analisis lemak dan minyak
A. pengertian
Minyak
adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak larut/bercampur dalam
air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik.
Struktur
trigliserilda dengan gliserol sebagai rantai utama
Ada sifat tambahan lain yang dikenal
awam: terasa licin apabila dipegang. Dalam arti sempit, kata
'minyak' biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau produk
olahannya: minyak tanah (kerosena). Namun demikian, kata ini sebenarnya berlaku
luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan (misalnya minyak
goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya
minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian
(misalnya minyak nilam).Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.
Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”. Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
B. Jenis-jenis minyak
Dilihat dari asalnya terdapat dua golongan besar minyak:
1.
Minyak nabati
adalah minyak yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan
2.
minyak hewani adalah minyak yang diperoleh dari
kegiatan penambangan (minyak bumi).
Minyak tumbuhan dan hewan
Minyak tumbuhan dan hewan semuanya merupakan lipid. Dari sudut pandang kimia, minyak kelompok ini sama saja dengan lemak. Minyak dibedakan dari lemak berdasarkan sifat fisiknya pada suhu ruang: minyak berwujud cair sedangkan lemak berwujud padat. Penyusunnya bermacam-macam, tetapi yang banyak dimanfaatkan orang hanya yang tersusun dari dua golongan saja.
- Gliserida dan atau asam lemak, yang mencakup minyak makanan (minyak masak atau minyak sayur serta minyak ikan), bahan baku industri sabun, bahan campuran minyak pelumas, dan bahan baku biodiesel. Golongan ini biasanya berwujud padat atau cair pada suhu ruang tetapi tidak mudah menguap.
- Terpena dan terpenoid, yang dikenal sebagai minyak atsiri, atau minyak eteris, atau minyak esensial (bukan asam lemak esensial!) dan merupakan bahan dasar wangi-wangian (parfum) dan minyak gosok. Golongan ini praktis semuanya berasal dari tumbuhan, dan dianggap memiliki khasiat penyembuhan (aromaterapi). Kelompok minyak ini memiliki aroma yang kuat karena sifatnya yang mudah menguap pada suhu ruang (sehingga disebut juga minyak "aromatik").
- Minyak ikan, kaya DHA, baik untuk kerja otak
- Margarin, bentuk padat karena perubahan cis menjadi transfer
- Biodiesel, bahan akar ramah lingkungan
- angka penyabunan
- angka ester
- angka iodin
- angka Reichert Meissel
- angka asam
- angka peroksida
- angka asam thiobarbiturat (TBA)
- kadar minyak
C. Klasifikasi Lemak dan Minyak
1. Berdasarkan strukturnya
a. Lemak sederhana (simple
lipids)
Ester lemak – alkohol
Contohnya : ester gliserida, lemak, dan malam.
b. Lemak komplek (composite
lipids & sphingolipids)
Ester lemak – non alkohol
Contohnya : fosfolipid, glikolipid,
aminolipid, lipoprotein.
c. Turunan lemak (derived
lipids)
Contohnya : asam lemak,
gliserol, keton, hormon, vitamin larut lemak, steroid, karotenoid, aldehid asam
lemak, lilin dan hidrokarbon.
2. Berdasarkan kejenuhannya
a. Asam lemak jenuh
Asam lemak
jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai
hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu
sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya
berwujud padat. Contohnya ialah : asam butirat, asam palmitat, asam stearat.
b. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh merupakan asam
lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya . asam
lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak lazim,terutama terdapat pada
minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda (poli-unsaturat)
cenderung berbentuk minyak. Contohnya ialah : asam oleat, asam linoleat, dan
asam linolenat.
3. Berdasarkan sifat mengering
a. Minyak mengering (drying
oil)
Minyak yang mempunyai
sifat dapat mengering jika kena oksidasi , dan akan berubah menjadi lapisan
tebal , bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara
terbuka. Contoh: minyak kacang kedelai, minyakbiji karet
b. Minyak setengah
mengering (semi-drying oil)
Minyak yang mempunyai
daya mengering yang lebih lambat. Contohnya: minyak biji kapas minyak
bunga matahari
c. Minyak tidak
mengering (non drying oil)
Contohnya : minyak zaitun,
minyak buah persik, minyak kacang, dan minyak sapi
D. Sifat-sifat
Kimia Lemak dan Minyak
1. Esterifikasi
Proses esterifikasi
bertujuan untuk merubah asam-asam lemak bebas dari trigliserida, menjadi bentuk
ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut
interifikasi serta penukaran ester (transesterifikasi)
2. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis,
lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi
ini mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Hal ini terjadi disebabkan adanya
sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.
3. Penyabunan
Reaksi ini dilakukan
dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila reaksi
penyabunan telah selesai, maka lapisan air yang mengandung gliserol dapat
dipisahkan dengan cara penyulingan.
4. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi
bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam lemak atau minyak
Setelah proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan katalisator
dipisahkan dengan disaring. Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau
keras, tergantung pada derajat kejenuhan.
5. Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui
penguraian dengan cara hidrolisa ester.
6. Oksidasi
Oksidasi dapat
berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan lemak atau
minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada lemak
atau minyak.
E. Pengujian
Pengujian
lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dapat dibedakan menjadi tiga kelompok
berdasarkan tujuannya yaitu;
1. Penentuan sifat fisik
dan kimia minyak dan lemak. Data ini dapat diperoleh dari titik cair, bobot
jenis, indeks bias, bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan ester,
bilangan iod, bilangan peroksida, bilangan Polenske, bilangan Krischner,
bilangan Reichert-Meissel, komposisi asam-asam lemak, dan sebagainya.
2. Penentuan
kuantitatif, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat dalam bahan
mkanan atau bahan pertanian.
3. Penentuan kualitas
minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan proses pengolahannya
(ekstraksi) seperti ada tidaknya penjernihan (refining), penghilangan bau
(deodorizing), penghilangan warna (bleaching). Penentuan kualitas minyak ini
juga berkaitan dengan tingkat kemurnian minyak, daya tahannya selama
penyimpanan, sifat gorengnya, baunya maupun rasanya. Parameter yang dapat
digunakan untuk menentukan kualitas ini semua dapat dilihat dari sebearapa
besar angka asam lemak bebasnya (free fatty acid atau FFA), angka peroksida,
tingkat ketengikan dan kadar air.
a. Cara Fisika
v Titik Cair
Titik cair
suatu lemak atau minyak dipengaruhi oleh sifat asam lemak penyusunnya,
diantaranya panjang rantai C, jumlah ikatan rangkap, dan bentuk cis atau trans
pada asam lemak tak jenuh. Semakin panjang rantai C-nya maka titik cair semakin
tinggi. Sebaliknya, semakin banyak ikatan rangkap, maka titik cair semakin
rendah. Hal ini disebabkan ikatan rangkap antar molekul asam lemak tak jenuh
tidak lurus sehingga kurang kuat ikatannya. Adapun bentuk trans menyebabkan
titik cair lebih tinggi daripada asam lemak dalam bentuk cis.
v Bobot Jenis
Merupakan
perbandingan berat suatu volume minyak pada suhu 25 0C dengan berat
air pada volume dan suhu yang sama. Bobot jenis ini dapat diukur menggunakan
alat yang dinamakan piknometer.
v Indeks Bias
Pengukuran
indeks bias berguna untuk menguji kemurnian minyak atau lemak. Semakin panjang
rantai C, semakin banyak ikatan rangkap, dan semakin tinggi suhu berbanding
lurus dengan besarnya indeks bias. Pengukuran indeks bias minyak dilakukan pada
suhu 25 0C dan lemak pada suhu 40 0C. Alat yang digunakan
untuk mengukur indeks bias ini dinamakan refraktometer.
b. Cara Kimia
v Bilangan Asam
Didefiniskan
sebagai jumlah KOH (mg) yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas
dalam 1 gram zat. Bilangan asam ini menunjukan banyaknya asam lemak bebas dalam
suatu lemak atau minyak. Penentuannya dilakukan dengan cara titrasi menggunakan
KOH-alkohol dengan ditambahkan indikator pp.
v Bilangan Penyabunan
Didefiniskan
sebagai jumlah KOH (mg) yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas dan
asam lemak hasil hidrolisis dalam 1 gram zat. Penentuannya dilakukan dengan
cara me-refluks dengan larutan KOH-alkohol selama 30 menit, didinginkan, lalu
dititrasi kembali kelebihan KOH dengan larutan baku HCL.
v Bilangan Ester
Didefiniskan
sebagai jumlah KOH (mg) yang diperlukan untuk menyabunkan satu (1) gram zat.
Bilangan ester = bilangan penyabunan – bilangan asam.
v Bilangan Iod
Didefinisikan
sebagai jumlah Iodium (mg) yang diserap oleh 100 g sampel. Bilangan iod ini
menunjukan banyaknya asam-asam lemak tak jenuh baik dalam bentuk bebas maupun
dalam bentuk ester-nya disebabkan sifat asam lemak tak jenuh yang sangat mudah
menyerap iodium.
v Bilangan Peroksida
Didefiniskan
sebagai jumlah meq peroksida dalam setiap 1000 g (1 kg) minyak atau lemak.
Bilangan peroksida ini menunjukan tingkat kerusakan lemak atau minyak.
c. Analisis
Lemak Total
- Ekstraksi menggunakan pelarut non polar dalam suasana asam à dikeringkan à labu ditimbang. Dihitung selisih
antara labu kosong dengan labu akhir pengujian.
- Kadar Lemak Total = w.awal –
w.akhir x 100%
w.bahan
F. Pengolahan
minyak
Minyak yang dijumpai di pasaran dapat berupa zat murni, tetapi umumnya
adalah larutan/campuran. Proses pengolahan minyak murni (penyulingan / kilang
minyak) biasanya mencakup pemisahan dari bahan-bahan residu diikuti dengan
pendinginan (kondensasi). Proses pencampuran dengan bahan-bahan
tertentu jika diperlukan dapat dilakukan setelahnya.Dalam pembentukkan minyak, enzim denaturase akan membantu memasukkan ikatan rangkap pada posisi tertentu di rantai asam lemak. Enzim akan terus bekerja berurutan hingga menghasilkan produk akhir yaitu minyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar