PERCOBAAN I
INPUT DAN OUTPUT PENGENDALIAN PROSES
I.
TUJUAN
Ø Dapat mendemonstrasikan rangkaian
kalibrasi Voltmeter dan Process Controller
Ø Dapat menentukan input dan output
yang tedapat di alat PCT 10
Ø Dapat mendemonstrasikan perubahan
controlling setting
II.
ALAT YANG DIGUNAKAN
Ø Satu set PCT 10 + Trimtool
Ø Lampu Indikator 24 VAC
Ø kabel ukuran pendek
Ø kabel ukuran panjang
III.
DASAR TEORI
Input atau masukan adalah efek dari lingkungan ke suatu
proses kimia, sedangkan output atau keluaran adalah efek dari proses kimia ke lingkungan.
|
Input Output
Output Input
Dalam suatu pengendalian hubungan
antara input, proses dan output merupakan satu loop (siklus) yang utuh. Output
merupakan keluaran dari proses yang menerima input.
Input dapat dibagi dua yaitu:
1. Variabel yang dimanipulasi (diubah)
; apabila harga input tersebut berasal dari operator atau pengendali
(controller).
2. Gangguan ; apabila harga input
tersebut berasal dari lingkungan dan bukan berasal dari pengendali atau
operator.
Output dibagi dua yaitu :
1. Output terukur ; apabila harga
output tersebut dapat diukur.
2. Output tak terukur ; apabila
harganya tidak dapat atau tak bisa diukur..
Pada alat PCT 10 terdapat lebih dari
satu input dan lebih dari satu output, masing-masing dapat dilihat dari tuisan
yang terdapat dibagian bawah soket merah/hitam (polaritas arus). Satu input
dapat memberikan beberapa output, seperti yang terdapat pada process
controller, atau beberapa input menghasilkan satu output. Konfigurasi adalah
susunan informasi yang digunakan untuk menghubungkan pengukuran kepada variabel
yang dimanipulasi.
Pada alat PCT 10 konfigurasi dapat
dilihat pada process controller, dimana pada bagian ini terdapat pengaturan
controller (controller setting) yang berisi ketentuan yang diset oleh operator
agar controller menjalankan konfigurasi yang telah diset. Dari hasil pengaturan
controller, maka input ke process controller menjadi harga pengukuran yang
kemudian dievaluasi sesuai setting didalam controller dan menghasilkan output
pengendali berupa sinyal untuk mengubah variabel yang dimanipulasi.
Contoh, pada setting ON/OFF dengan
histerisis = 2% dan set point = 50% maka apabila input ke process controller
< 50% maka controller akan menghidupkan lampu indikator 24 VAC menunjukkan
variabel yang dimanipulasi (arus listrik) disambungkan. Pada saat input ke
controller > 50% + 2% maka controller akan memutuskan arus listrik.
IV.
PROSEDUR KERJA
1. KALIBRASI VOLTMETER
Ø Menghidupkan alat PCT 10 dengan
menaikkan level sekring keatas dan menekan tombol hitam 2 & 5.
Ø Menyambungkan kabel dari tombol
manual output ke voltmeter sesuai gambar rangkaian kalibrasi (gambar 2),
memperhatikan loop arus yang menuju ke sambungan resistor 50 ohm.
Ø Memutar tombol manual ke kanan
hingga maksimal untuk mendapatkan pembacaan 1,000 volt pda voltmeter (20 mA
melalui 50 ohm). Apabila harga pembacaan tidak dalam range 1,000 volt 0,002
volt maka mengambil trimtool dan memasukkan ke soket span, memutar ke kiri atau
ke kanan sehingga didapat pembacaan dalam range.
Ø Memutar tombol manual ke kiri hingga
maksimal untuk mendapatkan pembacaan 0,200 volt pada voltmeter (4 mA melalui 50
ohm). Apabila harga pembacaan tidak dalam range 0,200 volt 0,002 volt maka
mengambil trimtool dan memmasukkan ke soket zero, memutar ke kiri atau ke kanan
sehingga didapat pembacaan dalam range.
Ø Mengulangi 2 langkah terakhir hingga
didapat pembacaan stabil dalam range.
2. KALIBRASI PROCESS CONTROLLER
Sebelum mengkalibrasi process
controller, memeriksa harga setting didalam process controller agar sesuai
dengan harga setting seperti tabel dibawah ini.
Ø Menghubungkan kabel dari manual
output ke input pada process controller dan output dari process controller ke
Ammeter. Lihat gambar 4.
Ø Menekan tombol C (konfigurasi
dimulai) hingga salah satu digit pada layar set point berkedip.
Ø Menekan tombol F (layar variabel
proses akan menampilkan Pr, harga Pr tidak diganti).
Ø Menekan F satu kali lagi hingga
tampil ProP, menyesuaikan harga ProP dengan harga tabel di atas dengan menekan
tombol D (digit). Apalbila harga telah sesuai menekan enter.
Ø Menekan F berulang satu demi satu
dan mengganti harga setting sesuai tabel diatas. Menekan enter setelah
memasukkan harga baru.
Ø Pada saat layar menmpilkan spAn.
Memutar tombol manual output ke kanan untuk mendapatkan arus 20 mA, lalu
menekan tombol digit, menekan tombol ∆hingga didapat pembacaan 100%.
Memperhatikan bahwa Ammeter menunjukkan 4 mA (aksi terbalik/reverse).
Ø Menekan tombol F sekali lagi untuk
nenampilkan zEro, memutar tombol manual output ke kiri untuk mendapatkan arus 4
mA. Menekan tombol D, lalu tombol ‘∆’ atau tombol ‘’ hingga didapat pembacaan 0%. Ammeter akan terbaca 20 mA.
Menekan enter.
Ø Menunggu hingga layar stabil dan
menampilkan pembacaan. Layar akan menampilkan 0% menunjukkan input dari manual
output adalah 4 mA. Memutar tombol manual ke kanan, tempilan mestinya berubah
ke 100% menunjukkan input dari maual output adalah 100%.
Tabel Harga Setting Controller untuk Kalibrasi
Controller Setting
|
Kode
|
Range Pengaturan
|
Satuan
|
Harga pengesetan (Set Point)
Daya keluaran (Power Output)
Pita proposional (Prop-Band)
Waktu integral
Waktu derivatif
Siklus waktu (Cycle time)
-
-
-
Histerisis (Dead Band)
Batas daya (Power limit)
Batas set point (Set Point limit)
Range linearitas 4-20 mA = 0-100%
Aksi control r = reverse( terbalik)
-
-
-
-
-
SPAN (Batas atas kalibrasi)
ZERO (Batas bawah kalibrasi)
|
-
Pr
Prop
Int
dEr
CY – t
CL – G
HC – O
UP – t
HYSt
Pr – L
SP – L
CS – 1
CS – 2
CS – 3
CS – 4
CS – 5
CS – 6
CS – 7
SPAN
ZERO
|
50
-
20
1,0
20
10
-
-
-
5
100
100
-
0 5 8
- r H/L
F
A L A
H
n n U
O
- - - -
- - - 3
- - - 0
100
0
|
%
%
%
Menit
Detik
Detik
-
-
-
%
%
%
-
-
-
-
-
-
-
%
%
|
V.
DATA PENGAMATAN
KALIBRASI VOLTMETER
ARUS
LISTRIK
|
HARGA
PEMBACAAN VOLTMETER
|
4
mA
|
0,2
|
20
mA
|
0,998
|
VI.
ANALISA PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan PC – 10 dapat dianalisa bahwa Pada percobaan ini kami
terlebih dahulu melakukan kalibrasi pada alat, alat PC – 10 dikalibrasi yaitu
dengan mengkalibrasi voltmeter dan kalibrasi Process Controller. Untuk
kalibrasi voltmeter, keluaran dari manual output dihubungkan ke input voltmeter
melewati resistor 50 ohm dimana arus keluaran minimal 4 mA dan arus maksimalnya
20 mA maka tegangan yang akan terukur di voltmeter seharusnya minimal 0 volt
dan maksimal 1 volt karena berdasarkan rumus :
V = I . R
Jika
pada 4 mA tidak terukur 0 volt pada process controller maka
untuk mengaturnya ke 0 volt menggunakan TRIMTOOL, alat ini semacam obeng kecil
untuk memutar ke kiri dan ke kanan pada ZERO. Untuk memperbesar angka maka
diputar ke kanan dan untuk memperkecil angka diputar ke kiri. Sedangkan untuk
angka maksimal 20 mA tidak terukur pada 1 volt maka bisa diatur juga menggunakan
TRIMTOOL ke kiri atau ke kanan pada SPAN. Selain itu, loops pada voltmeter
harus berhubungan, agar nilai dapat terukur.
Untuk
kalibrasi process controller, kabel dari manual output dihubungkan ke process
controller dan kabel dari output process controller dihubungkan ke input
Ammeter dimana Ammeter ini akan menunjukkan arus yang dikonversi dari process
controller. Untuk controller setting, perubahan angka menggunakan symbol D
(Digit) dan disesuaikan dengan tabel controller setting. Pada CS – 2, range
pengaturan bila diset r (reverse) maka arah jarum Ammeter akan berlawanan
dengan % range yang diatur, misalnya pada 100 % maka jarum akan menunjuk ke 4
mA sementara untuk 0% jarum akan menunjuk ke 20 mA. Apabila proses tersebut
diset d (direct) maka akan terjadi pengukuran langsung yaitu pada 0% terukur
pada 4 mA dan 100% akan terukur pada 20 mA.
VII.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut.
Ø Pengukuran 4 mA – 20 mA akan
sebanding dengan 0 volt – 1 volt dan akan sebanding dengan 0% - 100% pada
Process Controller.
Ø Jika pengukuran sesuai dengan range
maka kalibrasi dinyatakan berhasil.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
jobsheet. 2013. Petunjuk Praktikum Laboratorium Pengendalian Proses. Palembang :
Politeknik Negeri Sriwijaya.
PERCOBAAN II
PENGENDALIAN
ON / OFF
I. TUJUAN
PERCOBAAN
Ø Mendemonstrasikan
operasi relai saklar output (SWITCHED OUTPUT)
Ø Membedakan
kontak terbuka normal dan tertutup normal
II. ALAT
DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Ø 1
set PCT 10
Ø 1
buah TRIMTOOL
Ø 1
buah lampu indicator 24 VAC
III. GAMBAR
ALAT (TERLAMPIR)
IV. DASAR
TEORI
Pengendalian
tidak kontinyu atau disebut pengendalian ON / OFF mempunyai dua gerakan output
yaitu ON (hidup) dan OFF (mati) terhadap input yang diberikan kepada proses.
Pengendalian
tidak kontinyu ini juga terbagi dua atas gerakan pengendalinya, yaitu manual
dan otomatis. Manual karena yang bertindak sebagai pengendali yang mengevaluasi
dan menentukan tindakan ke pengendalinya berupa alat pengendali.
Kontak
terbuka normal (N/O ) : kontak yang terjadi letaknya terpisah (soket A dan C)
dan karenanya tidak menghantarkan listrik saat soket A dan C tidak dihubungkan.
Kontak
tutup normal (N/C) : kontak tersambung walaupun soket A dan C tidak dihubungkan
Saklar
pada posisi (N/O) atau (N/C) tergantung pada penggunaannya, apabila diinginkan
output dalam posisi ON tanpa perlu menggunakan kabel antara soket A dan C maka
posisi yang dipilih adalah normally closed contact (N/C). sedangkan apabila dinginkan output dalam
posisi ON namun memerlukan penyambungan kabel disoket A dan C, maka posisi
saklar adalah normally open contact (N/O). begitu juga sebaliknya untuk posisi
OFF.
Lampu
indicator yang terpasang pada soket 24 VAC akan menyala atau mati sesuai posisi
relai saklar yang dipilih oleh operator. Hal yang sama juga terjadi untuk soket
240 VAC, arus listrik akan mengalir atau terputus sesuai posisi relai.
Relai
disini memungkinkan pengaturan ON/OFF voltase tinggi (240 VAC dan 24 VAC)
menggunakan arus listrik 4 – 20 mA atau 0 -1 volt
V. LANGKAH
KERJA
Ø Mempersiapkan
alat PCT 10
Ø Menghubungkan
kabel dari soket A ke C dan posisi relai pada N/O, amati yang terjadi pada
lampu.
Ø Melepaskan
kabel soket A dan C bergantian, amati yang terjadi
Ø Mengulangi
langkaha 2 untuk posisi relai pada N/C
Ø Mengulangi
langkah 2 dan 4 untuk kabel terhubung ke A – B dan B – C. amati lampu
VI. DATA
PENGAMATAN
PENGAMATAN NORMAL OPEN CONTACT (N/O)
Posisi
Kabel
|
Kondisi
Lampu
|
A
ke C
|
Hidup
|
PENGAMATAN NORMAL CLOSE CONTACT
Posisi
Kabel
|
Kondisi
Lampu
|
A
ke C
|
Mati
|
VII.ANALISA
PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan PC –
10 pengendalian On/Off dapat dianalisa
bahwa Untuk melakukan percobaan ini terlebih dahulu
dengan mengkalibrasi alat PCT-10 seperti pada percobaan sebelumnya. Pada percobaan ini digunakan lampu indikator pada kabel
yang dihubungkan pada switched output
untuk melihat perbedaan pada kontak terbuka normal dan kontak tertutup
normal. Untuk kontak terbuka normal (N/O), dapat dilihat bahwa saat posisi
kabel A ke C lampu indikator menyala. Sedangkan pada saat kabel dihubungkan ke
yang lain, lampu tidak menyala. Hal ini terjadi karena pada kontak terbuka
normal (N/O), dimana listrik akan mengalir pada kontak yang letaknya terpisah
yaitu pada A dan C sehingga lampu dapat menyala. Sebaliknya pada kontak
tertutup normal (N/C) meskipun kabel pada soket A dan C tidak dihubungkan,
listrik dapat mengalir. Oleh karena itu pada saat kabel A ke B dan B ke C
dihubungkan, lampu indikator tetap menyala.
VIII. KESIMPULAN
Dari
percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Ø Pengendalian ON/OFF manual pada
PCT-10 dilakukan pada area Switched Output
Ø Pengendalian ON/OFF manual pada
PCT-10 melibatkan tindakan manusia untuk mengaturnya
Ø N/O tidak mempunyai katup arus penghubung sehingga
dibutuhkan kabel penghubung pada socket A ke C,
sedangkan N/C tidak mempunyai katup arus
penghubung sehingga dibutuhkan kabel penghubung pada socket A ke C
IX.
DAFTAR PUSTAKA
.............Jobsheet. 2013.Petunjuk
Praktikum Pengendalian Proses.
Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang
PERCOBAAN III
PENGENDALIAN ON/OFF
SECARA OTOMATIS
I. TUJUAN
PERCOBAAN
Ø Mendemonstrasikan
pengendalian ON/OFF menggunakan proses controller
Ø Mendemonstrasikan
output relai ON/OFF sebanding waktu siklus
II. ALAT
DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Ø 1
set alat PCT 10
Ø 1
buah TRIMTOOL
Ø 6
buah Kabel
Ø 1
buah lampu indicator 24 VAC
Ø 1
buah stopwatch
III.
GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)
IV. DASAR
TEORI
Seperti
dijelaskan diteori percobaan II bahwa pengendalian on/off selain manual adalah
otomatis, yang dalam hal ini menggunakan proses controller. Setting pada proses
controller harus diatur sedemikian rupa agar harga proporsional band, integral
time dan derivative time adalah NOL.
Selain
itu pengendalian on/off dikenal HISTERISIS. Berdasarkan arti histerisis adalah
kecenderungan instrument untuk memberikan output yang berbeda terhadapa input
yang sama.
Pada
pengendalian on/off terdapat DAERAH NETRAL, yaitu daerah dimana controller
tidak memberikan gerakkan perubahan output. Besar Daerah Netral adalah 2 kali
besar harga histerisi.
Contoh : untuk set
point 50% dan histerisis 1 %, maka daerah netral adalah 2% yaitu dari harga 49%
hingga harga 51 %.
Harga output pada
pengendali on/off hanya dua, yaitu 0 % dan 100 % tergantung pada eror terhadap
set point.
%P ( output ) = 100%
apabila % eror > 0
%P ( output ) = 0 %
apabila % eror < 0
Sedangkan
% eror menyatakan perbedaan antara harga control point (pengukuran) terhadap
harga set point.
Hubungan diatas
menunjukkan saat harga variable proses (control point) melebihi harga set point
akan didapat % eror > 0 maka output dari control adalah 100% sedangkan
apabila kurang dari set point akan didapat % eror < 0 dan output controller
adalah 0 %. Pada pengendali ini akan terjadi fluktasi dari 0 % ke 100 % secara
berulang selama proses berlangsung. Seperti grafik berikut : Apabila dipasang
lampu indicator 24 VAC pada proses controller, dapat dilihat output 100%
berarti lampu akan menyala (arus listrik mengalir) sedang pada output 0% lampu
akan mati (arus listrik terputus). Hal sama juga berlaku untuk soket 240 VAC.
V. LANGKAH
KERJA
I.
PENGATURAN AWAL
Ø Set
harga Prop, Int, dan Der pada controller setting pada harga 0 dan harga (CY –
t) pada 3 detik. Set harga HYSt pada 1 %
Ø Memasang
kabel dari manual output ke input pada proses controller (4 – 20 mA) dan
letakkan lampu indicator pada soket 24 VAC
II. OUTPUT
RELAI ON/OFF
Ø Mengatur
input ke PROCESS CONTROLLER dengan memutar tombol manual output 4 – 20 mA
Ø Mengamati
bahwa OUTPUT relai pada soket lampu indicator 24 VAC akan menyalakan lampu
ketika INPUT (harga terbaca pad layar variable proses) berada dibawah harga set
point 50% dan akan mematikan lampu ketika INPUT berada diatas harga set point.
Karena histerisis di SET pada 1%, maka lampu baru akan mati pada saat INPUT 51%
dan akan hidup kembali saat INPUT < 49%
Ø Mengulangi
percobaan dengan memvariasikan harga histerisi 3% dengan set point 40% dan
histerisis 6% untuk set point 35%
III. OUTPUT
RELAI WAKTU PROPORSIONAL
Ø Mengubah
harga Prop di controller setting menjadi 20% (maksimal, untuk mendapatkan
perbandingan maksimal antara input = output)
Ø Mengatur
prosess controller ke pengendalian MANUAL, menekan tombol F 1 kali dan menekan
tombol manual maka lampu akan indicator manual akan menyala
Ø Menekan
tombol F satu kali untuk menampilkan POWER OUTPUT (Pr), ubah harga Pr ke nol
dengan tombol digit, tekan ENTER
Ø Memasang
kabel dari soket output di PROCESS CONTROLLER ke soket Ammeter
Ø Memutar
tombol manual output ke kiri (4 mA) maka lampu indicator tidak menyala dan
pembacaan Ammeter pada 20 mA
Ø Memutar
tombol manual output ke kanan dalam langkah 10% (lihat embacaan dilayar
variable proses), amati bahwa lampu akan mati dan hidup dalam siklus
pengulangan. Mencatat harga di Ammeter. Besar waktu hidup dan matinya akan
tergantung pada besarnya POWER OUTPUT (Pr) dari CONTROLLER dan karenanya juga
tergantung pada INPUT yang diberikan oleh manual output.
Ø Mengamati
bahwa pada saat output 50% perbandingan waktu lampu akan mati dan hidup akan
sama (proporsional = sebanding). Mencatat harga di Ammeter pada setiap
perubahan input ke controller.
Ø Mengubah
waktu siklus CYCLE TIME (CY – t) menjadi 10 detik, perhatikan bahwa
perbandingan antara waktu hidup dan waktu mati lampu tetap sama, namun jumlah
waktu siklus keseluruhan dari HIDUP – MATI – HIDUP menjadi 10 detik.
Ø Catat
harga di Ammeter pada setiap perubahan harga INPUT.
Ø Pada
saat output dari tombol manual adalah 20% maka Power output dari proses
controller adalah 80% aksi pengendalian (CS – 2 dalam posisi r = reverse,
terbalik) maka waktu hidup lampu adalah :
T hidup = 80 % x waktu
siklus
=
0,8 x 10 detik
=
8 detik
Ø Ulangi
percobaan dengan waktu siklus tetap 10 detik tetapi aksi pengendalian (CS – 2)
dalam posisi d = direct, langsung. Amati perbedaan disbanding dengan CS – 2 = r
VI. DATA
PENGAMATAN
KALIBRASI VOLTMETER
ARUS
LISTRIK
|
HARGA
PEMBACAAN VOLTMETER
|
4
mA
|
0,2
|
20
mA
|
0,998
|
OUTPUT RELAI ON/OFF
PENGATURAN PROCESS CONTROLLER SETELAH
KALIBRASI AWAL
Controller Setting
|
Kode
|
Range Pengaturan
|
Satuan
|
Harga pengesetan (
set point)
Daya keluaran (power
output)
Pita proporsional
(Prop. Band)
Waktu Integral
Waktu derivative
Siklus waktu (cycle
time)
-
-
-
Histerisis (dead
band)
Batas daya (power
limit)
Batas setpoint (
setpoint limit)
Range linearitas 4 –
20 mA = 0 – 100 %
Aksi control : r =
reverse (terbalik)
-
-
-
-
-
SPAN (batas atas
kalibrasi)
ZERO (batas bawah
kalibrasi)
|
-
Pr
Prop
Int
dEr
CY-t
CL – G
HC – O
UP – t
HYSt
Pr – L
SP – L
CS – 1
CS – 2
CS – 3
CS – 4
CS – 5
CS – 6
CS – 7
SPAn
ZERo
|
50
-
0
0
0
3
-
-
-
1
100
100
-
0 5 8
-
r H/L
F
A L
A H
n n
U 0
-
- - -
-
- - -
-
- - 0
100
0
|
%
%
%
Menit
Detik
Detik
-
-
-
%
%
%
-
-
-
-
-
-
-
%
%
|
TABEL PENGAMATAN OUTPUT
RELAI ON/OFF (HYSt = 5
%) SET POINT = 50%
Power
Input (%)
|
Kondisi
Lampu
|
0 - 45
|
HIDUP
|
55
|
MATI
|
TABEL PENGAMATAN OUTPUT
RELAI ON/OFF (HYSt = 3
%) SET POINT = 40%
Power
Input (%)
|
Kondisi
Lampu
|
0
– 37
|
HIDUP
|
44
|
MATI
|
TABEL PENGAMATAN OUTPUT
RELAI ON/OFF (HYSt = 6
%) SET POINT = 35%
Power
Input (%)
|
Kondisi
Lampu
|
0
– 29
|
HIDUP
|
41
|
MATI
|
OUTPUT RELAI WAKTU
PROPOSIONAL
PENGUBAHAN KALIBRASI PROCESS
CONTROLLER (CY-t = 3 DETIK)
Controller Setting
|
Kode
|
Range Pengaturan
|
Satuan
|
Harga pengesetan (
set point)
Daya keluaran (power
output)
Pita proporsional
(Prop. Band)
Waktu Integral
Waktu derivative
Siklus waktu (cycle
time)
-
-
-
Histerisis (dead
band)
Batas daya (power
limit)
Batas setpoint (
setpoint limit)
Range linearitas 4 –
20 mA = 0 – 100 %
Aksi control : r =
reverse (terbalik)
-
-
-
-
-
SPAN (batas atas
kalibrasi)
ZERO (batas bawah
kalibrasi)
|
-
Pr
Prop
Int
dEr
CY-t
CL – G
HC – O
UP – t
HYSt
Pr – L
SP – L
CS – 1
CS – 2
CS – 3
CS – 4
CS – 5
CS – 6
CS – 7
SPAn
ZERo
|
50
0
20
0
0
3
-
-
-
1
100
100
-
0 5
8
-
r H/L
F
A L
A H
n n
U 0
-
- - -
-
- - -
-
- - 0
100
0
|
%
%
%
Menit
Detik
Detik
-
-
-
%
%
%
-
-
-
-
-
-
-
%
%
|
TABEL
PENGAMATAN OUTPUT RELAI WAKTU PROPOSIONAL (CY-t = 3 DETIK) AKSI r H/Lf
VARIABEL PROSES
(%)
|
LAMPU
( DETIK)
|
|
HIDUP
(Sekon)
|
MATI
(Sekon)
|
|
0
|
FULLY
ON
|
FULLY
ON
|
10
|
2,42
|
0,22
|
20
|
2,20
|
0,71
|
30
|
1,95
|
1,01
|
40
|
1,65
|
1,14
|
50
|
1,39
|
1,45
|
60
|
0,84
|
1,75
|
70
|
0,43
|
2,25
|
80
|
0,09
|
2,53
|
90
|
0
|
3
|
100
|
FULLY
OFF
|
FULLY
OFF
|
PENGUBAHAN
KALIBRASI PROCESS CONTROLLER (CY-t = 10 DETIK)
Controller Setting
|
Kode
|
Range Pengaturan
|
Satuan
|
Harga pengesetan (
set point)
Daya keluaran (power
output)
Pita proporsional
(Prop. Band)
Waktu Integral
Waktu derivative
Siklus waktu (cycle
time)
-
-
-
Histerisis (dead
band)
Batas daya (power
limit)
Batas setpoint (
setpoint limit)
Range linearitas 4 –
20 mA = 0 – 100 %
Aksi control : r =
reverse (terbalik)
-
-
-
-
-
SPAN (batas atas
kalibrasi)
ZERO (batas bawah
kalibrasi)
|
-
Pr
Prop
Int
dEr
CY-t
CL – G
HC – O
UP – t
HYSt
Pr – L
SP – L
CS – 1
CS – 2
CS – 3
CS – 4
CS – 5
CS – 6
CS – 7
SPAn
ZERo
|
50
0
20
0
0
10
-
-
-
1
100
100
-
0 5
8
-
r H/L
F
A L
A H
n n
U 0
-
- - -
-
- - -
-
- - 0
100
0
|
%
%
%
Menit
Detik
Detik
-
-
-
%
%
%
-
-
-
-
-
-
-
%
%
|
TABEL
PENGAMATAN OUTPUT RELAI WAKTU PROPOSIONAL (CY-t = 10 DETIK) AKSI r H/Lf
VARIABEL PROSES (%)
|
LAMPU
( DETIK)
|
|
HIDUP
(Sekon)
|
MATI
(Sekon)
|
|
0
|
FULLY
ON
|
FULLY
ON
|
10
|
8,37
|
1,22
|
20
|
7,25
|
1,86
|
30
|
6,08
|
3,26
|
40
|
5,02
|
4,33
|
50
|
3,99
|
5,53
|
60
|
2,91
|
6,47
|
70
|
1,85
|
7,39
|
80
|
0,56
|
9,05
|
90
|
FULLY
OFF
|
FULLY
OFF
|
100
|
FULLY
OFF
|
FULLY
OFF
|
PENGUBAHAN
KALIBRASI PROCESS CONTROLLER (CY-t = 10 DETIK)
Controller Setting
|
Kode
|
Range Pengaturan
|
Satuan
|
Harga pengesetan (
set point)
Daya keluaran (power
output)
Pita proporsional
(Prop. Band)
Waktu Integral
Waktu derivative
Siklus waktu (cycle
time)
-
-
-
Histerisis (dead
band)
Batas daya (power
limit)
Batas setpoint (
setpoint limit)
Range linearitas 4 –
20 mA = 0 – 100 %
Aksi control : r =
reverse (terbalik)
-
-
-
-
-
SPAN (batas atas
kalibrasi)
ZERO (batas bawah
kalibrasi)
|
-
Pr
Prop
Int
dEr
CY-t
CL – G
HC – O
UP – t
HYSt
Pr – L
SP – L
CS – 1
CS – 2
CS – 3
CS – 4
CS – 5
CS – 6
CS – 7
SPAn
ZERo
|
50
0
20
0
0
10
-
-
-
1
100
100
-
0 5
8
-
d H/L
F
A L
A H
n n
U 0
-
- - -
-
- - -
-
- - 0
100
0
|
%
%
%
Menit
Detik
Detik
-
-
-
%
%
%
-
-
-
-
-
-
-
%
%
|
TABEL
PENGAMATAN OUTPUT RELAI WAKTU PROPOSIONAL (CY-t = 10 DETIK) AKSI d H/Lf
VARIABEL PROSES (%)
|
LAMPU
(DETIK)
|
|
HIDUP
(Sekon)
|
MATI
(Sekon)
|
|
0
|
FULLY
OFF
|
FULLY
OFF
|
10
|
FULLY
OFF
|
FULLY
OFF
|
20
|
0,82
|
8,88
|
30
|
1,74
|
8,01
|
40
|
2,39
|
6,40
|
50
|
4,07
|
5,68
|
60
|
5,08
|
4,48
|
70
|
6,21
|
3,43
|
80
|
7,55
|
2,19
|
90
|
8,59
|
1,27
|
100
|
8,99
|
0,93
|
PENGUBAHAN
KALIBRASI PROCESS CONTROLLER (CY-t = 3 DETIK)
Controller Setting
|
Kode
|
Range Pengaturan
|
Satuan
|
Harga pengesetan (
set point)
Daya keluaran (power
output)
Pita proporsional
(Prop. Band)
Waktu Integral
Waktu derivative
Siklus waktu (cycle
time)
-
-
-
Histerisis (dead
band)
Batas daya (power
limit)
Batas setpoint (
setpoint limit)
Range linearitas 4 –
20 mA = 0 – 100 %
Aksi control : r =
reverse (terbalik)
-
-
-
-
-
SPAN (batas atas
kalibrasi)
ZERO (batas bawah
kalibrasi)
|
-
Pr
Prop
Int
dEr
CY-t
CL – G
HC – O
UP – t
HYSt
Pr – L
SP – L
CS – 1
CS – 2
CS – 3
CS – 4
CS – 5
CS – 6
CS – 7
SPAn
ZERo
|
50
0
20
0
0
3
-
-
-
1
100
100
-
0 5
8
-
d H/L
F
A L
A H
n n
U 0
-
- -
-
-
- - -
-
- - 0
100
0
|
%
%
%
Menit
Detik
Detik
-
-
-
%
%
%
-
-
-
-
-
-
-
%
%
|
TABEL
PENGAMATAN OUTPUT RELAI WAKTU PROPOSIONAL (CY-t = 3 DETIK) AKSI d H/Lf
VARIABEL PROSES (%)
|
LAMPU
( DETIK)
|
|
HIDUP
(Sekon)
|
MATI
(Sekon)
|
|
0
|
FULLY
OFF
|
FULLY
OFF
|
10
|
FULLY
OFF
|
FULLY
OFF
|
20
|
0,11
|
2,56
|
30
|
0,43
|
2,40
|
40
|
0,76
|
2,00
|
50
|
1,16
|
1,65
|
60
|
1,37
|
1,18
|
70
|
1,59
|
1,01
|
80
|
1,94
|
0,71
|
90
|
2,44
|
0,35
|
100
|
2,63
|
0,22
|
VII. ANALISA
PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan PC – 10 pengendalian
0n/Off secara otomatis dapat dianalisa bahwa Pada percobaan ini kami
terlebih melakukan kalibrasi harga Prop, Int, dan
Der pada process controller di setting pada harga nol. Sedangkan CY-t dan
histerisisnya akan diatur. Hysterisis adalah kecenderungan instrument untuk
memberikan output yang berbeda terhadap input yang sama. Ketika set point
diatur 50%, bila histerisisnya 1% maka pada pembacaan process controller 0 -
51% lampu akan tetap menyala. Namun tepat pada 51% lampu akan mati. Setelah
diturunkan kembali hingga 49% maka lampu akan hidup kembali. Artinya
hysteritis adalah nilai yang diberikan kepada set point dan dijadikan sebagai
batas ketika lampu On dan Off. Lalu untuk pengaturan CY-t nya di ubah untuk mengetahui perbedaan dan
membandingkan waktu siklusnya (waktu lampu hidup ke
mati dan hidup kembali).
VIII. KESIMPULAN
Dari
percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Ø Hysteritis
ialah daerah batas saat lampu On/Off ketika nilai hysteritis diberikan terhadap
nilai set point
Ø Pengendalian
on/off otomatis PCT 10 dipengaruhi oleh nilai hysterisis, set point, waktu
siklus (waktu proses)
Ø Cycle
Time dimaksudkan sebagai waktu siklus yang digunakan waktu lampu hidup ke mati dan hidup kembali.
Ø Pada
CY-t aksi r, power input % berbanding terbalik dengan waktu lampu On.
Ø Pada
CY-t aksi d, power input % berbanding lurus dengan waktu lampu On.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
..............Jobsheet. 2013. Petunjuk
Praktikum Pengendalian Proses. Politeknik
Negeri Sriwijaya Palembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar