Kamis, 31 Oktober 2013

laporan PC 10 INPUT DAN OUTPUT PENGENDALIAN PROSES, PENGENDALIAN ON / OFF & PENGENDALIAN ON/OFF SECARA OTOMATIS

PERCOBAAN I
INPUT DAN OUTPUT PENGENDALIAN PROSES
I.          TUJUAN
Ø  Dapat mendemonstrasikan rangkaian kalibrasi Voltmeter dan Process Controller
Ø  Dapat menentukan input dan output yang tedapat di alat PCT 10
Ø  Dapat mendemonstrasikan perubahan controlling setting

II.          ALAT YANG DIGUNAKAN
Ø  Satu set PCT 10 + Trimtool
Ø  Lampu Indikator 24 VAC
Ø  kabel ukuran pendek
Ø  kabel ukuran panjang

III.          DASAR TEORI

Input atau masukan adalah efek dari lingkungan ke suatu proses kimia, sedangkan output atau keluaran adalah efek dari proses kimia ke lingkungan.
Proses Kimia
 
               Input                                                                           Output
 
Output                                                                         Input
Dalam suatu pengendalian hubungan antara input, proses dan output merupakan satu loop (siklus) yang utuh. Output merupakan keluaran dari proses yang menerima input.
Input dapat dibagi dua yaitu:
1.      Variabel yang dimanipulasi (diubah) ; apabila harga input tersebut berasal dari operator atau pengendali (controller).
2.      Gangguan ; apabila harga input tersebut berasal dari lingkungan dan bukan berasal dari pengendali atau operator.
Output dibagi dua yaitu :
1.      Output terukur ; apabila harga output tersebut dapat diukur.
2.      Output tak terukur ; apabila harganya tidak dapat atau tak bisa diukur..
Pada alat PCT 10 terdapat lebih dari satu input dan lebih dari satu output, masing-masing dapat dilihat dari tuisan yang terdapat dibagian bawah soket merah/hitam (polaritas arus). Satu input dapat memberikan beberapa output, seperti yang terdapat pada process controller, atau beberapa input menghasilkan satu output. Konfigurasi adalah susunan informasi yang digunakan untuk menghubungkan pengukuran kepada variabel yang dimanipulasi.
Pada alat PCT 10 konfigurasi dapat dilihat pada process controller, dimana pada bagian ini terdapat pengaturan controller (controller setting) yang berisi ketentuan yang diset oleh operator agar controller menjalankan konfigurasi yang telah diset. Dari hasil pengaturan controller, maka input ke process controller menjadi harga pengukuran yang kemudian dievaluasi sesuai setting didalam controller dan menghasilkan output pengendali berupa sinyal untuk mengubah variabel yang dimanipulasi.
Contoh, pada setting ON/OFF dengan histerisis = 2% dan set point = 50% maka apabila input ke process controller < 50% maka controller akan menghidupkan lampu indikator 24 VAC menunjukkan variabel yang dimanipulasi (arus listrik) disambungkan. Pada saat input ke controller > 50% + 2% maka controller akan memutuskan arus listrik. 
IV.          PROSEDUR KERJA
1.      KALIBRASI VOLTMETER
Ø  Menghidupkan alat PCT 10 dengan menaikkan level sekring keatas dan menekan tombol hitam 2 & 5.
Ø  Menyambungkan kabel dari tombol manual output ke voltmeter sesuai gambar rangkaian kalibrasi (gambar 2), memperhatikan loop arus yang menuju ke sambungan resistor 50 ohm.
Ø  Memutar tombol manual ke kanan hingga maksimal untuk mendapatkan pembacaan 1,000 volt pda voltmeter (20 mA melalui 50 ohm). Apabila harga pembacaan tidak dalam range 1,000 volt 0,002 volt maka mengambil trimtool dan memasukkan ke soket span, memutar ke kiri atau ke kanan sehingga didapat pembacaan dalam range.
Ø  Memutar tombol manual ke kiri hingga maksimal untuk mendapatkan pembacaan 0,200 volt pada voltmeter (4 mA melalui 50 ohm). Apabila harga pembacaan tidak dalam range 0,200 volt 0,002 volt maka mengambil trimtool dan memmasukkan ke soket zero, memutar ke kiri atau ke kanan sehingga didapat pembacaan dalam range.
Ø  Mengulangi 2 langkah terakhir hingga didapat pembacaan stabil dalam range.

2.      KALIBRASI PROCESS CONTROLLER
Sebelum mengkalibrasi process controller, memeriksa harga setting didalam process controller agar sesuai dengan harga setting seperti tabel dibawah ini.
Ø  Menghubungkan kabel dari manual output ke input pada process controller dan output dari process controller ke Ammeter. Lihat gambar 4.
Ø  Menekan tombol C (konfigurasi dimulai) hingga salah satu digit pada layar set point berkedip.
Ø  Menekan tombol F (layar variabel proses akan menampilkan Pr, harga Pr tidak diganti).
Ø  Menekan F satu kali lagi hingga tampil ProP, menyesuaikan harga ProP dengan harga tabel di atas dengan menekan tombol D (digit). Apalbila harga telah sesuai menekan enter.
Ø  Menekan F berulang satu demi satu dan mengganti harga setting sesuai tabel diatas. Menekan enter setelah memasukkan harga baru.
Ø  Pada saat layar menmpilkan spAn. Memutar tombol manual output ke kanan untuk mendapatkan arus 20 mA, lalu menekan tombol digit, menekan tombol ∆hingga didapat pembacaan 100%. Memperhatikan bahwa Ammeter menunjukkan 4 mA (aksi terbalik/reverse).
Ø  Menekan tombol F sekali lagi untuk nenampilkan zEro, memutar tombol manual output ke kiri untuk mendapatkan arus 4 mA. Menekan tombol D, lalu tombol ‘∆’ atau tombol ‘’ hingga didapat pembacaan 0%. Ammeter akan terbaca 20 mA. Menekan enter.
Ø  Menunggu hingga layar stabil dan menampilkan pembacaan. Layar akan menampilkan 0% menunjukkan input dari manual output adalah 4 mA. Memutar tombol manual ke kanan, tempilan mestinya berubah ke 100% menunjukkan input dari maual output adalah 100%.

Tabel Harga Setting Controller untuk Kalibrasi
Controller Setting
Kode
Range Pengaturan
Satuan
Harga pengesetan (Set Point)
Daya keluaran (Power Output)
Pita proposional (Prop-Band)
Waktu integral
Waktu derivatif
Siklus waktu (Cycle time)
-
-
-
Histerisis (Dead Band)
Batas daya (Power limit)
Batas set point (Set Point limit)
Range linearitas 4-20 mA = 0-100%
Aksi control r = reverse( terbalik)
-
-
-
-
-
SPAN (Batas atas kalibrasi)
ZERO (Batas bawah kalibrasi)
-
Pr
Prop
Int
dEr
CY – t
CL – G
HC – O
UP – t
HYSt
Pr – L
SP – L
CS – 1
CS – 2
CS – 3
CS – 4
CS – 5
CS – 6
CS – 7
SPAN
ZERO
50
-
20
1,0
20
10
-
-
-
5
100
100
-             0        5       8
-       r      H/L     F
A     L       A      H
n       n      U      O
-        -       -        -
-        -       -        3
-        -       -        0
100
0
%
%
%
Menit
Detik
Detik
-
-
-
%
%
%
-
-
-
-
-
-
-
%
%

V.          DATA PENGAMATAN
KALIBRASI VOLTMETER
ARUS LISTRIK
HARGA PEMBACAAN VOLTMETER
4 mA
0,2
20 mA
0,998


VI.          ANALISA PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan PC – 10 dapat dianalisa bahwa Pada percobaan ini kami terlebih dahulu melakukan kalibrasi pada alat, alat PC – 10 dikalibrasi yaitu dengan mengkalibrasi voltmeter dan kalibrasi Process Controller. Untuk kalibrasi voltmeter, keluaran dari manual output dihubungkan ke input voltmeter melewati resistor 50 ohm dimana arus keluaran minimal 4 mA dan arus maksimalnya 20 mA maka tegangan yang akan terukur di voltmeter seharusnya minimal 0 volt dan maksimal 1 volt karena berdasarkan rumus : 
V  = I . R
Jika pada 4 mA tidak terukur 0 volt pada process controller maka untuk mengaturnya ke 0 volt menggunakan TRIMTOOL, alat ini semacam obeng kecil untuk memutar ke kiri dan ke kanan pada ZERO. Untuk memperbesar angka maka diputar ke kanan dan untuk memperkecil angka diputar ke kiri. Sedangkan untuk angka maksimal 20 mA tidak terukur pada 1 volt maka bisa diatur juga menggunakan TRIMTOOL ke kiri atau ke kanan pada SPAN. Selain itu, loops pada voltmeter harus berhubungan, agar nilai dapat terukur.
Untuk kalibrasi process controller, kabel dari manual output dihubungkan ke process controller dan kabel dari output process controller dihubungkan ke input Ammeter dimana Ammeter ini akan menunjukkan arus yang dikonversi dari process controller. Untuk controller setting, perubahan angka menggunakan symbol D (Digit) dan disesuaikan dengan tabel controller setting. Pada CS – 2, range pengaturan bila diset r (reverse) maka arah jarum Ammeter akan berlawanan dengan % range yang diatur, misalnya pada 100 % maka jarum akan menunjuk ke 4 mA sementara untuk 0% jarum akan menunjuk ke 20 mA. Apabila proses tersebut diset d (direct) maka akan terjadi pengukuran langsung yaitu pada 0% terukur pada 4 mA dan 100% akan terukur pada 20 mA.

VII.          KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut.
Ø  Pengukuran 4 mA – 20 mA akan sebanding dengan 0 volt – 1 volt dan akan sebanding dengan 0% - 100% pada Process Controller.
Ø  Jika pengukuran sesuai dengan range maka kalibrasi dinyatakan berhasil.


VIII.          DAFTAR PUSTAKA
jobsheet. 2013. Petunjuk Praktikum Laboratorium Pengendalian Proses. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.

PERCOBAAN II
PENGENDALIAN ON / OFF

I.     TUJUAN PERCOBAAN
Ø  Mendemonstrasikan operasi relai saklar output (SWITCHED OUTPUT)
Ø  Membedakan kontak terbuka normal dan tertutup normal

II.  ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Ø  1 set PCT 10
Ø  1 buah TRIMTOOL
Ø  1 buah lampu indicator 24 VAC

III.   GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)

IV.   DASAR TEORI
Pengendalian tidak kontinyu atau disebut pengendalian ON / OFF mempunyai dua gerakan output yaitu ON (hidup) dan OFF (mati) terhadap input yang diberikan kepada proses.
Pengendalian tidak kontinyu ini juga terbagi dua atas gerakan pengendalinya, yaitu manual dan otomatis. Manual karena yang bertindak sebagai pengendali yang mengevaluasi dan menentukan tindakan ke pengendalinya berupa alat pengendali.
Kontak terbuka normal (N/O ) : kontak yang terjadi letaknya terpisah (soket A dan C) dan karenanya tidak menghantarkan listrik saat soket A dan C tidak dihubungkan.
Kontak tutup normal (N/C) : kontak tersambung walaupun soket A dan C tidak dihubungkan
Saklar pada posisi (N/O) atau (N/C) tergantung pada penggunaannya, apabila diinginkan output dalam posisi ON tanpa perlu menggunakan kabel antara soket A dan C maka posisi yang dipilih adalah normally closed contact (N/C).  sedangkan apabila dinginkan output dalam posisi ON namun memerlukan penyambungan kabel disoket A dan C, maka posisi saklar adalah normally open contact (N/O). begitu juga sebaliknya untuk posisi OFF.
Lampu indicator yang terpasang pada soket 24 VAC akan menyala atau mati sesuai posisi relai saklar yang dipilih oleh operator. Hal yang sama juga terjadi untuk soket 240 VAC, arus listrik akan mengalir atau terputus sesuai posisi relai.
Relai disini memungkinkan pengaturan ON/OFF voltase tinggi (240 VAC dan 24 VAC) menggunakan arus listrik 4 – 20 mA atau 0 -1 volt

V.      LANGKAH KERJA
Ø  Mempersiapkan alat PCT 10
Ø  Menghubungkan kabel dari soket A ke C dan posisi relai pada N/O, amati yang terjadi pada lampu.
Ø  Melepaskan kabel soket A dan C bergantian, amati yang terjadi
Ø  Mengulangi langkaha 2 untuk posisi relai pada N/C
Ø  Mengulangi langkah 2 dan 4 untuk kabel terhubung ke A – B dan B – C. amati lampu

VI.   DATA PENGAMATAN
    PENGAMATAN NORMAL OPEN CONTACT (N/O)
Posisi Kabel
Kondisi Lampu
A ke C
Hidup

    PENGAMATAN NORMAL CLOSE CONTACT
Posisi Kabel
Kondisi Lampu
A ke C
Mati


VII.ANALISA PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan PC – 10  pengendalian On/Off dapat dianalisa bahwa Untuk melakukan percobaan ini terlebih dahulu dengan mengkalibrasi alat PCT-10 seperti pada percobaan sebelumnya. Pada percobaan ini digunakan lampu indikator pada kabel yang dihubungkan pada switched output  untuk melihat perbedaan pada kontak terbuka normal dan kontak tertutup normal. Untuk kontak terbuka normal (N/O), dapat dilihat bahwa saat posisi kabel A ke C lampu indikator menyala. Sedangkan pada saat kabel dihubungkan ke yang lain, lampu tidak menyala. Hal ini terjadi karena pada kontak terbuka normal (N/O), dimana listrik akan mengalir pada kontak yang letaknya terpisah yaitu pada A dan C sehingga lampu dapat menyala. Sebaliknya pada kontak tertutup normal (N/C) meskipun kabel pada soket A dan C tidak dihubungkan, listrik dapat mengalir. Oleh karena itu pada saat kabel A ke B dan B ke C dihubungkan, lampu indikator tetap menyala.
VIII.       KESIMPULAN
          Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Ø  Pengendalian ON/OFF manual pada PCT-10 dilakukan pada area Switched Output
Ø  Pengendalian ON/OFF manual pada PCT-10 melibatkan tindakan manusia untuk mengaturnya
Ø  N/O tidak mempunyai katup arus penghubung sehingga dibutuhkan kabel penghubung pada socket A ke C, sedangkan N/C tidak mempunyai katup arus penghubung sehingga dibutuhkan kabel penghubung pada socket A ke C

IX.        DAFTAR PUSTAKA
.............Jobsheet. 2013.Petunjuk Praktikum Pengendalian Proses. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang


PERCOBAAN III
PENGENDALIAN ON/OFF SECARA OTOMATIS

I.     TUJUAN PERCOBAAN
Ø  Mendemonstrasikan pengendalian ON/OFF menggunakan proses controller
Ø  Mendemonstrasikan output relai ON/OFF sebanding waktu siklus

II.  ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Ø  1 set alat PCT 10
Ø  1 buah TRIMTOOL
Ø  6 buah Kabel
Ø  1 buah lampu indicator 24 VAC
Ø  1 buah stopwatch

III.   GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)

IV.   DASAR TEORI

Seperti dijelaskan diteori percobaan II bahwa pengendalian on/off selain manual adalah otomatis, yang dalam hal ini menggunakan proses controller. Setting pada proses controller harus diatur sedemikian rupa agar harga proporsional band, integral time dan derivative time adalah NOL.
Selain itu pengendalian on/off dikenal HISTERISIS. Berdasarkan arti histerisis adalah kecenderungan instrument untuk memberikan output yang berbeda terhadapa input yang sama.
Pada pengendalian on/off terdapat DAERAH NETRAL, yaitu daerah dimana controller tidak memberikan gerakkan perubahan output. Besar Daerah Netral adalah 2 kali besar harga histerisi.
Contoh : untuk set point 50% dan histerisis 1 %, maka daerah netral adalah 2% yaitu dari harga 49% hingga harga 51 %.
Harga output pada pengendali on/off hanya dua, yaitu 0 % dan 100 % tergantung pada eror terhadap set point.
%P ( output ) = 100% apabila % eror > 0
%P ( output ) = 0 % apabila % eror < 0
Sedangkan % eror menyatakan perbedaan antara harga control point (pengukuran) terhadap harga set point.
Hubungan diatas menunjukkan saat harga variable proses (control point) melebihi harga set point akan didapat % eror > 0 maka output dari control adalah 100% sedangkan apabila kurang dari set point akan didapat % eror < 0 dan output controller adalah 0 %. Pada pengendali ini akan terjadi fluktasi dari 0 % ke 100 % secara berulang selama proses berlangsung. Seperti grafik berikut : Apabila dipasang lampu indicator 24 VAC pada proses controller, dapat dilihat output 100% berarti lampu akan menyala (arus listrik mengalir) sedang pada output 0% lampu akan mati (arus listrik terputus). Hal sama juga berlaku untuk soket 240 VAC.

V.  LANGKAH KERJA
  I.       PENGATURAN AWAL
Ø  Set harga Prop, Int, dan Der pada controller setting pada harga 0 dan harga (CY – t) pada 3 detik. Set harga HYSt pada 1 %
Ø  Memasang kabel dari manual output ke input pada proses controller (4 – 20 mA) dan letakkan lampu indicator pada soket 24 VAC

II.       OUTPUT RELAI ON/OFF
Ø  Mengatur input ke PROCESS CONTROLLER dengan memutar tombol manual output 4 – 20 mA
Ø  Mengamati bahwa OUTPUT relai pada soket lampu indicator 24 VAC akan menyalakan lampu ketika INPUT (harga terbaca pad layar variable proses) berada dibawah harga set point 50% dan akan mematikan lampu ketika INPUT berada diatas harga set point. Karena histerisis di SET pada 1%, maka lampu baru akan mati pada saat INPUT 51% dan akan hidup kembali saat INPUT < 49%
Ø  Mengulangi percobaan dengan memvariasikan harga histerisi 3% dengan set point 40% dan histerisis 6% untuk set point 35%




III.     OUTPUT RELAI WAKTU PROPORSIONAL
Ø  Mengubah harga Prop di controller setting menjadi 20% (maksimal, untuk mendapatkan perbandingan maksimal antara input = output)
Ø  Mengatur prosess controller ke pengendalian MANUAL, menekan tombol F 1 kali dan menekan tombol manual maka lampu akan indicator manual akan menyala
Ø  Menekan tombol F satu kali untuk menampilkan POWER OUTPUT (Pr), ubah harga Pr ke nol dengan tombol digit, tekan ENTER
Ø  Memasang kabel dari soket output di PROCESS CONTROLLER ke soket Ammeter
Ø  Memutar tombol manual output ke kiri (4 mA) maka lampu indicator tidak menyala dan pembacaan Ammeter pada 20 mA
Ø  Memutar tombol manual output ke kanan dalam langkah 10% (lihat embacaan dilayar variable proses), amati bahwa lampu akan mati dan hidup dalam siklus pengulangan. Mencatat harga di Ammeter. Besar waktu hidup dan matinya akan tergantung pada besarnya POWER OUTPUT (Pr) dari CONTROLLER dan karenanya juga tergantung pada INPUT yang diberikan oleh manual output.
Ø  Mengamati bahwa pada saat output 50% perbandingan waktu lampu akan mati dan hidup akan sama (proporsional = sebanding). Mencatat harga di Ammeter pada setiap perubahan input ke controller.
Ø  Mengubah waktu siklus CYCLE TIME (CY – t) menjadi 10 detik, perhatikan bahwa perbandingan antara waktu hidup dan waktu mati lampu tetap sama, namun jumlah waktu siklus keseluruhan dari HIDUP – MATI – HIDUP menjadi 10 detik.
Ø  Catat harga di Ammeter pada setiap perubahan harga INPUT.
Ø  Pada saat output dari tombol manual adalah 20% maka Power output dari proses controller adalah 80% aksi pengendalian (CS – 2 dalam posisi r = reverse, terbalik) maka waktu hidup lampu adalah :
T hidup         = 80 % x waktu siklus
                      = 0,8 x 10 detik
                      = 8 detik
Ø  Ulangi percobaan dengan waktu siklus tetap 10 detik tetapi aksi pengendalian (CS – 2) dalam posisi d = direct, langsung. Amati perbedaan disbanding dengan CS – 2 = r




VI.   DATA PENGAMATAN
KALIBRASI VOLTMETER

ARUS LISTRIK
HARGA PEMBACAAN VOLTMETER
4 mA
0,2
20 mA
0,998

OUTPUT RELAI ON/OFF
         PENGATURAN PROCESS CONTROLLER SETELAH KALIBRASI AWAL
Controller Setting
Kode
Range Pengaturan
Satuan
Harga pengesetan ( set point)
Daya keluaran (power output)
Pita proporsional (Prop. Band)
Waktu Integral
Waktu derivative
Siklus waktu (cycle time)
-
-
-
Histerisis (dead band)
Batas daya (power limit)
Batas setpoint ( setpoint limit)
Range linearitas 4 – 20 mA = 0 – 100 %
Aksi control : r = reverse (terbalik)
-
-
-
-
-
SPAN (batas atas kalibrasi)
ZERO (batas bawah kalibrasi)
-
Pr
Prop
Int
dEr
CY-t
CL – G
HC – O
UP – t
HYSt
Pr – L
SP – L
CS – 1
CS – 2
CS – 3
CS – 4
CS – 5
CS – 6
CS – 7
SPAn
ZERo
50
-
0
0
0
3
-
-
-
1
100
100
-          0        5     8
-          r     H/L    F
A     L       A      H
n     n       U      0
-          -        -       -
-          -         -       -
-          -         -       0
100
0
%
%
%
Menit
Detik
Detik
-
-
-
%
%
%
-
-
-
-
-
-
-
%
%
TABEL PENGAMATAN OUTPUT RELAI ON/OFF (HYSt = 5 %) SET POINT = 50%
Power Input (%)
Kondisi Lampu
0 - 45
HIDUP
55
MATI

TABEL PENGAMATAN OUTPUT RELAI ON/OFF (HYSt = 3 %) SET POINT = 40%
Power Input (%)
Kondisi Lampu
0 – 37
HIDUP
44
MATI

TABEL PENGAMATAN OUTPUT RELAI ON/OFF (HYSt = 6 %) SET POINT = 35%
Power Input (%)
Kondisi Lampu
0 – 29
HIDUP
41
MATI

OUTPUT RELAI WAKTU PROPOSIONAL
         PENGUBAHAN KALIBRASI PROCESS CONTROLLER (CY-t = 3 DETIK)
Controller Setting
Kode
Range Pengaturan
Satuan
Harga pengesetan ( set point)
Daya keluaran (power output)
Pita proporsional (Prop. Band)
Waktu Integral
Waktu derivative
Siklus waktu (cycle time)
-
-
-
Histerisis (dead band)
Batas daya (power limit)
Batas setpoint ( setpoint limit)
Range linearitas 4 – 20 mA = 0 – 100 %
Aksi control : r = reverse (terbalik)
-
-
-
-
-
SPAN (batas atas kalibrasi)
ZERO (batas bawah kalibrasi)
-
Pr
Prop
Int
dEr
CY-t
CL – G
HC – O
UP – t
HYSt
Pr – L
SP – L
CS – 1
CS – 2
CS – 3
CS – 4
CS – 5
CS – 6
CS – 7
SPAn
ZERo
50
0
20
0
0
3
-
-
-
1
100
100
-          0        5     8
-          r     H/L    F
A     L       A      H
n     n       U      0
-          -        -       -
-          -         -       -
-          -         -       0
100
0
%
%
%
Menit
Detik
Detik
-
-
-
%
%
%
-
-
-
-
-
-
-
%
%

TABEL PENGAMATAN OUTPUT RELAI WAKTU PROPOSIONAL (CY-t = 3 DETIK) AKSI r H/Lf
VARIABEL PROSES (%)
LAMPU ( DETIK)
HIDUP (Sekon)
MATI (Sekon)
0
FULLY ON
FULLY ON
10
2,42
0,22
20
2,20
0,71
30
1,95
1,01
40
1,65
1,14
50
1,39
1,45
60
0,84
1,75
70
0,43
2,25
80
0,09
2,53
90
0
3
100
FULLY OFF
FULLY OFF

         PENGUBAHAN KALIBRASI PROCESS CONTROLLER (CY-t = 10 DETIK)
Controller Setting
Kode
Range Pengaturan
Satuan
Harga pengesetan ( set point)
Daya keluaran (power output)
Pita proporsional (Prop. Band)
Waktu Integral
Waktu derivative
Siklus waktu (cycle time)
-
-
-
Histerisis (dead band)
Batas daya (power limit)
Batas setpoint ( setpoint limit)
Range linearitas 4 – 20 mA = 0 – 100 %
Aksi control : r = reverse (terbalik)
-
-
-
-
-
SPAN (batas atas kalibrasi)
ZERO (batas bawah kalibrasi)
-
Pr
Prop
Int
dEr
CY-t
CL – G
HC – O
UP – t
HYSt
Pr – L
SP – L
CS – 1
CS – 2
CS – 3
CS – 4
CS – 5
CS – 6
CS – 7
SPAn
ZERo
50
0
20
0
0
10
-
-
-
1
100
100
-          0        5     8
-          r     H/L    F
A     L       A      H
n     n       U      0
-          -        -       -
-          -         -       -
-          -         -       0
100
0
%
%
%
Menit
Detik
Detik
-
-
-
%
%
%
-
-
-
-
-
-
-
%
%

TABEL PENGAMATAN OUTPUT RELAI WAKTU PROPOSIONAL (CY-t = 10 DETIK) AKSI r H/Lf
VARIABEL PROSES  (%)
LAMPU ( DETIK)
HIDUP (Sekon)
MATI (Sekon)
0
FULLY ON
FULLY ON
10
8,37
1,22
20
7,25
1,86
30
6,08
3,26
40
5,02
4,33
50
3,99
5,53
60
2,91
6,47
70
1,85
7,39
80
0,56
9,05
90
FULLY OFF
FULLY OFF
100
FULLY OFF
FULLY OFF


PENGUBAHAN KALIBRASI PROCESS CONTROLLER (CY-t = 10 DETIK)
Controller Setting
Kode
Range Pengaturan
Satuan
Harga pengesetan ( set point)
Daya keluaran (power output)
Pita proporsional (Prop. Band)
Waktu Integral
Waktu derivative
Siklus waktu (cycle time)
-
-
-
Histerisis (dead band)
Batas daya (power limit)
Batas setpoint ( setpoint limit)
Range linearitas 4 – 20 mA = 0 – 100 %
Aksi control : r = reverse (terbalik)
-
-
-
-
-
SPAN (batas atas kalibrasi)
ZERO (batas bawah kalibrasi)
-
Pr
Prop
Int
dEr
CY-t
CL – G
HC – O
UP – t
HYSt
Pr – L
SP – L
CS – 1
CS – 2
CS – 3
CS – 4
CS – 5
CS – 6
CS – 7
SPAn
ZERo
50
0
20
0
0
10
-
-
-
1
100
100
-          0        5     8
-          d    H/L    F
A     L       A      H
n     n       U      0
-          -        -       -
-          -         -       -
-          -         -       0
100
0
%
%
%
Menit
Detik
Detik
-
-
-
%
%
%
-
-
-
-
-
-
-
%
%

TABEL PENGAMATAN OUTPUT RELAI WAKTU PROPOSIONAL (CY-t = 10 DETIK) AKSI d H/Lf
VARIABEL PROSES  (%)
LAMPU (DETIK)
HIDUP (Sekon)
MATI (Sekon)
0
FULLY OFF
FULLY OFF
10
FULLY OFF
FULLY OFF
20
0,82
8,88
30
1,74
8,01
40
2,39
6,40
50
4,07
5,68
60
5,08
4,48
70
6,21
3,43
80
7,55
2,19
90
8,59
1,27
100
8,99
0,93

         PENGUBAHAN KALIBRASI PROCESS CONTROLLER (CY-t = 3 DETIK)
Controller Setting
Kode
Range Pengaturan
Satuan
Harga pengesetan ( set point)
Daya keluaran (power output)
Pita proporsional (Prop. Band)
Waktu Integral
Waktu derivative
Siklus waktu (cycle time)
-
-
-
Histerisis (dead band)
Batas daya (power limit)
Batas setpoint ( setpoint limit)
Range linearitas 4 – 20 mA = 0 – 100 %
Aksi control : r = reverse (terbalik)
-
-
-
-
-
SPAN (batas atas kalibrasi)
ZERO (batas bawah kalibrasi)
-
Pr
Prop
Int
dEr
CY-t
CL – G
HC – O
UP – t
HYSt
Pr – L
SP – L
CS – 1
CS – 2
CS – 3
CS – 4
CS – 5
CS – 6
CS – 7
SPAn
ZERo
50
0
20
0
0
3
-
-
-
1
100
100
-          0        5     8
-          d    H/L    F
A     L       A      H
n     n       U      0
-          -        -       -
-          -         -       -
-          -         -       0
100
0
%
%
%
Menit
Detik
Detik
-
-
-
%
%
%
-
-
-
-
-
-
-
%
%


TABEL PENGAMATAN OUTPUT RELAI WAKTU PROPOSIONAL (CY-t = 3 DETIK) AKSI d H/Lf
VARIABEL PROSES  (%)
LAMPU ( DETIK)
HIDUP (Sekon)
MATI (Sekon)
0
FULLY OFF
FULLY OFF
10
FULLY OFF
FULLY OFF
20
0,11
2,56
30
0,43
2,40
40
0,76
2,00
50
1,16
1,65
60
1,37
1,18
70
1,59
1,01
80
1,94
0,71
90
2,44
0,35
100
2,63
0,22




VII.     ANALISA PERCOBAAN
            Setelah melakukan percobaan PC – 10 pengendalian 0n/Off secara otomatis dapat dianalisa bahwa Pada percobaan ini kami terlebih melakukan kalibrasi harga Prop, Int, dan Der pada process controller di setting pada harga nol. Sedangkan CY-t dan histerisisnya akan diatur. Hysterisis adalah kecenderungan instrument untuk memberikan output yang berbeda terhadap input yang sama. Ketika set point diatur 50%, bila histerisisnya 1% maka pada pembacaan process controller 0 - 51% lampu akan tetap menyala. Namun tepat pada 51% lampu akan mati. Setelah diturunkan kembali hingga 49% maka lampu akan hidup kembali. Artinya hysteritis adalah nilai yang diberikan kepada set point dan dijadikan sebagai batas ketika lampu On dan Off. Lalu untuk pengaturan CY-t nya di ubah untuk mengetahui perbedaan dan membandingkan waktu siklusnya (waktu lampu hidup ke mati dan hidup kembali).


VIII.  KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Ø  Hysteritis ialah daerah batas saat lampu On/Off ketika nilai hysteritis diberikan terhadap nilai set point
Ø  Pengendalian on/off otomatis PCT 10 dipengaruhi oleh nilai hysterisis, set point, waktu siklus (waktu proses)
Ø  Cycle Time dimaksudkan sebagai waktu siklus yang digunakan  waktu lampu hidup ke mati dan hidup kembali.
Ø  Pada CY-t aksi r, power input % berbanding terbalik dengan waktu lampu On.
Ø  Pada CY-t aksi d, power input % berbanding lurus dengan waktu lampu On.


IX.        DAFTAR PUSTAKA
..............Jobsheet. 2013. Petunjuk Praktikum Pengendalian Proses. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar