piston
perlahan – lahan. Catat volume pada silinder 1, Jikakonsentrasi dan CO2 yang
digunakan pada sampel gas liquid kemungkinan masuk ke silinder sehingga
mengangu percobaan dan memerlukan beberapa waktu untuk memperbaikinya. Pada
keadaan seperti itu, jangan menaraik piston keluar dan ujung tarikan berhenti
pada tanda tertentu seperti V1 = 20 pada skala besar kemudian baca sekala kecilnya.
9.
Mengisolasi silinder dan kolom dan
gelembung absorpsi dan buka vent ke tekanan atmosfir. Tutup setelah 10 detik
(step D)
10. Menghubungkan
silinder ke gelembung absorpsi. Level liquid harus tetap apabila berubah buka
atmosfir lagi.
11. Menunggu
hingga level pada tabung indicator berada pada posisi nol, menurunkan tekanan
pada posisi silinder tekanan atmosfir.
12. Menutup
perlahan – lahan piston untuk mengosongkan silinder ke gelembung absorpsi
perlahan – lahan tarik piston kembali. Perhatikan level pada katup indicator.
Ulangi langkah E dan F hingga tak terdapat perbedaan level. Baca tabung
indicator Bermuda V2 yang menyatakan volume sampel.
VI.
DATA
PENGAMATAN
Tabel1. Hasil Percobaan
Kondisi Inlet
|
Outlet
|
Jumlah CO2 yang diserap
|
|||
Laju alir gas , L/s
|
Sampel gas
|
Sampel gas
|
|||
F2 gas
|
F3 gas
|
Total = F2 + F3
|
|
|
Fα
L/s
|
30
|
15
|
45
|
0,67
|
0,2
|
|
30
|
15
|
45
|
2
|
0,597
|
|
30
|
15
|
45
|
3,33
|
0,988
|
|
Tabel2.
Pengamatan
Laju
Alir (L/s)
|
Volume (ml)
|
||||
F2 gas
|
F3 CO2
|
Total
|
V2
|
V1 Inlet
|
V1 Outlet
|
30
|
15
|
45
|
10
|
15
|
50
|
30
|
15
|
45
|
30
|
15
|
50,2
|
30
|
15
|
45
|
50
|
15
|
50,6
|
VII.
PERHITUNGAN
·
Menentukan
nilai
Saat
Y1 = 0,67 dan Y0 = 0,2
CO2
yang diserap = CO2 masuk – CO2 keluar
Tabulasi
perhitungan CO2 yang diserap
Y1
|
Y0
|
CO2 yang diserap
|
0,67
|
0,2
|
26,4375
|
2
|
0,597
|
157,0522
|
3,3
|
0,988
|
8782,5
|
·
dapat dikonversi ke grmol/s sebagai berikut
Saat
Y1 = 0,67 dan Y0 = 0,2
N
= 0,1059
Tabulasi
perhitungan N (grmol/s)
Fα (L/s)
|
N (grmol/s)
|
26,437
|
0,1059
|
157,0522
|
0,6291
|
8782,5
|
35,178
|
VIII.
ANALISA
PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan
“Absorbsi II” dapat dianalisa bahwa dalam percobaan kali ini digunakan NaOH
sebagai media penyerap dan gas CO2 sebagai media yang diserap. Pada
percobaan kali ini hanya menggunakan satu variabel sebagai acuan. Pada percobaan ini menggunakan menara isian
(packing tower) yang berbentuk silinder, yang diisi dengan packing (rashing
ring). Packing berfungsi untuk memperbesar luas permukaan kontak fasa gas dan
cair. Pendistribusian gas dilakukan dari bawah karena densitas gas lebih rendah
dibandingkan zat cair.
Hasil dari praktikum akan
dititrasi dengan menggunakan HCl 0,1 N dengan indikator fenolftalen. Setelah
dilakukan titrasi volume titran yang digunakan adalah 50ml untuk 15 menit
pertama (sampel 1) , 50,2ml untuk 15 menit ke 2 (sampel 2) dan 50,6 ml untuk 5
menit ke 3 (sampel 3). Perubahan warna yang terjadi adalah dari ungu menjadi tak berwarna (bening). Jika warna
bening telah muncul itu menendakan titrasi telah sampai pada titik akhir.
IX.
KESIMPULAN
Dari praktikum absorpsi-2
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi NaOH,
maka %CO2 yang terserap akan semakin besar pula. Dan waktu tidak
berpengaruh terhadap %CO2 yang terserap.