BAB
1
MENULIS
1.1.
Latar
Belakang
Menulis adalah suatu kegiatan
penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya (Suparno dan
Yunus, 2005:1.4). Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
perlu dikuasai dengan baik oleh setiap orang, terutama bagi sivitas akademik.
Para sivitas akademik adalah kaum intelektual yang harus mampu mengembangkan
ilmu penngetahuan, teknologi dan seni (ipteks) demi kemajuan bangsa. Segala
bentuk pengembangan ipteks yang dihasilkan tidak akan ada artinya apabila tidak
didokumentasikan dalam bentuk tulisan. Sehebat apapun mahakarya yang dihasilkan
seseorang, bila tidak didokumtasikan dalam bentuk tulisan, hanya akan menjadi
cerita lisan sesaat yang akan segera dilupakan pada masa-masa berikutnya. Oleh
sebab itulah, kemampuan menulis menjadi hal yang sangat penting.
Pada kenyataanya banyak orang yang tidak
mampu atau bahkan sama sekali tidak menyukai kegitan menulis. Kenyataan buruk
itu dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu penyebabnya adalah
ketidaktahuan tentang seluk-beluk menulis, khususnya menulis karya ilmiah.
Agar dapat menulis suatu karya ilmiah,
perlu diketahui hal-hal mengenai karya ilmiah dan mengenai tahap-tahap
penulisan karya ilmiah itu sendiri. Hal-hal yang terkait dengan karya ilmiah
secara umum telah dibahas pada bagian terdahulu. Oleh sebab itu, pada bagian
ini pembahasan yang terkait dengan karya ilmiah hanya akan dikhususkan pada
karya ilmiah jenis kajian pustaka yang terbentuk yang berbentuk makalah
sedangkan hal-hal yang terkait dengan tahap-tahap penulisan karya ilmiah akan dibahas
secara rinci .
1.2.Rumusan Masalah
Dalam perkuliahan saat ini banyak sekali
dijumpai Mata Kuliah yang mengharuskan untuk membuat makalah. Diharapkan
melalui pembuatan makalah ini pembaca bias memahami tahap-tahap menulis makalah
yang baik dan benar. Permasalahannya diantaranya sebagai berikut :
a. Apa
pengertian menulis dan makalah?
b. Apa
saja tahap-tahap dalam menulis?
c. Bagaimana
pembuatan makalah yang baik dan benar itu?
d. Apa yang dimaksud dengan
rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan
dan resensi?
e.
Bagaimana tata cara
merangkum dan meringkas dengan baik, serta membuat
resensi?
1.3.Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
-
Untuk dapat mengetahui
tahap-tahap penulisan
-
Untuk dapat memahami
pembuatan makalah dengan baik dan benar
-
Untuk dapat
memahami pengertian dan cara dari rangkuman/ringkasan dan resensi
1.4.Manfaat
Adapun
manfaat dari pembuatan makalah ini adalah
-
Menulis dapat membuat kita lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita
-
Dalam makalah ini kita
dapat lebih memahami kaidah sistematis pembuatan makalah sehingga berguna untuk
pembelajaran dewasa ini.
-
Dapat memahami
pengertian dan cara merangkum dan meresensi yang baik
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Menulis
Menulis
merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari
siswa. Keterampilan ini tidak selalu mudah dilakukan. Diperlukan proses belajar
dan latihan untuk mengasah bakat dan keterampilan menulis yang sudah ada.
Dengan berdasar pada betapa pentingnya keterampilan menulis ini, para ahli
banyak yang mencoba mendefinisikan keterampilan atau kegiatan menulis ini
sesuai dengan pandapatnya masing-masing.
Menurut Djuharie (2005: 120),
menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat dibina dan dilatihkan. Hal ini
senada dengan apa yang diungkapkan Ebo (2005:1), bahwa setiap orang bisa
menulis. Artinya, kegiatan menulis itu dapat dilakukan oleh setiap orang dengan
cara dibina dan dilatihkan. Mengenai
pengertian menulis, Pranoto (2004: 9) berpendapat, bahwa menulis berarti menuangkan
buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang
lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau
ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain,
melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung.
2.2.
Makalah
Makalah
adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah dalam bidang tertentu
yang pembahasannya berdasarkan data empiris dan objektif di lapangan, yang
penyajiannya mengikuti proses berpikir deduktif atau induktif (Munslich Mansnur,
2009 : 4)
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
Tahap-tahap
Menulis
Ada beberapa
tahap yang harus dilakukan dalam menulis pada umunya, dan menulis karya ilmiah
pada khususnya. Tahap-tahap itu adalah sebagai berikut :
-
Tahap Persiapan
-
Tahap Pengumpulan Bahan
-
Tahap Pengolahan Bahan
-
Tahap Penyutingan
-
Tahap Penyajian
3.1.1. Tahap
Persiapan
Apapun
bentuk kegiatan yang dilakukan, perlu adanya persiapan yang baik, begitu pula
pada kegiatan menulis, khususnya menulis karya ilmiah. . Dalam tahap ini
kegiatan yang dilakukan, antara lain adalah a) menentukan pokok bahasan, b)
menentukan judul, dan c) membuat kerangka tulisan.
a) Menetukan
Pokok Bahasan
Pokok bahasan yang dimaksud dalam hal ini adalah
tema. Tema perlu ditentukan terlebih dahulu agar pembahasan yang dilakukan
dapat mengarah pada masalah utama. Sehubungan dengan penetuan tema itu, penulis
hendaknya mempertimbangkan faktor a) ketersedian waktu, b) kesanggupan untuk
mengumpulkan bahan dan untuk membahasnya, c) ketertarikan pembaca dan penulis
terhadap tema, d) kemutakhiran tema, dan e) kebermanfaatan pembahasan terhadap
tema yang dipilih.
b) Menentukan
Judul
Jika tema sudah diperoleh tahap
berikutnya adalah menetukan judul. Dalam penentuan judul ini ada beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan, antara lain, a) judul hendaknya orisinil, b) judul
haruslah sesuai dengan tema, c) judul dapat mencerminkan isi karya ilmiah, d)
judul sedapat mungkin singkat dan menarik.
c) Merumuskan
Kerangka Tulisan
Kerangka
tulisan merupakan rumusan tentang butir-butir utama yang akan ditulis dalam karya
ilmiah. Butir-butir utama itu hendaknya disusun secara sistematis agar dapat
memberi manfaat bagi penyusun laporan selanjutnya. Manfaat kerangka tulisan itu
adalah a) dapat dipergunakan sebagai pedoman kerja, b) dapat membuat laporan
menjadi sistematis, dan c) dapat digunakan sebagai alat penyimpan gagasan.
3.1.2 Tahap
Pengumpulan Bahan
Pada tahap ini semua bahan yang
diperlukan dikumpulkan untuk diolah dan disusun lebih lanjut. Bahan-bahan itu
dapat diperoleh dari studi pustaka, pengamatan, kuesioner, dan wawancara. Studi
pustaka merupakan suatu studi yang dilakukan terhadap sumber-sumber tertulis.
Pengamatan merupakan suatu kegiatan mengamati objek yang dapat dilakukan secara
langsung dilapangan atau dilakukan secara tidak langsung melalui media-media
tertentu. Kuesioner merupakan suatu alat berupa daftar pertanyaan yang harus
dijawab secara tertulis oleh responden untuk menjaring data. Sementara itu,
wawancara merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dengan melakukan tanya
jawab langsung kepada orang yang memiliki autoritas.
3.1.3 Tahap Pengolahan Bahan
Setelah bahan-bahan yang terkumpul
memadai, pada tahap ini bahan-bahan itu diolah dengan cara mengklasifikasinnya
ke dalam kelompok-kelompok tertentu, kemudian dianalisis untuk disusun lebih
lanjut.
3.1.4 Tahap Penyutingan/Revisi
Pada tahap ini konsep karya ilmiah yang
telah disusun diperiksa kembali untuk
melihat kekurangan-kekurangannya. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ada,
akan dilakukan perbaikan, baik berupa penambahan, pengurangan atau pengubahan.
3.1.5. Tahap Penyajian
Pada tahap ini tulisan
yang sudah disunting selanjutnya ditulis secra baik dan tepat. Penyajian karya
ilmiah dalam bentuk tulisan ini dapat pula dilanjutkan dengan penyajian secara
lisan pada suatu kesempatan.
3.2 Makalah
Sebagaimana telah dikemukakan pada
bagian sebelum ini, karya ilmiah dapat dibedakan berdasarkan berbagai sudut
pandang. Bila dipandang dari bentuknya, salah satu bentuk karya ilmiah adalah
makalah.
Makalah adalah karya tulis yang memuat
pemikiran tentang suatu masalah atau topic tertentu yang ditulis secara
sistematis dengan disertai analisis yang logis dan objektif suatu masalah (UM,
2000:5). Salah satu tujuan pokok penulisan makalah adalah untuk menyakinkan
pembaca bahwa topic yang ditulis memang perlu diketahui dan diperhatikan.
Secara garis besarnya, sistematis
makalah adalah sebagai berikut (UM,2000).
Bagian
Awal
Halaman
Judul
Daftar
Isi
Daftar
Tabel (jika ada)
Daftar
Gambar (jikaada)
Daftar
Lampiran (jika ada)
Bagian Inti
1. Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah dan Ruang LIngkup Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.5 Metode
(bila perlu)
2. Tinjauan
Pustaka/Landasan Teori
2.1 ….
2.2 …..dst
3. Pembahasan
3.1 ….
3.2 ….dst
4. Penutup
4.1 Simpulan
4.2 Saran
Bagian
Akhir
Daftar Pustaka/Referensi
Lampiran (jika ada)
3.2.1. Pendahuluan
Bagian
pendahuluan pada sebuah makalah terdiri dari bagian latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, dan manfaat.
3.2.1.1.Latar
Belakang
Butir-butir
yang seharusnya ada dalam latar belkang masalah adalah hal-hal yang melandasi
perlunya makalah mengenai topic tertentu. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa
paparan teorits atau paparan praktis, tetapi bukan alas an pribadi. Bagian ini
harus dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topic yang dibahas dalam
makalah dan menunjukkan bahwa masalah atau topic itu sangat penting untuk
dibahas.
Penulisan
latar belakang dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai
berikut.
a. Paparan
dimulai dari sesuatu yang diketahui bersama (pengetahuan umum) atau teori yang
relevan dengan masalah atau topic yang akan ditulis. Selanjutnya, paparan
diikuti dengan hal yang menunjukkan bahwa tidak selamanya hal tersebut dapat
terjadi. Atau dengan kata lain pada bagian latar belakang ini dipaparkan adanya
kesenjangan antara kondisi ideal dan kondisi nyata.
b. Paparan
dimulai dengan sesuatu yang teoritis yang diperkirakan dapat mengantarkan
pembaca pada maslaah atau topic yang akan dibahas dalam makalah.
c. Paparan
dimulai dengan sebuah kutipan orang terkenal, ungkapan atau slogan.
Selanjutnya, hal itu dihubungkan atau ditunjukkan relevansinya dengan masalah
atau topic yang akan dibaha dalam makalah (UM,2000:52).
Secara sederhana, esensi latar belakang
dapat diskemakan seperti gambar di bawah ini.
Gambar
4. Skema Esensi Latar Belakang Makalah
Contoh
Kerangka latar Belakang
Contoh 1
Judul: pengaruh tayangan Televisi
terhadap Remaja
Kerangka Frase
Kondisi Ideal
|
Kondisi Nyata
|
+informasi
|
-sosialisai hal-hal
tabu
|
+hiburan
|
-ponografi dan
pornoaksi
|
+pendidikan
|
-kekerasan
|
+kesehatan
|
-pergeseran budaya
|
+dll.
|
-dll.
|
Kerangka
Kalimat
Kondisi
Ideal
a. Televise
merupakan media massa yang dapat menjangkau hamper keseluruh lapisan masyarakat
b. Televise
merupakan salah satu media penyampai informasi pendiidikan, hiburan, agama,
kesehatan, politik, hukum, dll.
c. Televise
dapat menjadi salah satu media untuk mencerdaskan inelektual, emosional, dan
spiritual masyarakat
Kenyataan
a. Beberapa
tayangan televise telah memberikan dampak positif bagi masyarakat, tetapi
selain itu televise banyak pula memberikan dampak negative bagi masyarakat,
khususnya bagi para remaja.
b. Beberapa
tayangan televise (berita, film/sinetron, iklan panggung hiburan) menayangkan
hal-hal yang bertentangan dengan norma keagamaan dan norma kemasyarakatan.
c. Beberapa
tayangan televise secara tidak langsung mengubah pola piker masyarakat kea rah
yang negatif.
3.2.1.2 Rumusan masalah atau Topik
Bahasan
Setelah
bagian latar belakang dipaparkan, selanjutnya diutarakan masalah atau topik
bahasan beserta batasannya. Masalah atau
topic bahasan yang dimaksud adalah apa yang dibahas dalam makalah. Masalah atau topic bahasan tidak terbatas
pada persoalan yang memerlukan pemecahan, melainkan juga mencakup persoalan
yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, dan persoalan yang memerlukan
penegasan lebih lanjut (UM, 2000:52).
Contohnya, masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah
bagaimanakah pengruh tayangan televise terhadap remaja?
3.2.1.3 Tujuan
Perumusan
tujuan penulisan makalah bukan untuk memenuhi tugas yang diberikan seseorang,
melainkan lebih mengarah kepada apa yang ingin dicapai dengan penulisan makalah
itu. Perumusan tujuan penulisan makalah
memiliki fungsi ganda, yaitu bagi penulis
dan bagi pembaca makalh. Bagi
penulis makalh, rumusan tujuan penulisan makalah dapat mengarahkan kegiatan
yang harus dilakukan selanjutnya dalam menulis makalah khusunya dalam
pengumpulan bahan penulisan. Bagi
pembaca makalh, perumusan tujuan.
Penulisan makalah memberikan informs
tentang apa yang akan disampaikan dalam makalh itu. Oleh karena itu, rumusan tujuan yang disusun
haruslah dapat memberikan gambaran tentang cara menguraikan atau membahas topic
yang telah dietentukan (UM, 2000:53).
Contoh: makalah ini ditulis dengan
tujuan untuk membahas pengaruh tayangan televise terhadap remaja.
3.2.1.4 Manfaat
Setelah merumuskan tujuan, dalam penulisan makalah perlu dirumuskan pula
manfaat penulisan makalah. Perumusan
tujuan terkadang dianggap sama dengan manfaat, padahal kedua hal ini sangatalah
berbeda. Jika pada rumusan tujuan dikemukakan
hal yang mengarah pada kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan pada penulisan makalah,
pada rumusan manfaat tidaklah demikian. Terutama bagi pengembangan ilmu
pengetahuan atau bagi pengembangan pelaksanaan pembangunan dalam arti
luas. Dengan kata lain, uraian dalam
bagian ini berisi alas an kelayakan atas masalah yang dibahas.
3.2.2 Landasan Teori/Tinjauan
Pustaka
Kajian putaka memuat dua hal pokok,
yaitu 1) deskripsi teoristis tentang objek yang dibahas dan 2) kesimpulan
tentan kajian yang antara lain berupa argumentasi yang diajukan. Untuk dapat memberikan deskripsi teoristis
terhdap variable yang dibahas, diperlukan adanya kajian teori yang
mendalam. Selanjutnya, argumentasi yang
diajukan menuntut penulis untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai
landasn penkajain dengan hasil kajian mengenai kajian mengenai temuan-temuan
yang relavan.
Bahan-bahan kajian pustaka dapat
diangkat dari berbagai sumber. Pemilihan
sumber. Pemilihan sumber/ bahan pustaka
yang dikaji didasarkan pada dua criteria, yaitu 1) prinsip kemutakhiran dan 2)
prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran
penting karena ilmu berkembang dengan cepat.
Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan
pada periode berikutnya. Dengan prinsip
kemutakhiran, penulis dapat berrgumentasi berdasarkan teori-teori yang pada
waktu itu dipandang representative. Hal serupa berlaku juga terhadap telah
laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukan untuk menghasilkan
kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah(UM,2000)
Dalam penulisan tinjauan pustaka,penulis
makalah meminjam teori-teori atau pendapat-pendapat atau pernyataan-pernyataan
orang lain dari berbagai referensi. Untuk keperluan itu,penulis makalh tidak
terlepas dari kegiatan mengutip.
3.2.3. Pembahasan /Teks Utama
Bagian pembahasan makalh
berisi pembahasan topic-topik malakah. Isi pembahasan sangat
bervariasi,tergantung topic yang dibahas dalam makalah. Jika dalam makalh
dibahas tiga subtopic,misalnya ada kajian yang dimuat dalam pembahasan.
Penulisan bagian
pembahasan dapat dikatakan sebagai inti kegiatan penulisan makalah. Kemampuan
menulis seorang dalam menulis bagian pembahasan merupakan cerminan tinggi
rendahnya kualitas makalah yang disusun. Penulisan pembahasan yang baik adalah
yang dpat membahas topic secara mendalam dan tuntas dengan menggunakan gaya
penulisan yang ringkas,lancer,dan langsung pada pokok persoalan,serta
menggunakan bahasa yang baik dan benar.
3.2.4 Penutup
Bagaian penutup berisi
kesimpulan atau rangkuman pembahsan dan saran-saran. Bagian penutup menandakan
berakhirnya penulisan makalah. Penulisan bagian penutup makalh dapat dilakukan
dengan menarik kesimpulanm dari apa yang telah dibahs dalam makalah. Selain
itu, pada bagian penutup dapat juga disertakan saran atau rekomendasikan
sehubungan dengan masalah yang dibahas. Saran harus relavan dengan apa yang
telah dibahas. Saran juga harus dibuat eksplisit(kepada siapa itu ditujukan dan
tindakan apa yang harus dilakukan.
3.2.5 Daftar Puataka
Pada bagian akhir laporan,artikel,atau
karya tulis ilmiah lainnya,perlu dicantumkan daftar pustaka/daftar
referensi/bibliografi. Daftar pustaka memuat semua referensi yang digunakan
dalam penulisan sebuah karya ilmiah. Referensi ini dapat berupa buku,jurnal
ilmiah,majalah,surat kabar,atau jurnal dari internet.
Daftar pustaka disusun berdasarkan cara
tertentu. Cara yang paling umum diapaki untuk tulisan yang dipublikasikan dalam
bahasa Indonesia adalah cara yang baiasa dipakai oleh Pusat Bahasa. Dalam satu
pustaka hal yang dimuat pada umunya adalah sebagai berikut
·
Nama penulis : kata
terakhir diletakkan didepan(dibalik)dan diikuti tanda koma; gelar tidak
ditulis.diikuti tanda titik. Untuk referensi yang ditulis oleh dua orang atau
lebih,nama penulis yang dibalik cukup nama penulis pertama saja,nama penulis
kedua dan ketiga tidak dibalik.
·
Tahun terbit ditulis
lengkap dan diikuti tanda titik
·
Judul referensi :
ditulis dengan huruf capital pada awal katanya,digarisbawahi atau dicetak
miring,diikuti tanda titik.
·
Tempat terbit : ditulis
dengan huruf capital pada awal katanya,diikuti tanda titik dua
·
Penerbit : ditulis
dengan huruf capital pada awal katanmya dan diikuti tanda titik.
3.3
Rangkuman dan
Ringkasan
3.3.1 Pengertian Ringkasan dan
Rangkuman (ikhtisar)
Ringkasan
memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan (Precis yang berarti memotong
atau memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan
yang panjang dalam bentuk singkat.[1]
Sedangkan menurut Asmi (2004), Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu
karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara
proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.
Ringkasan
berasal dari bentuk dasar “ringkas” yang berarti singkat, pendek dari bentuk
yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk karangan panjang
yang dihadirkan dalam jumlah singkat. Suatu ringkasan disajikan dalam bentuk
yang lebih pendek dari tulisan aslinya dengan berpedoman pada keutuhan topik
dan gagasan yang ada di dalam tulisan aslinya yang panjang itu.[2]
Rangkuman
(ikhtisar) merupakan hasil kegiatan merangkum. Rangkuman (ikhtisar) dapat
diartikan sebagai suatu hasil merangkum
suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat
dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan
rangkuman (ikhtisar) -nya (Djuharni, 2001). Rangkuman (ikhtisar) dapat pula
diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau
tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja.
Seorang
yang membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan menulis dengan menggunakan kata
yang dibuatnya sendiri. Jadi, ia tidak boleh memulai ringkasannya dengan
kalimat seperti: “Dalam alinea/Dalam karangan ini pengarang berkata . . .” dsb.
Ia harus langsung saja memulainya dengan meringkas kalimat-kalimat, alinea-alinea,
bagian-bagian dan seterusnya.
3.3.2.
Tujuan Membuat Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)
Ringkasan
dan rangkuman (ikhtisar) dibuat untuk memendekkan sebuah karangan yang panjang.
Seseorang yang akan membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) harus
memilah-milah mana gagasan utama dan gagasan tambahan. Karena tujuan ringkasan
dan rangkuman (ikhtisar) adalah memahami dan mengetahui isi dari sebuah buku,
sehingga diperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar dapat
membaca karangan dengan cepat. Jadi salah satu tujuan dari membuat ringkasan
dan rangkuman (ikhtisar) yaitu untuk membantu seseorang agar bisa membaca
sebuah buku dalam waktu singkat dan menghemat waktu.
Seorang
penulis ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) tidak akan membuat ringkasan dan
rangkuman (ikhtisar) yang baik bila ia kurang teliti dalam membaca dan tidak
dapat membeda-bedakan gagasan utama dan gagasan tambahan. Kemampuan dalam
membedakan tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya untuk mengasah
kemampuan dalam gaya bahasa, dan menghindari pemakaian uraian panjang lebar
yang mungkin masuk di dalam karangan tersebut.
3.3.3. Cara Membuat Ringkasan
dan rangkuman (ikhtisar)
Bagi mereka yang sudah terbiasa
dalam membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar), biasanya tahu cara membuat
ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang
baik. Tetapi disamping itu perlu untuk memberikan beberapa patokan sebagai
pegangan, khususnya bagi mereka yang belum pernah melakukan itu atau baru untuk
memulainya. Setelah terbiasa, mungkin beberapa patokan itu juga tidak akan
diperlukan lagi.
Hal
yang harus diperhatikan di dalam membuat rangkuman (ikhtisar) adalah penggunaan
bahasa yang digunakan di dalam rangkuman (ikhtisar). Bahasa rangkuman
(ikhtisar) harus berbeda dengan bahasa asli penulis buku yang dirangkum. Akan
tetapi, bahasa rangkuman (ikhtisar) yang dibuat bertolak dari ide pokok
pengarang yang tertuang dalam setiap paragraf atau bacaan. Dengan demikian,
jika akan merangkum uraian pengarang dari suatu paragraf, penulis terlebih
dahulu perlu menemukan ide pokok yang terdapat di dalam paragraf tersebut,
kemudian diungkap ulang dengan menggunakan bahasa yang berbeda dan singkat.
Agar hasil rangkuman (ikhtisar) itu tidak menyimpang dari uraian aslinya,
ide-ide pokok setiap paragraf jangan diabaikan.[3]
Beberapa pegangan yang digunakan
untuk membuat ringkasan dan rangkuman
(ikhtisar) yang baik dan benar antara lain :[4]
1. Membaca Naskah Asli
Langkah awal yang harus
dilakukan adalah seorang penulis ringkasan
dan rangkuman (ikhtisar) harus membaca naskah asli satu atau dua kali,
bahkan dapat diulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara
menyeluruh mengenai isi dari naskah tersebut. Penulis juga perlu mengetahui
maksud pengarang dan sudut pandang pengarang.
Agar dapat membantu penulis
mencapai itu semua, maka judul dan daftar isi dapat menjadi acuan dalam
karangan itu. Perincian daftar isi memiliki hubungan erat dengan judul sebuah
karangan. Dan juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang pokok-pokok yang
terkandung dalam daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya memahami dengan
baik daftar isi dari sebuah karangan sehingga lebih mudah untuk mendapatkan
kesan umum, maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang yang terdapat
dalam karangan.
2. Mencatat Gagasan Utama
Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli
serta sudut pandang pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam dan
mempertegas semua hal itu. Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memahami
kembali karangan bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan
penting yang tersirat dalam bagian atau alinea itu.
Tujuan dari pencatatan itu ada dua, yang pertama untuk
tujuan pengamatan agar memudahkan
penulis pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan
itu menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya. Yang terpenting tujuan dari
pencatatan ini adalah agar tanpa adanya ikatan teks asli penulis mulai menulis
kembali untuk menyusun sebuah ringkasan dan rangkuman
(ikhtisar) dengan menggunakan pokok-pokok yang telah dicatat.
Sama halnya langkah pertama yang menggunakan judul dan
daftar isi sebagai pegangan, maka dalam pencatatan gagasan ini judul-judul bab,
judul anak bab, dan alinea yang harus dijadikan sasaran pencatatan, bahkan kalau
perlu catat juga gagasan bawahan alinea yang betul-betul esensil untuk memperjelas gagasan
utama tadi. Karena sifatnya hanya sebagai ilustrasi atau deskripsi untuk
mejelaskan gagasan utama yang ada dalam alinea pertama maka perlu diperhatikan
bahwa ada alinea yang dapat dihilangkan atau dihilangkan. Itu semua terjadi
karena ada sebuah alinea kedudukannya lebih penting daripada alinea yang
mendahuluinya. Dalam hal ini gagasan utama yang diambil dari rangkaian alinea
terdapat dalam alinea utama, sedangkan alinea-alinea tambahan lainnya bisa
diabaikan atau dirangkai menjadi satu kalimat.
3. Mengadakan Reproduksi
Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas
dan catatan-catatan yang diperoleh dari langkah kedua diatas, maka seorang
penulis sudah siap untuk memulai membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan
yang dimaksud. Dalam ringkasan urutan isi disesuaikan dengan urutan naskah asli
dan harus menggunakan bahasa penulis karangan dan harus diurut. Sedangkan dalam
rangkuman (ikhtisar) diperbolehkan untuk menggunakan bahasa sendiri, tetapi
kalimat tersebut masih berhubungan dengan gagasan-gagasan pokok dalam karangan
asli.
Apabila terdapat gagasan-gagasan di antara
gagasan-gagasan yang telah dicatat masih terdapat gagasan yang kabur, maka
penulis dapat melihat kembali isi naskah yang asli. Tetapi dalam membuat
rangkuman (ikhtisar) sebaiknya kita tidak mempergunakan teks aslinya agar kita
tidak tertarik memakai kalimat penulis dari naskah yang asli. Sebab kalimat
dalam naskah asli hanya boleh digunakan apabila kalimat itu dianggap penting
karena merupakan kaidah, kesimpulan, atau perumusan yang padat.
4. Ketentuan Tambahan
Dengan membuat reproduksi,
belum tentu pengarang sudah mengerjakan segala sesuatunya dengan
sebaik-baiknya. Adapun bebrapa hal yang perlu diperhatikan agar rangkuman
(ikhtisar) dan ringkasan dapat ditulis dengan baik, diantaranya:
a)
Sebaiknya dalam
menyusun ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) mempergunakan dalam kalimat tunggal
daripada kalimat majemuk. Kalimat majemuk menunjukkan bahwa ada dua gagasan
atau lebih yang bersifat paralel. Bila ada kalimat majemuk telitilah kembali
apakah tidak mungkin dijadikan kalimat tunggal.
b)
Ringkaslah kalimat
menjadi frase dan frase menjadi kata. Begitu pula jika rangkaian gagasan yang
panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentral saja. Tidak berarti cara
kerja ringkasan hanya merupakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan
kalimat-kalimat saja.
c)
Besarnya rangkuman
(ikhtisar) dan ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang akan
dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang mengandung ilustrasi, contoh,
deskripsi, dsb. dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting. Semua alinea
semacam itu yang akan dipertahankan karena dianggap penting, harus pula
dipersingkat atau digeneralisasi.
d)
Jika memungkinkan
buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski terkadang sebuah kata
sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang
tersirat dalam rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat
dalam naskah.
e)
Pertahankan semua
gagasan asli dan urutan naskahnya. Tetapi yang sudah dicatat dari karangan asli
itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan dan rangkuman
(ikhtisar) yang dibuat oleh penulis. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru
atau pikiran penulis yang dimasukkan kedalam ringkasan dan rangkuman (ikhtisar).
3.4. Resensi
3.4.1 Pengertian
resensi
Resensi adalah karangan yang berisi
komentar ataupun bahasan terhadap kualitas,
kelebihan dan kelemahan dari suatu buku. Unsur-unsur resensi meliputi:
Identitas buku (judul buku; nama pengarang; nama penerbit; tahun terbit ; tebal
buku); pokok-pokok isi buku; keunggulanisi buku; kekurangan isi buku;
saran-saran yang mungkin ditambahkan pada isi buku; serta penilaian terhadap
buku.
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang
buku; ulasan buku (majalah itu memuat),
buku-buku yang baru terbit. Secara etimologi, "Resensi" berasal dari
bahasa Latin, dari kata kerja “revidere” atau “recensere” yang memilik arti
melihat kembali, menimbang atau menilai, mengulas sebuah buku
Berikut ini Definisi, Arti dan
Pengertian Resensi Menurut Beberapa Para Ahli
a. WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa
resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah
buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya
tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu
tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. Perbincangan buku
tersebut dimuat di surat kabar atau majalah.
b. Resensi menurut Panuti Sudjiman (1984) adalah hasil pembahasan
dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis.
c. Saryono (1997:56) menjelaskan r esensi sebagai sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu
ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan,
dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya ,
benar-salahnya, argumentatif- tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung
dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi
sampul buku.
Ada
yang berpendapat bahwa minimal ada tiga jenis resensi buku.
- Informatif,
maksudnya isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam
menyampaikan keseluruhan isi buku.
- Deskriptif,
maksudnya ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab
- Kritis,
maksudnya resensi berbentuk ulasan
detail dengan metodologi ilmu
pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif
dalam menilai isi buku
Namun,
ketiga jenis resensi di atas tidak baku. Bisa jadi resensi jenis informatif
namun memuat analisa deskripsi dan kritis. Alhasil, ketiganya bisa diterapkan
bersamaan.
3.4.2 Dasar
Resensi
Untuk
memberi pertimbangan atau penilaian secara obyektif atas sebuah hasil karya
atau buku, penulis harus memperhatiakan dua faktor yaitu :
a. Penulis resensi harus memahami
sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya
b. Penulis harus menyadari sepenuhnya apa
maksudnya membuat resesni itu
Tujuan
pengarang buku yang dibuat resensinya itu dapat diketahui dari kata pengantar
atau bagian pendahuluan buku itu. Penulis resensi harus menmukan apa tujuan
pengarang dalam menulis buku itu. Apakah tujuan buku itu betul-betul
direalisasi dalam seluruh buku itu. Dengan menilai kaitan antara tujuan
sebagaimana ditulis dalam kata pengantar atau pendahuluan serta realisasinya
dalam seluruh karangan itu, penulis resensi akan mempunyai bahan yang cukup
kuat untuk dapat menyampaikan sesuatu kepada para pembaca.
Seperti
halnya dengan semua tulisan yang lain, resensi harus dibuat dengan
memperhatikan kualitas pembacanya. Pembca dalam hal ini tidak lain dari semua
langganan majalah atau media massa yang memuat resensi itu. Untuk penulis harus
menganalisa betapa pengetahuan pembaca mengenai pokok persoalan yang akan
dibahas itu, bagaimana selera mereka dan sebagainya.
Artinya penulis resensi harus
benar-benar memperhatiakan kewajiban mana yang harus dipenuhinya dalam membuat
resensi itu, yaitu : kewajibannya terhadap para pembaca, dan bagaimana
penilaiannya atas buku itu.
3.4.3 Cara
membuat resensi
Pada saat
membuat resensi, resentator harus betul-betul menguasai dan mengetahui bahan
yang akan diresensi. Dengan demikian, karangan resensi tidak hanya
mengungkapkan segala sesuatu yang terdapat didalam karya tersebut, melainkan
mencangkup pula uraian perbandingan dengan karya-karya lain yang sejenisnya.
Guna memberi gambaran yang semakin jelas tentang resensi, berikut ini akan
diuraikan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari peresensi (Djuharie,
2011)
- Peresensi
harus bersikap objektif terhadap sesuatu yang akan diresensi dan
meninggalakan sepenuhnya sikap subjektifitas.
- Peresensi
mempunyai wawasan yang cukup luas terhadap bahan yang akan diresensi
- Peresesnsi
harus mencoba membandingkan dengan sajian bentuk lain yang memiliki kesesuaian
dengan bahan yang akan diresensi
- Peresensi
harus mencoba memberikan komentar dengan acuan yang jeas dan terarah pada
bagian yang diberi komentar agar
tidak menimbulakan kesalah tafsiran antara resentator denga penulis
buku tersebut
- Peresensi
haru mengungkapkan data berupa bagaian atau unsur-unsur yang diresensi
secara jelas dan lengkap agar dapat dengan mudah dihubung-hubungkan antara
keduanya oleh pembaca
- Peresensi
harus menghindari interprestasi yang keliru terhadap bahan yang diresesni,
yaitu dengan cara mengetahui dengan jelas tujuan dan arah penulis/penyaji
karya tersebut
Dengan
memahami beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peresensi,
diharapkan akan memberikan arah dan gambaran di dalam membuat resensi.
1.
Tahap
–tahap membuat resensi
1. Jenis Buku
Jenis/bentuk buku itu apakah roman, novel, biografi, atau yang
lain. Selain itu seorang resentator menyebutkan juga buku termasuk buku fiksi
atau nonfiksi.
2. Keaslian Ide
Buku itu
apakah benar-benar merupakan karya asli dari pengarangnya atau merupakan
jiplakan dari buku lain yang pernah terbit.
3. Bentuk
Bagaimana
mengenai bentuk atau format dari buku itu. Apakah bentuknya, kertas, ilustrasi
cover, jenis huruf yang dipakai, dan sebagainya.
4.
Isi dan
Bahasa
Dilihat dari segi isi,
resentator perlu memperhatikan unsur-unsur intrinsiknya, yaitu tentang tema,
alur, perwatakan, sudut pandang dan sebagainya. Bahasa dalam buku itu dapat
ditinjau dari segi struktur kalimat, gaya bahasa/style, ungkapan dan lain-lain.
Apakah bahasa yang digunakan memakai bahasa sehari-hari yang segar tidak
menjemukan, mudah dimengerti oleh pembaca, dan sebagainya. Mudah dipahami atau
sukar diterima pembaca. Pengujian materi mendapat perhatian juga dari
resentator.
5.
Simpulan
Akhirnya seorang
penulis resensi harus dapat menyimpulkan, apakah buku itu baik dan perlu dibaca
atau tidak.
·
menulis
data buku yang dibaca
·
menulis ikhtisar isi buku,
·
mendaftar
butir-butir yang merupakan kelebihan dan kekurangan buku
·
menuliskan pendapat pribadi sebagai tanggapan
atau isi buku, dan
·
memadukan ikhtisar dan tanggapan pribadi ke
dalam tulisan yang utuh.
3.4.4 Unsur-unsur
Resensi
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan
unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut :
1.
membuat judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar
menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan,
tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah
resensi selesai. Perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi
resensi.
2. Menyusun data buku atau identitas
buku
Data buku biasanya
disusun sebagai berikut:
a.
judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau
demikian, tuliskan judul aslinya .);
b.
pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada
buku.);
c. nama penerbit
d. tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
d. tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
e. tebal buku;
f. harga buku (jika diperlukan).
f. harga buku (jika diperlukan).
3.
Membuat pembukaan
Pembukaan
dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
a.
memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi
apa saja yang diperoleh;
b.
membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang
sendiri maupun oleh pengarang lain;
c. memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
d.
memaparkan keunikan buku;
e. merumuskan tema buku;
f. mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
g. mengungkapkan kesan terhadap buku;
h. memperkenalkan penerbit;
i. mengajukan pertanyaan;
j. membuka dialog.
e. merumuskan tema buku;
f. mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
g. mengungkapkan kesan terhadap buku;
h. memperkenalkan penerbit;
i. mengajukan pertanyaan;
j. membuka dialog.
4.
Tubuh atau isi pernyataan resensi buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya
memuat hal-hal di bawah ini:
a.
sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b.
ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c.
keunggulan buku;
d.
kelemahan buku;
e.
rumusan kerangka buku;
f.
tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g.
adanya kesalahan cetak.
5.
Penutup resensi buku
Bagian penutup, biasnya berisi buku itu
penting untuk siapa dan mengapa.
Sistematika Resensi Film
a. Pendahulan
- Judul Film :……
-
nama Sutradara :…….
-
Produser :…..
-
Penulis Skenario :……
-
Pemain : …….
b. isi Resensi
Isi resensi film
meliputi alur cerita, pembahasan karakter aktor dan aktris, sutradara, skenario, editing, dan tata artistik.
c.
Penutup
berisi simpulan
mengenai kelebihan dan kelemahan film dan juga pendapat dari penulis resensi.
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Menulis
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai dengan baik
oleh setiap orang, terutama bagi sivitas akademik.
Ada beberapa
tahap yang harus dilakukan dalam menulis pada umunya, dan menulis karya ilmiah
pada khususnya. Tahap-tahap itu adalah sebagai berikut :
-
Tahap Persiapan
-
Tahap Pengumpulan Bahan
-
Tahap Pengolahan Bahan
-
Tahap Penyutingan
-
Tahap Penyajian
Makalah adalah
karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topic tertentu
yang ditulis secara sistematis dengan disertai analisis yang logis dan objektif
suatu masalah
Ringkasan
merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan
bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam
bentuknya yang singkat.
Rangkuman (ikhtisar) merupakan penulisan pokok masalah yang
penulisnya tidak harus berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa
pembuat ikhtisar tanpa mengubah tema sebuah wacana.
Resensi adalah
karangan yang berisi komentar ataupun bahasan terhadap kualitas, kelebihan dan kelemahan dari suatu buku.
Unsur-unsur resensi meliputi: Identitas buku (judul buku; nama pengarang; nama
penerbit; tahun terbit ; tebal buku); pokok-pokok isi buku; keunggulanisi buku;
kekurangan isi buku; saran-saran yang mungkin ditambahkan pada isi buku; serta
penilaian terhadap buku.
4.2.
Saran
Adapun
saran yang dapat disampaikan adalah
- Sebagai seorang mahasiswa kita harus memahami betul pengertian dari menulis dan makalah agar dalam penyusunan makalah dan
tahap menulis sesuai dengan kaidahnya dan sistematis.
- Sebagai seorang mahasiswa kita harus mengetahui dan memahami sistematika dari penyusunan makalah agar dapat menyusun makalah yang sistematis
DAFTAR PUSTAKA
M. Yusuf, S. Pd.,M.Pd,dkk.
2013. Modul Kuliah Bahasa Indonesia. Palembang : Polsri
Suhardi,Achmad
Agus .2011. Tahapan Menulis ,(online),
Saharuddin. 2011. Cara membuat makalah, (online),
Soekarto,muhammad . 2000 . Menulis,
(online),
Djunaedi,achmad .2000. penulisan tinjauan pustaka. Jogjakarta :
Universitas Gajah Mada, (online),(http://mpkd.ugm.ac.id/weblama/homepageadj/support/materi/metlit-i/a05-metlit-tinjauan-pustaka.pdf
, diakses 28
oktober 2013)
Arifin, E. Zaenal
dan Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Akademika Pressindo:Jakarta.
Sahara, Siti dkk. 2010. Keterampilan Berbahasa Indonesia. FITK UIN:Jakarta.
Tukan, Paulus. 2006.
Mahir Berbahasa Indonesia. Yudhistira:Jakarta.
Wilsa,jaja. 2009. Pengertian
Resensi ,(online),
Thank ya bosku sudah diberikan info yang menarik ini dan kunjungi juga website
BalasHapuskamiya bos ku^^
Obat Diabetes
Obat Diabetes De Nature
Obat Diabetes Herbal
Obat Diabetes Alami
Obat Diabetes Di Apotik
Obat Diabetes Basah
Obat Diabetes Kering