Kamis, 31 Oktober 2013

MAKALAH BAHASA INDONESIA MENULIS



BAB 1
MENULIS


1.1.       Latar Belakang
Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya (Suparno dan Yunus, 2005:1.4). Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai dengan baik oleh setiap orang, terutama bagi sivitas akademik. Para sivitas akademik adalah kaum intelektual yang harus mampu mengembangkan ilmu penngetahuan, teknologi dan seni (ipteks) demi kemajuan bangsa. Segala bentuk pengembangan ipteks yang dihasilkan tidak akan ada artinya apabila tidak didokumentasikan dalam bentuk tulisan. Sehebat apapun mahakarya yang dihasilkan seseorang, bila tidak didokumtasikan dalam bentuk tulisan, hanya akan menjadi cerita lisan sesaat yang akan segera dilupakan pada masa-masa berikutnya. Oleh sebab itulah, kemampuan menulis menjadi hal yang sangat penting.
Pada kenyataanya banyak orang yang tidak mampu atau bahkan sama sekali tidak menyukai kegitan menulis. Kenyataan buruk itu dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu penyebabnya adalah ketidaktahuan tentang seluk-beluk menulis, khususnya menulis karya ilmiah.
Agar dapat menulis suatu karya ilmiah, perlu diketahui hal-hal mengenai karya ilmiah dan mengenai tahap-tahap penulisan karya ilmiah itu sendiri. Hal-hal yang terkait dengan karya ilmiah secara umum telah dibahas pada bagian terdahulu. Oleh sebab itu, pada bagian ini pembahasan yang terkait dengan karya ilmiah hanya akan dikhususkan pada karya ilmiah jenis kajian pustaka yang terbentuk yang berbentuk makalah sedangkan hal-hal yang terkait dengan tahap-tahap penulisan karya ilmiah akan dibahas secara rinci .

1.2.Rumusan Masalah
Dalam perkuliahan saat ini banyak sekali dijumpai Mata Kuliah yang mengharuskan untuk membuat makalah. Diharapkan melalui pembuatan makalah ini pembaca bias memahami tahap-tahap menulis makalah yang baik dan benar. Permasalahannya diantaranya sebagai berikut :
a.       Apa pengertian menulis dan makalah?
b.      Apa saja tahap-tahap dalam menulis?
c.       Bagaimana pembuatan makalah yang baik dan benar itu?
d.      Apa yang dimaksud dengan  rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan dan resensi?
e.       Bagaimana tata cara merangkum dan meringkas dengan baik, serta membuat resensi?
1.3.Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
-          Untuk dapat mengetahui tahap-tahap penulisan
-          Untuk dapat memahami pembuatan makalah dengan baik dan benar
-          Untuk dapat memahami pengertian dan cara dari rangkuman/ringkasan dan resensi

1.4.Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah
-          Menulis dapat membuat kita lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita
-          Dalam makalah ini kita dapat lebih memahami kaidah sistematis pembuatan makalah sehingga berguna untuk pembelajaran dewasa ini.
-          Dapat memahami pengertian dan cara merangkum dan meresensi yang baik












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1.      Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari siswa. Keterampilan ini tidak selalu mudah dilakukan. Diperlukan proses belajar dan latihan untuk mengasah bakat dan keterampilan menulis yang sudah ada. Dengan berdasar pada betapa pentingnya keterampilan menulis ini, para ahli banyak yang mencoba mendefinisikan keterampilan atau kegiatan menulis ini sesuai dengan pandapatnya masing-masing.
Menurut Djuharie (2005: 120), menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat dibina dan dilatihkan. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Ebo (2005:1), bahwa setiap orang bisa menulis. Artinya, kegiatan menulis itu dapat dilakukan oleh setiap orang dengan cara dibina dan dilatihkan.  Mengenai pengertian menulis, Pranoto (2004: 9) berpendapat, bahwa menulis berarti menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain, melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung. 

2.2.      Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah dalam bidang tertentu yang pembahasannya berdasarkan data empiris dan objektif di lapangan, yang penyajiannya mengikuti proses berpikir deduktif atau induktif (Munslich Mansnur, 2009 : 4)








BAB III
PEMBAHASAN


3.1         Tahap-tahap Menulis
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam menulis pada umunya, dan menulis karya ilmiah pada khususnya. Tahap-tahap itu adalah sebagai berikut :
-            Tahap Persiapan
-            Tahap Pengumpulan Bahan
-            Tahap Pengolahan Bahan
-            Tahap Penyutingan
-            Tahap Penyajian

3.1.1.      Tahap Persiapan
Apapun bentuk kegiatan yang dilakukan, perlu adanya persiapan yang baik, begitu pula pada kegiatan menulis, khususnya menulis karya ilmiah. . Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan, antara lain adalah a) menentukan pokok bahasan, b) menentukan judul, dan c) membuat kerangka tulisan.
a)      Menetukan Pokok Bahasan
Pokok bahasan yang dimaksud dalam hal ini adalah tema. Tema perlu ditentukan terlebih dahulu agar pembahasan yang dilakukan dapat mengarah pada masalah utama. Sehubungan dengan penetuan tema itu, penulis hendaknya mempertimbangkan faktor a) ketersedian waktu, b) kesanggupan untuk mengumpulkan bahan dan untuk membahasnya, c) ketertarikan pembaca dan penulis terhadap tema, d) kemutakhiran tema, dan e) kebermanfaatan pembahasan terhadap tema yang dipilih.
b)      Menentukan Judul
Jika tema sudah diperoleh tahap berikutnya adalah menetukan judul. Dalam penentuan judul ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain, a) judul hendaknya orisinil, b) judul haruslah sesuai dengan tema, c) judul dapat mencerminkan isi karya ilmiah, d) judul sedapat mungkin singkat dan menarik.
c)      Merumuskan Kerangka Tulisan
Kerangka tulisan merupakan rumusan tentang butir-butir utama yang akan ditulis dalam karya ilmiah. Butir-butir utama itu hendaknya disusun secara sistematis agar dapat memberi manfaat bagi penyusun laporan selanjutnya. Manfaat kerangka tulisan itu adalah a) dapat dipergunakan sebagai pedoman kerja, b) dapat membuat laporan menjadi sistematis, dan c) dapat digunakan sebagai alat penyimpan gagasan.

3.1.2    Tahap Pengumpulan Bahan
Pada tahap ini semua bahan yang diperlukan dikumpulkan untuk diolah dan disusun lebih lanjut. Bahan-bahan itu dapat diperoleh dari studi pustaka, pengamatan, kuesioner, dan wawancara. Studi pustaka merupakan suatu studi yang dilakukan terhadap sumber-sumber tertulis. Pengamatan merupakan suatu kegiatan mengamati objek yang dapat dilakukan secara langsung dilapangan atau dilakukan secara tidak langsung melalui media-media tertentu. Kuesioner merupakan suatu alat berupa daftar pertanyaan yang harus dijawab secara tertulis oleh responden untuk menjaring data. Sementara itu, wawancara merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung kepada orang yang memiliki autoritas.

3.1.3    Tahap Pengolahan Bahan
Setelah bahan-bahan yang terkumpul memadai, pada tahap ini bahan-bahan itu diolah dengan cara mengklasifikasinnya ke dalam kelompok-kelompok tertentu, kemudian dianalisis untuk disusun lebih lanjut.

3.1.4    Tahap Penyutingan/Revisi
Pada tahap ini konsep karya ilmiah yang telah disusun  diperiksa kembali untuk melihat kekurangan-kekurangannya. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ada, akan dilakukan perbaikan, baik berupa penambahan, pengurangan atau pengubahan.



3.1.5.   Tahap Penyajian
                        Pada tahap ini tulisan yang sudah disunting selanjutnya ditulis secra baik dan tepat. Penyajian karya ilmiah dalam bentuk tulisan ini dapat pula dilanjutkan dengan penyajian secara lisan pada suatu kesempatan.

3.2       Makalah
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian sebelum ini, karya ilmiah dapat dibedakan berdasarkan berbagai sudut pandang. Bila dipandang dari bentuknya, salah satu bentuk karya ilmiah adalah makalah.
Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topic tertentu yang ditulis secara sistematis dengan disertai analisis yang logis dan objektif suatu masalah (UM, 2000:5). Salah satu tujuan pokok penulisan makalah adalah untuk menyakinkan pembaca bahwa topic yang ditulis memang perlu diketahui dan diperhatikan.
Secara garis besarnya, sistematis makalah adalah sebagai berikut (UM,2000).
            Bagian Awal
                                Halaman Judul
                                Daftar Isi
Daftar Tabel (jika ada)
Daftar Gambar (jikaada)
Daftar Lampiran (jika ada)

Bagian Inti
1.    Pendahuluan
1.1    Latar Belakang
1.2    Rumusan Masalah dan Ruang LIngkup Masalah
1.3    Tujuan
1.4    Manfaat
1.5    Metode (bila perlu)
2.    Tinjauan Pustaka/Landasan Teori
2.1    ….
2.2    …..dst
3.    Pembahasan
3.1    ….
3.2    ….dst
4.    Penutup
4.1    Simpulan
4.2    Saran

Bagian Akhir
                Daftar Pustaka/Referensi
Lampiran (jika ada)

3.2.1.      Pendahuluan
Bagian pendahuluan pada sebuah makalah terdiri dari bagian latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat.

3.2.1.1.Latar Belakang
Butir-butir yang seharusnya ada dalam latar belkang masalah adalah hal-hal yang melandasi perlunya makalah mengenai topic tertentu. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa paparan teorits atau paparan praktis, tetapi bukan alas an pribadi. Bagian ini harus dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topic yang dibahas dalam makalah dan menunjukkan bahwa masalah atau topic itu sangat penting untuk dibahas.
Penulisan latar belakang dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut.
a.       Paparan dimulai dari sesuatu yang diketahui bersama (pengetahuan umum) atau teori yang relevan dengan masalah atau topic yang akan ditulis. Selanjutnya, paparan diikuti dengan hal yang menunjukkan bahwa tidak selamanya hal tersebut dapat terjadi. Atau dengan kata lain pada bagian latar belakang ini dipaparkan adanya kesenjangan antara kondisi ideal dan kondisi nyata.
b.      Paparan dimulai dengan sesuatu yang teoritis yang diperkirakan dapat mengantarkan pembaca pada maslaah atau topic yang akan dibahas dalam makalah.
c.       Paparan dimulai dengan sebuah kutipan orang terkenal, ungkapan atau slogan. Selanjutnya, hal itu dihubungkan atau ditunjukkan relevansinya dengan masalah atau topic yang akan dibaha dalam makalah (UM,2000:52).

Secara sederhana, esensi latar belakang dapat diskemakan seperti gambar di bawah ini.
 







                             
                             
Gambar 4. Skema Esensi Latar Belakang Makalah

Contoh Kerangka latar Belakang
Contoh 1
Judul: pengaruh tayangan Televisi terhadap Remaja
Kerangka Frase
Kondisi Ideal

Kondisi Nyata
+informasi
-sosialisai hal-hal tabu
+hiburan
-ponografi dan pornoaksi
+pendidikan
-kekerasan
+kesehatan
-pergeseran budaya
+dll.
-dll.



Kerangka Kalimat
Kondisi Ideal
a.       Televise merupakan media massa yang dapat menjangkau hamper keseluruh lapisan masyarakat
b.      Televise merupakan salah satu media penyampai informasi pendiidikan, hiburan, agama, kesehatan, politik, hukum, dll.
c.       Televise dapat menjadi salah satu media untuk mencerdaskan inelektual, emosional, dan spiritual masyarakat
Kenyataan
a.       Beberapa tayangan televise telah memberikan dampak positif bagi masyarakat, tetapi selain itu televise banyak pula memberikan dampak negative bagi masyarakat, khususnya bagi para remaja.
b.      Beberapa tayangan televise (berita, film/sinetron, iklan panggung hiburan) menayangkan hal-hal yang bertentangan dengan norma keagamaan dan norma kemasyarakatan.
c.       Beberapa tayangan televise secara tidak langsung mengubah pola piker masyarakat kea rah yang negatif.

3.2.1.2 Rumusan masalah atau Topik Bahasan
                        Setelah bagian latar belakang dipaparkan, selanjutnya diutarakan masalah atau topik bahasan beserta batasannya.  Masalah atau topic bahasan yang dimaksud adalah apa yang dibahas dalam makalah.  Masalah atau topic bahasan tidak terbatas pada persoalan yang memerlukan pemecahan, melainkan juga mencakup persoalan yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, dan persoalan yang memerlukan penegasan lebih lanjut (UM, 2000:52).  Contohnya, masalah yang akan dibahas dalam  makalah ini adalah bagaimanakah pengruh tayangan televise terhadap remaja?

3.2.1.3 Tujuan
                        Perumusan tujuan penulisan makalah bukan untuk memenuhi tugas yang diberikan seseorang, melainkan lebih mengarah kepada apa yang ingin dicapai dengan penulisan makalah itu.  Perumusan tujuan penulisan makalah memiliki fungsi ganda, yaitu bagi penulis  dan bagi pembaca makalh.  Bagi penulis makalh, rumusan tujuan penulisan makalah dapat mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan selanjutnya dalam menulis makalah khusunya dalam pengumpulan bahan penulisan.  Bagi pembaca makalh, perumusan tujuan.
Penulisan makalah memberikan informs tentang apa yang akan disampaikan dalam makalh itu.  Oleh karena itu, rumusan tujuan yang disusun haruslah dapat memberikan gambaran tentang cara menguraikan atau membahas topic yang telah dietentukan (UM, 2000:53).  Contoh: makalah ini ditulis dengan tujuan untuk membahas pengaruh tayangan televise terhadap remaja.

3.2.1.4  Manfaat
          Setelah merumuskan tujuan, dalam  penulisan makalah perlu dirumuskan pula manfaat penulisan makalah.  Perumusan tujuan terkadang dianggap sama dengan manfaat, padahal kedua hal ini sangatalah berbeda.  Jika pada rumusan tujuan dikemukakan hal yang mengarah pada kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan pada penulisan makalah, pada rumusan manfaat tidaklah demikian. Terutama bagi pengembangan ilmu pengetahuan atau bagi pengembangan pelaksanaan pembangunan dalam arti luas.  Dengan kata lain, uraian dalam bagian ini berisi alas an kelayakan atas masalah yang dibahas.

3.2.2    Landasan Teori/Tinjauan Pustaka
               Kajian putaka memuat dua hal pokok, yaitu 1) deskripsi teoristis tentang objek yang dibahas dan 2) kesimpulan tentan kajian yang antara lain berupa argumentasi yang diajukan.  Untuk dapat memberikan deskripsi teoristis terhdap variable yang dibahas, diperlukan adanya kajian teori yang mendalam.  Selanjutnya, argumentasi yang diajukan menuntut penulis untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasn penkajain dengan hasil kajian mengenai kajian mengenai temuan-temuan yang relavan.
               Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber.  Pemilihan sumber.  Pemilihan sumber/ bahan pustaka yang dikaji didasarkan pada dua criteria, yaitu 1) prinsip kemutakhiran dan 2) prinsip relevansi.  Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat.  Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya.  Dengan prinsip kemutakhiran, penulis dapat berrgumentasi berdasarkan teori-teori yang pada waktu itu dipandang representative. Hal serupa berlaku juga terhadap telah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah(UM,2000)
               Dalam penulisan tinjauan pustaka,penulis makalah meminjam teori-teori atau pendapat-pendapat atau pernyataan-pernyataan orang lain dari berbagai referensi. Untuk keperluan itu,penulis makalh tidak terlepas dari kegiatan mengutip.

3.2.3. Pembahasan /Teks Utama
                                    Bagian pembahasan makalh berisi pembahasan topic-topik malakah. Isi pembahasan sangat bervariasi,tergantung topic yang dibahas dalam makalah. Jika dalam makalh dibahas tiga subtopic,misalnya ada kajian yang dimuat dalam pembahasan.
                                    Penulisan bagian pembahasan dapat dikatakan sebagai inti kegiatan penulisan makalah. Kemampuan menulis seorang dalam menulis bagian pembahasan merupakan cerminan tinggi rendahnya kualitas makalah yang disusun. Penulisan pembahasan yang baik adalah yang dpat membahas topic secara mendalam dan tuntas dengan menggunakan gaya penulisan yang ringkas,lancer,dan langsung pada pokok persoalan,serta menggunakan bahasa yang baik dan benar.

3.2.4    Penutup
                                    Bagaian penutup berisi kesimpulan atau rangkuman pembahsan dan saran-saran. Bagian penutup menandakan berakhirnya penulisan makalah. Penulisan bagian penutup makalh dapat dilakukan dengan menarik kesimpulanm dari apa yang telah dibahs dalam makalah. Selain itu, pada bagian penutup dapat juga disertakan saran atau rekomendasikan sehubungan dengan masalah yang dibahas. Saran harus relavan dengan apa yang telah dibahas. Saran juga harus dibuat eksplisit(kepada siapa itu ditujukan dan tindakan apa yang harus dilakukan.

3.2.5    Daftar Puataka
Pada bagian akhir laporan,artikel,atau karya tulis ilmiah lainnya,perlu dicantumkan daftar pustaka/daftar referensi/bibliografi. Daftar pustaka memuat semua referensi yang digunakan dalam penulisan sebuah karya ilmiah. Referensi ini dapat berupa buku,jurnal ilmiah,majalah,surat kabar,atau jurnal dari internet.
Daftar pustaka disusun berdasarkan cara tertentu. Cara yang paling umum diapaki untuk tulisan yang dipublikasikan dalam bahasa Indonesia adalah cara yang baiasa dipakai oleh Pusat Bahasa. Dalam satu pustaka hal yang dimuat pada umunya adalah sebagai berikut
·           Nama penulis : kata terakhir diletakkan didepan(dibalik)dan diikuti tanda koma; gelar tidak ditulis.diikuti tanda titik. Untuk referensi yang ditulis oleh dua orang atau lebih,nama penulis yang dibalik cukup nama penulis pertama saja,nama penulis kedua dan ketiga tidak dibalik.
·           Tahun terbit ditulis lengkap dan diikuti tanda titik
·           Judul referensi : ditulis dengan huruf capital pada awal katanya,digarisbawahi atau dicetak miring,diikuti tanda titik.
·           Tempat terbit : ditulis dengan huruf capital pada awal katanya,diikuti tanda titik dua
·           Penerbit : ditulis dengan huruf capital pada awal katanmya dan diikuti tanda titik.

3.3      Rangkuman dan Ringkasan

3.3.1  Pengertian Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)

Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan (Precis yang berarti memotong atau memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk singkat.[1] Sedangkan menurut Asmi (2004), Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.
Ringkasan berasal dari bentuk dasar “ringkas” yang berarti singkat, pendek dari bentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk karangan panjang yang dihadirkan dalam jumlah singkat. Suatu ringkasan disajikan dalam bentuk yang lebih pendek dari tulisan aslinya dengan berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang ada di dalam tulisan aslinya yang panjang itu.[2]
 Rangkuman (ikhtisar) merupakan hasil kegiatan merangkum. Rangkuman (ikhtisar) dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum  suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkuman (ikhtisar) -nya (Djuharni, 2001). Rangkuman (ikhtisar) dapat pula diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja.
Seorang yang membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan menulis dengan menggunakan kata yang dibuatnya sendiri. Jadi, ia tidak boleh memulai ringkasannya dengan kalimat seperti: “Dalam alinea/Dalam karangan ini pengarang berkata . . .” dsb. Ia harus langsung saja memulainya dengan meringkas kalimat-kalimat, alinea-alinea, bagian-bagian dan seterusnya.

3.3.2. Tujuan Membuat Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)
Ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) dibuat untuk memendekkan sebuah karangan yang panjang. Seseorang yang akan membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) harus memilah-milah mana gagasan utama dan gagasan tambahan. Karena tujuan ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) adalah memahami dan mengetahui isi dari sebuah buku, sehingga diperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar dapat membaca karangan dengan cepat. Jadi salah satu tujuan dari membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yaitu untuk membantu seseorang agar bisa membaca sebuah buku dalam waktu singkat dan menghemat waktu.
Seorang penulis ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) tidak akan membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang baik bila ia kurang teliti dalam membaca dan tidak dapat membeda-bedakan gagasan utama dan gagasan tambahan. Kemampuan dalam membedakan tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya untuk mengasah kemampuan dalam gaya bahasa, dan menghindari pemakaian uraian panjang lebar yang mungkin masuk di dalam karangan tersebut.

3.3.3.  Cara Membuat Ringkasan  dan rangkuman (ikhtisar)
            Bagi mereka yang sudah terbiasa dalam membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar), biasanya tahu cara membuat ringkasan  dan rangkuman (ikhtisar) yang baik. Tetapi disamping itu perlu untuk memberikan beberapa patokan sebagai pegangan, khususnya bagi mereka yang belum pernah melakukan itu atau baru untuk memulainya. Setelah terbiasa, mungkin beberapa patokan itu juga tidak akan diperlukan lagi.
Hal yang harus diperhatikan di dalam membuat rangkuman (ikhtisar) adalah penggunaan bahasa yang digunakan di dalam rangkuman (ikhtisar). Bahasa rangkuman (ikhtisar) harus berbeda dengan bahasa asli penulis buku yang dirangkum. Akan tetapi, bahasa rangkuman (ikhtisar) yang dibuat bertolak dari ide pokok pengarang yang tertuang dalam setiap paragraf atau bacaan. Dengan demikian, jika akan merangkum uraian pengarang dari suatu paragraf, penulis terlebih dahulu perlu menemukan ide pokok yang terdapat di dalam paragraf tersebut, kemudian diungkap ulang dengan menggunakan bahasa yang berbeda dan singkat. Agar hasil rangkuman (ikhtisar) itu tidak menyimpang dari uraian aslinya, ide-ide pokok setiap paragraf jangan diabaikan.[3]
            Beberapa pegangan yang digunakan untuk membuat ringkasan  dan rangkuman (ikhtisar) yang baik dan benar antara lain :[4]
1.      Membaca Naskah Asli
Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis ringkasan  dan rangkuman (ikhtisar) harus membaca naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapat diulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara menyeluruh mengenai isi dari naskah tersebut. Penulis juga perlu mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang pengarang.
Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan daftar isi dapat menjadi acuan dalam karangan itu. Perincian daftar isi memiliki hubungan erat dengan judul sebuah karangan. Dan juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang pokok-pokok yang terkandung dalam daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya memahami dengan baik daftar isi dari sebuah karangan sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kesan umum, maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang yang terdapat dalam karangan.
2.      Mencatat Gagasan Utama
Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut pandang pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu. Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan penting yang tersirat dalam bagian atau alinea itu.
Tujuan dari pencatatan itu ada dua, yang pertama untuk tujuan pengamatan agar memudahkan  penulis pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan itu menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya. Yang terpenting tujuan dari pencatatan ini adalah agar tanpa adanya ikatan teks asli penulis mulai menulis kembali untuk menyusun sebuah ringkasan dan  rangkuman (ikhtisar) dengan menggunakan pokok-pokok yang telah dicatat.
Sama halnya langkah pertama yang menggunakan judul dan daftar isi sebagai pegangan, maka dalam pencatatan gagasan ini judul-judul bab, judul anak bab, dan alinea yang harus dijadikan sasaran pencatatan, bahkan kalau perlu catat juga gagasan bawahan alinea yang betul-betul esensil untuk memperjelas gagasan utama tadi. Karena sifatnya hanya sebagai ilustrasi atau deskripsi untuk mejelaskan gagasan utama yang ada dalam alinea pertama maka perlu diperhatikan bahwa ada alinea yang dapat dihilangkan atau dihilangkan. Itu semua terjadi karena ada sebuah alinea kedudukannya lebih penting daripada alinea yang mendahuluinya. Dalam hal ini gagasan utama yang diambil dari rangkaian alinea terdapat dalam alinea utama, sedangkan alinea-alinea tambahan lainnya bisa diabaikan atau dirangkai menjadi satu kalimat.
3.      Mengadakan Reproduksi
Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas dan catatan-catatan yang diperoleh dari langkah kedua diatas, maka seorang penulis sudah siap untuk memulai membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan yang dimaksud. Dalam ringkasan urutan isi disesuaikan dengan urutan naskah asli dan harus menggunakan bahasa penulis karangan dan harus diurut. Sedangkan dalam rangkuman (ikhtisar) diperbolehkan untuk menggunakan bahasa sendiri, tetapi kalimat tersebut masih berhubungan dengan gagasan-gagasan pokok dalam karangan asli.
Apabila terdapat gagasan-gagasan di antara gagasan-gagasan yang telah dicatat masih terdapat gagasan yang kabur, maka penulis dapat melihat kembali isi naskah yang asli. Tetapi dalam membuat rangkuman (ikhtisar) sebaiknya kita tidak mempergunakan teks aslinya agar kita tidak tertarik memakai kalimat penulis dari naskah yang asli. Sebab kalimat dalam naskah asli hanya boleh digunakan apabila kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah, kesimpulan, atau perumusan yang padat.
4.      Ketentuan Tambahan
Dengan membuat reproduksi, belum tentu pengarang sudah mengerjakan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Adapun bebrapa hal yang perlu diperhatikan agar rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan dapat ditulis dengan baik, diantaranya:
a)         Sebaiknya dalam menyusun ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) mempergunakan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk. Kalimat majemuk menunjukkan bahwa ada dua gagasan atau lebih yang bersifat paralel. Bila ada kalimat majemuk telitilah kembali apakah tidak mungkin dijadikan kalimat tunggal.
b)         Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata. Begitu pula jika rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentral saja. Tidak berarti cara kerja ringkasan hanya merupakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan kalimat-kalimat saja.
c)         Besarnya rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting. Semua alinea semacam itu yang akan dipertahankan karena dianggap penting, harus pula dipersingkat  atau digeneralisasi.
d)        Jika memungkinkan buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.
e)         Pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya. Tetapi yang sudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang dibuat oleh penulis. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran penulis yang dimasukkan kedalam ringkasan dan  rangkuman (ikhtisar).

3.4.      Resensi
3.4.1    Pengertian resensi
Resensi adalah karangan yang berisi komentar ataupun bahasan terhadap kualitas,  kelebihan dan kelemahan dari suatu buku. Unsur-unsur resensi meliputi: Identitas buku (judul buku; nama pengarang; nama penerbit; tahun terbit ; tebal buku); pokok-pokok isi buku; keunggulanisi buku; kekurangan isi buku; saran-saran yang mungkin ditambahkan pada isi buku; serta penilaian terhadap buku.
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku;  ulasan buku (majalah itu memuat), buku-buku yang baru terbit. Secara etimologi, "Resensi" berasal dari bahasa Latin, dari kata kerja “revidere” atau “recensere” yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai, mengulas sebuah buku
Berikut ini Definisi, Arti dan Pengertian Resensi Menurut Beberapa Para Ahli
a. WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. Perbincangan buku tersebut dimuat di surat kabar atau majalah.
b. Resensi menurut Panuti Sudjiman (1984) adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis.
c. Saryono (1997:56) menjelaskan r esensi sebagai sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya , benar-salahnya, argumentatif- tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.

Ada yang berpendapat bahwa minimal ada tiga jenis resensi buku.
  1. Informatif, maksudnya isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam menyampaikan keseluruhan isi buku.
  2. Deskriptif, maksudnya ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab
  3. Kritis, maksudnya  resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu   pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku. Bisa jadi resensi jenis informatif namun memuat analisa deskripsi dan kritis. Alhasil, ketiganya bisa diterapkan bersamaan.

3.4.2    Dasar Resensi
Untuk memberi pertimbangan atau penilaian secara obyektif atas sebuah hasil karya atau buku, penulis harus memperhatiakan dua faktor yaitu :
a.       Penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya
b.      Penulis harus menyadari sepenuhnya apa maksudnya membuat resesni itu
Tujuan pengarang buku yang dibuat resensinya itu dapat diketahui dari kata pengantar atau bagian pendahuluan buku itu. Penulis resensi harus menmukan apa tujuan pengarang dalam menulis buku itu. Apakah tujuan buku itu betul-betul direalisasi dalam seluruh buku itu. Dengan menilai kaitan antara tujuan sebagaimana ditulis dalam kata pengantar atau pendahuluan serta realisasinya dalam seluruh karangan itu, penulis resensi akan mempunyai bahan yang cukup kuat untuk dapat menyampaikan sesuatu kepada para pembaca.
Seperti halnya dengan semua tulisan yang lain, resensi harus dibuat dengan memperhatikan kualitas pembacanya. Pembca dalam hal ini tidak lain dari semua langganan majalah atau media massa yang memuat resensi itu. Untuk penulis harus menganalisa betapa pengetahuan pembaca mengenai pokok persoalan yang akan dibahas itu, bagaimana selera mereka dan sebagainya.
Artinya penulis resensi harus benar-benar memperhatiakan kewajiban mana yang harus dipenuhinya dalam membuat resensi itu, yaitu : kewajibannya terhadap para pembaca, dan bagaimana penilaiannya atas buku itu.

3.4.3    Cara membuat resensi
Pada saat membuat resensi, resentator harus betul-betul menguasai dan mengetahui bahan yang akan diresensi. Dengan demikian, karangan resensi tidak hanya mengungkapkan segala sesuatu yang terdapat didalam karya tersebut, melainkan mencangkup pula uraian perbandingan dengan karya-karya lain yang sejenisnya. Guna memberi gambaran yang semakin jelas tentang resensi, berikut ini akan diuraikan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari peresensi (Djuharie, 2011)
  1. Peresensi harus bersikap objektif terhadap sesuatu yang akan diresensi dan meninggalakan sepenuhnya sikap subjektifitas.
  2. Peresensi mempunyai wawasan yang cukup luas terhadap bahan yang akan diresensi
  3. Peresesnsi harus mencoba membandingkan dengan sajian bentuk lain yang memiliki kesesuaian dengan bahan yang akan diresensi
  4. Peresensi harus mencoba memberikan komentar dengan acuan yang jeas dan terarah pada bagian yang diberi komentar agar  tidak menimbulakan kesalah tafsiran antara resentator denga penulis buku tersebut
  5. Peresensi haru mengungkapkan data berupa bagaian atau unsur-unsur yang diresensi secara jelas dan lengkap agar dapat dengan mudah dihubung-hubungkan antara keduanya oleh pembaca
  6. Peresensi harus menghindari interprestasi yang keliru terhadap bahan yang diresesni, yaitu dengan cara mengetahui dengan jelas tujuan dan arah penulis/penyaji karya tersebut
Dengan memahami beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peresensi, diharapkan akan memberikan arah dan gambaran di dalam membuat resensi.
1.        Tahap –tahap membuat resensi
1.    Jenis Buku
Jenis/bentuk buku itu apakah roman, novel, biografi, atau yang lain. Selain itu seorang resentator menyebutkan juga buku termasuk buku fiksi atau nonfiksi.
2.    Keaslian Ide
Buku itu apakah benar-benar merupakan karya asli dari pengarangnya atau merupakan jiplakan dari buku lain yang pernah terbit.
3.    Bentuk
Bagaimana mengenai bentuk atau format dari buku itu. Apakah bentuknya, kertas, ilustrasi cover, jenis huruf yang dipakai, dan sebagainya.
4.           Isi dan Bahasa
Dilihat dari segi isi, resentator perlu memperhatikan unsur-unsur intrinsiknya, yaitu tentang tema, alur, perwatakan, sudut pandang dan sebagainya. Bahasa dalam buku itu dapat ditinjau dari segi struktur kalimat, gaya bahasa/style, ungkapan dan lain-lain. Apakah bahasa yang digunakan memakai bahasa sehari-hari yang segar tidak menjemukan, mudah dimengerti oleh pembaca, dan sebagainya. Mudah dipahami atau sukar diterima pembaca. Pengujian materi mendapat perhatian juga dari resentator.
5.           Simpulan
Akhirnya seorang penulis resensi harus dapat menyimpulkan, apakah buku itu baik dan perlu dibaca atau tidak.
·         menulis data buku yang dibaca
·          menulis ikhtisar isi buku,
·         mendaftar butir-butir yang merupakan kelebihan dan kekurangan buku
·          menuliskan pendapat pribadi sebagai tanggapan atau isi buku, dan
·          memadukan ikhtisar dan tanggapan pribadi ke dalam tulisan yang utuh.

3.4.4   Unsur-unsur Resensi
        Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut :
1. membuat judul resensi
    Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan,  tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.
        2. Menyusun data buku atau identitas buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
a. judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian,  tuliskan judul aslinya .);
b. pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor,  atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
c. nama penerbit
d. tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
e. tebal buku;
f. harga buku (jika diperlukan).
3. Membuat pembukaan
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
a. memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
b. membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
c.  memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
d.  memaparkan keunikan buku;
e.  merumuskan tema buku;
f.  mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
g. mengungkapkan kesan terhadap buku;
h. memperkenalkan penerbit;
i.  mengajukan pertanyaan;
j.  membuka dialog.
4. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku
    Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c. keunggulan buku;
d. kelemahan buku;
e. rumusan kerangka buku;
f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g. adanya kesalahan cetak.
5. Penutup resensi buku
    Bagian penutup, biasnya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.
    Sistematika Resensi Film
    a. Pendahulan
        - Judul Film :……
- nama Sutradara :…….
- Produser :…..
- Penulis Skenario :……
- Pemain : …….
b. isi Resensi
Isi resensi film meliputi alur cerita, pembahasan karakter aktor dan aktris,  sutradara,  skenario, editing, dan tata artistik.
c. Penutup
berisi simpulan mengenai kelebihan dan kelemahan film dan juga pendapat dari penulis resensi.




BAB IV
PENUTUP


4.1. Kesimpulan
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai dengan baik oleh setiap orang, terutama bagi sivitas akademik.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam menulis pada umunya, dan menulis karya ilmiah pada khususnya. Tahap-tahap itu adalah sebagai berikut :
-            Tahap Persiapan
-            Tahap Pengumpulan Bahan
-            Tahap Pengolahan Bahan
-            Tahap Penyutingan
-            Tahap Penyajian
Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topic tertentu yang ditulis secara sistematis dengan disertai analisis yang logis dan objektif suatu masalah
Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.
Rangkuman (ikhtisar) merupakan penulisan pokok masalah yang penulisnya tidak harus berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat ikhtisar tanpa mengubah tema sebuah wacana.
Resensi adalah karangan yang berisi komentar ataupun bahasan terhadap kualitas,  kelebihan dan kelemahan dari suatu buku. Unsur-unsur resensi meliputi: Identitas buku (judul buku; nama pengarang; nama penerbit; tahun terbit ; tebal buku); pokok-pokok isi buku; keunggulanisi buku; kekurangan isi buku; saran-saran yang mungkin ditambahkan pada isi buku; serta penilaian terhadap buku.


4.2. Saran
            Adapun saran yang dapat disampaikan adalah
  • Sebagai seorang mahasiswa kita harus memahami betul pengertian dari menulis dan makalah agar dalam penyusunan makalah dan tahap menulis sesuai dengan kaidahnya dan sistematis.
  • Sebagai seorang mahasiswa kita harus mengetahui dan memahami sistematika dari penyusunan makalah agar dapat menyusun makalah yang sistematis


DAFTAR PUSTAKA

M. Yusuf, S. Pd.,M.Pd,dkk. 2013. Modul Kuliah Bahasa Indonesia. Palembang : Polsri

Suhardi,Achmad  Agus .2011. Tahapan Menulis ,(online),

Saharuddin. 2011. Cara membuat makalah, (online),

Soekarto,muhammad  . 2000 . Menulis, (online),

Djunaedi,achmad .2000. penulisan tinjauan pustaka. Jogjakarta : Universitas Gajah Mada, (online),(http://mpkd.ugm.ac.id/weblama/homepageadj/support/materi/metlit-i/a05-metlit-tinjauan-pustaka.pdf , diakses 28 oktober 2013)

Arifin, E. Zaenal dan Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Akademika Pressindo:Jakarta.

Sahara, Siti dkk. 2010. Keterampilan Berbahasa Indonesia. FITK UIN:Jakarta.
Tukan, Paulus. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia. Yudhistira:Jakarta.
Wilsa,jaja. 2009. Pengertian Resensi ,(online),


1 komentar: