BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di Indonesia
sekarang ini, banyak sekali terdapat restoran makanan yang menyajikan berbagai
macam makanan. Akan tetapi, semakin banyaknya restoran yang ada di Indonesia. Semakin
besar pula limbah yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan, restoran yang ada di
Indonesia menghasilkan limbah yang cukup banyak.
Bagi restoran,
sisa makanan merupakan limbah yang memusingkan. Sampah yang umumnya berasal
dari dapur, seperti bagian dari sayuran yang tidak termasak, minyak bekas
menggoreng, atau sisa-sisa makanan yang tidak habis disantap tamu, merupakan
bagian yang terkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Secara umum, yang
disebut limbah adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan oleh suatu proses
produksi, baik skala rumah tangga maupun industri dimana kehadirannya tidak
dikehendaki karena tidak memiliki nilai ekonomis. Apabila limbah ini dibuang ke
lingkungan, dapat menimbulkan dampak negatif di saat mencapai jumlah atau konsentrasi
tertentu.
Limbah restoran
ini hanya dibiarkan atau dibuang saja di penampungan limbah dan tidak diolah
kembali, yang kemudian menyebabkan membusuk dan mencemari lingkungan. Tentu
saja hal ini dapat merugikan warga atau masyarakat di sekitarnya.
Sebaiknya,
limbah restoran ini harus ditangani dengan baik. Karena dapat menyebabkan
lingkungan kita tercemar.
Berdasarkan
jenis senyawa, limbah khususnya limbah yang dihasilkan restoran dibedakan
menjadi:
-
Limbah organik cepat
busuk
-
Limbah anorganik
-
Limbah cair
-
Limbah minyak
Adapun pada dasarnya pengolahan limbah ini
dapat dibedakan menjadi:
-
pengolahan menurut
tingkatan perlakuan
-
pengolahan menurut
karakteristik limbah
B.
Tujuan
-
Dapat mengetahui
pengertian limbah Restoran
-
Dapat mengetahui
macam-macam limbah Restoran
-
Dapat mengetahui cara
penanganan limbah Restoran
C.
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan limbah Restoran ?
2. Sebutkan
macam-macam limbah Restoran ?
3. Jelaskan
cara penanganan limbah Restoran ?
BAB II
ISI
A.
Tinjauan Pustaka
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah
berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air
buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).
Limbah
Restoran adalah buangan atau sisa-sisa yang dihasilkan oleh restoran yang dapat
berupa sisa-sisa makanan ataupun minuman.
Adapun
karakteristik limbah antara lain :
-
Berukuran mikro
-
Dinamis
-
Berdampak luas (penyebarannya)
-
Berdampak jangka panjang (antar
generasi)
Berdasarkan macam-macam limbah dapat dibagi menjadi empat bagian,
yaitu:
-
Limbah cair biasanya dikenal
sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari
bahan buangan padat, bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik
-
Limbah padat
-
Limbah gas dan partikel
Cara Pengolahan Limbah.
1)
Sampah Organik
a. Makanan
Ternak
Di beberapa negara, sampah organik yang berasal dari restoran
biasanya dikumpulkan oleh peternak dan digunakan sebagai makanan binatang
ternak, misalnya babi, unggas.
Di Indonesia, sampah organik dari pasar yang berupa sayur-sayuran
(kobis, slada air, sawi), daun pisang, dan sisa makanan biasanya diambil untuk
makanan kelinci, kambing, dan juga ayam atau itik. Hal ini sangat bermanfaat
sebab selain mengurangi jumlah sampah juga mengurangi biaya peternakan. Namun,
sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilah terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi oleh ternak. Sebab akan bermasalah jika sampah organik tadi
bercampur dengan sampah-sampah yang mengandung logam-logam berat yang dapat
terakumulasi di dalam tubuh ternak tersebut.
b. Komposting
Pengkomposan merupakan upaya pengolahan sampah, segaligus usaha
mendapatkan bahan-bahan kompos yang sangat menyuburkan tanah. Sistem ini
mempunyai prinsip dasar mengurangi atau mendegradasi bahan-bahan organik secara
terkontrol menjadi bahan-bahan anorganik dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme.
Mikroorganisme yang berperan dalam pengolahan ini dapat berupa bakteri, jamur,
khamir, juga insekta dan cacing. Agar pertumbuhan mikroorganisme optimum, maka
diperlukan beberapa kondisi, diantaranya campuran yang seimbang dari berbagai
komponen karbon dan nitrogen, suhu, kelembaban udara (tidak terlalu basah dan
tidak terlalu kering), dan cukup kandungan oksigen (aerasi baik).
Sistem
pengkomposan ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
·
Merupakan jenis pupuk yang
ekologis dan tidak merusak lingkungan.
·
Bahan yang dipakai tersedia,
tidak perlu membeli.
·
Masyarakat dapat membuatnya
sendiri, tidak memerlukan peralatan dan instalasi yang mahal.
·
Unsur hara dalam pupuk kompos
ini bertahan lama jika dibanding dengan pupuk buatan.
c. Biogas
Para petani selalu mencari jalan untuk meningkatkan taraf hidupnya.
salah satu cara peningkatan taraf hidup ialah dengan cara membuat bahan bakar
untuk memasak. Dewasa ini banyak petani membuat bahan bakar biogas berskala
kecil di rumah. Biogas adalah gas-gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah organik atau campuran dari
keduanya. secara garis besar, biogas dapat dibuat dengan cara mencapur
sampah-sampah organik dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap
udara. Selanjutnya dibiarkan selama kurang lebih 2 (dua) minggu.
Sampah yang dibuat biogas ini mempunyai kelebihan antara lain:
- Mengurangi jumlah sampah.
- Menghemat energi dan merupakan sumber
energi yang tidak merusak lingkungan.
- Nyala api bahan bakar biogas ini
terang/bersih, tidak berasap seperti arang kayu atau kayu bakar. Dengan
menggunakan biogas, dapur serta makanan tetap bersih.
- Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk kandang.
2) Sampah Anorganik
Sampah anorganik seperti botol, kertas, plastik dan kaleng, sebelum
dibuang ke TPA sebaiknya dipilah terlebih dahulu. Karena dari jenis sampah ini
masih ada kemungkinan untuk dimanfaatkan ulang maupun untuk didaur ulang.
a. Dijual ke
Pasar Loak/Dirombeng untuk Bahan Baku
Sisi lain dari pemanfaatan sampah anorganik, seperti kertas bekas,
koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban nekas, radio tua, TV tua, dan
sepeda usang, adalah dijual ke pasar loak. Atau jika enggan pergi ke pasar
loak, juga dapat memanggil tukan loak yang biasa membeli barang-barang bekas ke
rumah-rumah. Cara lain dapat juga di jual ke tetangga ataupun teman. Dengan
demikian, sudah ada usaha mengurangi jumlah sampah yang ada. Cobalah untuk
mengumpulkan barang-barang bekas kemudian dijual, pendapatan rumah tangga akan
bertambah.
b. Daur Ulang
Berbicara mengenai proses daur ulang, ada baiknya apabila mengetahui
jenis sampah yang dapat didaur ulang.
Sampah-sampah yang dapat di daur ulang, antara lain:
- Sampah plastik.
- Sampah logam
- Sampah kertas
- Sampah kaca.
c. Sanitary
Landfill
Ini merupakan salah satu metode pengolahan sampah terkontrol dengan
sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Kemudian sampah dipadatkan dengan traktor dan selanjutnya ditutup tanah. Cara
ini akan menghilangkan polusi udara. Pada bagian dasar tempat sampah tersebut
dilengkapi dengan sistem saluran leachate yang berfungsi sebagai saluran limbah
cair sampah yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau ke
lingkungan. Di sanitary landfill tersebut juga dipasang pipa gas untuk
mengalirkan gas hasil aktivitas penguraian sampah. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam sanitary landfill, yaitu :
- Semua lanfill adalah warisan bagi generasi mendatang.
- Memerlukan lahan yang luas.
- Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus memperhatikan
dampak lingkungan.
- Aspek sosial harus mendapat perhatian.
- Harus dipersiapkan instalasi drainase dan sistem pengumpulan gas.
- Kebocoran ke dalam sumber air tidak dapat ditolerir (kontaminasi
dengan zat-zat beracun)
- Memerlukan pemantauan yang terus menerus.
d. Pembakaran
Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak
membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar
limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu
dinyalakan apinya. Sampah padat dibakar di dalam insinerator. Hasil pembakaran
adalah gas dan residu pembakaran. Penurunan volume sampah padat hasil
pembakaran dapat mencapai 70%. Cara ini lebih relatif mahal dibanding dengan
sanitary lanfill, yaitu sekitar 3 x lipatnya.
Kelebihan sistem pembakaran ini adalah :
- Mudah dan tidak membutuhkan usaha keras
- Membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dibanding sanitary
landfill.
- Membutuhkan lahan yang relatif kecil
- Dapat dibangun di dekat lokasi industri.
- Residu hasil pembakaran relatif stabil dan hampir semuanya
bersifat anorganik.
- Dapat digunakan sebagai sumber energi, baik untuk pembangkit uap,
air panas, listrik, dan pencairan logam. Description: Cara Pengolahan Limbah.
Rating: 5 Reviewer: Satriyo Arif Wicaksono ItemReviewed: Cara Pengolahan
Limbah.
B.
Tinjauan Teori
1. Pengertian
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah
berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air
buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Sedangkan pengertian dari limbah
Restoran adalah buangan atau sisa-sisa yang dihasilkan oleh restoran yang dapat
berupa sisa-sisa makanan ataupun minuman.
Limbah
selalu jadi masalah yang serius. Jika tidak ditangani dengan tepat, lingkungan
yang dapat tercemar.
Bagi
restoran, sisa makanan merupakan limbah yang memusingkan. Sampah yang umumnya
berasal dari dapur, seperti bagian dari sayuran yang tidak termasak, minyak
bekas menggoreng, atau sisa-sisa makanan yang tidak habis disantap tamu,
merupakan bagian yang terkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Secara
umum, yang disebut limbah adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan oleh
suatu proses produksi, baik skala rumah tangga maupun industri dimana
kehadirannya tidak dikehendaki karena tidak memiliki nilai ekonomis. Apabila
limbah ini dibuang ke lingkungan, dapat menimbulkan dampak negatif di saat
mencapai jumlah atau konsentrasi tertentu.
2. Macam-macam limbah Restoran
Berdasarkan
jenis senyawa, limbah khususnya limbah yang dihasilkan restoran dibedakan
menjadi:
1.
Limbah organik cepat busuk
Yaitu limbah padat semi basah yang mudah busuk atau terurai oleh
mikroorganisme seperti sisa makanan, sampah sayuran, kulit buah-buahan, daun-
daunan, dan lain-lain. Permasalahan: Mikroorganisme dapat berkembang biak
dengan subur pada limbah organik sehingga limbah dapat menjadi sumber penyakit
jika mikroorganisme yang berkembang biak merupakan patogen atau penyebab
penyakit. Selain itu pembusukan limbah organik oleh mikroorganisme sebagian
besar adalah berupa gas metana (CH4) yang dapat menimbulkan permasalahan pada
lingkungan.
Penanganan: Sebagai komponen utama gas alam, metana adalah sumber
bahan bakar. Limbah organik juga bisa dimanfaatkan kembali menjadi kompos untuk
pupuk/penyubur tanaman dan pakan ternak.
2.
Limbah anorganik
Merupakan limbah yang berasal dari makhluk tidak hidup yang sifatnya
tidak mudah busuk seperti kertas, plastik, dan bahan-bahan sintetis/buatan.
Contohnya: sampah kemasan bahan pangan. Permasalahan: Limbah anorganik sulit
diurai oleh mikroorganisme sebab unsur karbonnya membentuk rantai kimia yang
kompleks dan panjang. Limbah yang sulit terurai ini, berpengaruh pada kemampuan
tanah menyerap air.
Penanganan: Kurangi penggunaan kemasan plastik, karena lama
hancurnya antara 50-80 tahun. Sedangkan styrofoam, tidak hancur sama sekali.
3.
Limbah cair
Yaitu limbah cair hasil buangan dari cucian piring (air deterjen).
Permasalahan: Limbah sisa deterjen yang bermuara di sungai, membuat air sungai
tercemar. Warnanya menjadi cokelat dan mengeluarkan bau busuk. Sisa deterjen
juga membuat fitoplankton dan mikroorganisme tumbuh subur di air. Banyaknya
kedua makhluk tersebut membuat kandungan oksigen di dalam air sungai berkurang.
Pada akhirnya, makhluk hidup air seperti ikan tidak akan bisa bertahan hidup.
Penanganan: sus yang dapat menetralisasi kandungan detergen dan juga
menangkap lemak. Atau cara yang paling sederhana, dengan menanami selokan
dengan tanaman air yang bisa menyerap zat pencemar. Tanaman yang bisa
digunakan, antara lain jaringao, Pontederia cordata (bunga ungu), lidi air,
futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga coklat), melati air, dan lili air. Cara
ini sangat mudah, tapi hanya bisa menyerap sedikit zat pencemar dan tak bisa
menyaring lemak dan sampah hasil dapur yang ikut terbuang ke selokan.
4. Limbah minyak
Limbah cairan yang tidak larut dalam air, seperti minyak jelantah
sisa menggoreng.
Permasalahan : Hindari membuang limbah ke saluran drainase, karena
ujung-ujungnya akan berkumpul di saluran air terdekat, sungai, dan laut.
Sisa-sisa minyak ini akan terdegradasi di dalam air. Dampaknya, akan membuat
oksigen dalam air terkuras. Zat-zat polutan yang terkandung di dalam limbah
juga bisa menjadi sumber penyakit, seperti kolera, disentri, dan berbagai
penyakit lain. Penanganan: Buat instalasi pengolahan air buangan yang terencana
atau biasa disebut sebagai sistem pengolahan air limbah (SPAL) agar tidak
merusak lingkungan.
Contoh skema Limbah pada Restoran
3. Cara
Penanggulanagan Limbah Restoran
Berikut adalah beberapa saran untuk mengurangi limbah hulu, langsung
dan hilir
• Bicara
ke pemasok Anda tentang penggunaan kemasan dapat digunakan kembali. Katakan
kepada mereka Anda akan memilih untuk menerima item seperti penjepit baru,
misalnya, dalam sebuah peti susu daripada kotak kardus. Lebih kecil, petani dan
pemasok lokal seringkali lebih tertarik dan terstruktur untuk bekerja dengan
kemasan dapat digunakan kembali untuk kemasan makanan dibandingkan dengan
distributor besar.
• Mengembangkan
kompos Program
• Mengembangkan
program daur ulang yang komprehensif jika tidak ada satu sudah di tempat
• Panggil
sekitar dan menemukan daur ulang atau penggunaan kembali pilihan untuk item
lain-lain
• Botol
dan kaleng tidak satu-satunya hal yang dapat didaur ulang. Panci hotel tua
retak, penjepit rusak dan membuat sesuatu dari logam setidaknya 75% biasanya
dapat diletakkan di tempat sampah daur ulang logam. Hubungi pendaur ulang lokal
Anda untuk mengkonfirmasi bahwa mereka dapat menerima item ini.
• Gunakan
produk kompos untuk item yang biasanya dibuang di-rumah seperti sedotan, aduk
tongkat dan tusuk sate minuman, maka kompos mereka
• Cari
produk yang datang dalam kemasan kurang, dan kemasan juga lebih didaur ulang
• Gunakan
pilihan dapat digunakan kembali dengan segala sesuatu mungkin. Kopi filter,
cangkir kopi, tatakan gelas minum, dan sebagainya
• Ganti
bir botol dengan bir tong dan soda botolan atau kalengan dengan tas-in-kotak
sirup atau 5 galon pra-campuran tong soda. Kebanyakan orang akan mengatakan
premix yang rasanya lebih enak, tetapi mereka semakin sulit untuk menemukan.
• Mengembangkan
hubungan dengan sumbangan makanan program di daerah Anda
• Menyumbangkan
peralatan makan tua, peralatan dapur dan peralatan untuk dapur gereja, sekolah
atau sup
• Membeli
dalam jumlah besar - sementara ini adalah operasi standar untuk fasilitas jasa
makanan yang paling, pertimbangkan semua produk biasanya tidak diperhitungkan
untuk pembelian massal seperti alkohol dan anggur memasak.
• Hentikan
penggunaan dari setiap non-esensial produk seperti alas piring dari kertas,
tusuk gigi berenda dan praktek seperti meletakkan dua sedotan di koktail
• Memiliki
staf mendistribusikan barang-barang sekali pakai seperti popok dan garpu
plastik bukan menempatkan mereka dalam melayani diri stasiun.
• Gunakan
serbet dispenser yang mengeluarkan serbet satu per satu
• Investasi
di meja kayu bagus daripada menggunakan linen atau penutup meja lainnya. Ini
biaya dimuka kecil menyimpan ribuan dolar dalam layanan linen setiap tahun.
• Membeli
bahan kimia pembersih dalam bentuk terkonsentrasi dan mengurangi jumlah bahan
kimia di situs dengan menggunakan multi-tujuan pembersih
• Apakah
karyawan menggunakan gelas minuman dapat digunakan kembali untuk mereka sendiri
• Menawarkan
diskon untuk pelanggan yang membawa cangkir kopi dapat digunakan kembali
• Jika
berlaku, mengenakan biaya deposit dan memungkinkan pekerja tetangga untuk
mengambil piring dan peralatan kembali ke kantor mereka
• Mengurangi
jumlah kemasan bungkus makanan yang berlebihan - sandwich yang dibungkus kertas
di dalam kantong kertas bekerja sama dengan baik sampai 80-an, dapat bekerja
lagi
• Dalam
operasi servis cepat mana pelanggan membuang sampah, membuat jelas, mudah
dimengerti label pada setiap bin untuk "botol", "kaleng",
"piring dan perak" dan "sampah saja." Karena beberapa orang
melihat segala sesuatu sebagai sampah - bahkan perak dapat digunakan kembali
Anda, label mungkin perlu lebih spesifik untuk mengidentifikasi limbah seperti
"cangkir kertas dan pembungkus saja." Juga, membuat sampah dapat
membuka kecil sehingga tamu tidak hanya membuang seluruh isi mereka dalam
sampah. Lebih baik lagi, gunakan bak bus untuk sampah sehingga staf dapat
menghapus perak atau daur ulang dibuang ke dalam wadah "sampah saja".
BSL-Dom
Skala Menengah
Untuk limbah Restoran skala kecil yang mengandung
minyak/lemak, prinsip kerjanya yaitu :
-
dari bak kolektor air
limbah dialirkan ke Bak Pengurai
-
Minyak/lemak, ditambah
dengan bakteri pengurai minyak/lemak Biosel-201.
-
Kemudian air limbah
masuk ke proses anaerobik, AMBR, Bak kontrol dan Badan air/sungai.
Bagan alir IPAL Restoran skala kecil yang mengandung minyak/lemak
Dari hasil penelitian ini Badan Litbang Pertanian menyimpulkan
limbah restoran dapat digunakan sebagai campuran ransum ayam buras hingga 75
persen. Bila peternak menggunakan limbah restoran untuk ransum pakan ayamnya
antara 50 sampai 75 persen maka peternak bisa menekan biaya produksi 23,42
persen sampai 35,13 persen.
Limbah restoran bisa diperoleh dari rumah makan, warung tegal
(WARTEG) dan kantin pabrik perkantoran atau hotel. Selama ini limbah restoran
belum banyak dimanfaatkan.
Berdasarkan hasil analisis laboratorium, kandungan gizi limbah
restoran tersebut adalah: Protein : 10.89%; Kalsium : 0.08%; Phosfor : 0.39%;
Serat Kasar : 9.13%; Lemak : 9.70%; dan Energi Metabolis : 1.780 kkal/kg.
Cara Pemberian
Cara pemberian pakan dari limbah restoran tersebut menurut Muflihani
Yanis dkk dari Badan Litbang Pertanian, pertama limbah restoran kering yang
sudah digiling dicampur dengan pakan campuran. Kedua, pakan campuran terdiri
dari 33% jagung, 33% dedak, 33% pakan komersil (broiler finisher) ditambah
dengan 0.20% Starbio, 1% vitamin dan mineral. Ketiga, pemberian pakan pada ayam
adalah dengan mengaduk rata limbah restoran dan pakan campuran dengan perbandingan
50%:50% atau 25%:75%.
Mengeringkan Limbah Restoran
Cara pengolahan limbah restoran untuk pakan ayam buras adalah
sebagai berikut:
1. Kumpulkan limbah restoran
setiap hari dan letakkan dalam satu wadah.
2. Pisahkan sampah seperti: tusuk gigi,
plastik-plastik pembungkus makanan dari limbah tersebut.
3. Limbah yang sudah terkumpul, kemudian
dikeringkan melalui salah satu cara berikut:
- Dijemur dibawah terik sinar
matahari selama kurang lebih 2 hari atau
- Dengan menggunakan oven sampai kadar
airnya mencapai kira-kira 10%.
4. Giling limbah kering tersebut sampai
halus sesuai ukuran yang dibutuhkan, sehingga limbah tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai campuran ransum ayam buras.
Berdasarkan hasil analisis
laboratorium, kandungan gizi limbah restoran adalah :
-
Protein : 10,89%
-
Kalsium : 0,08%
-
Phosfor : 0,39%
-
Serat Kasar : 9,13%
-
Lemak : 9,70%
-
Energi Metabolis: 1.780
kkal/kg
Cara
pemberian pakan dari limbah restoran adalah sebagai berikut:
1.
Limbah restoran keying yang sudah digiling dicampur dengan pakan campuran.
2.
Pakan campuran terdiri dari 33% jagung, 33% dedak, 33% pakan komersil (broiler finisher) ditambah dengan 0.20%
Starbio, I % vitamin dan mineral.
3. Pemberian pakan pada ayam adalah dengan mengaduk
rata limbah restoran dan
pakan
campuran dengan perbandingan 50%:50% atau 25%:75%.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bagi
restoran, sisa makanan merupakan limbah yang memusingkan. Sampah yang umumnya
berasal dari dapur, seperti bagian dari sayuran yang tidak termasak, minyak
bekas menggoreng, atau sisa-sisa makanan yang tidak habis disantap tamu,
merupakan bagian yang terkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Secara
umum, yang disebut limbah adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan oleh
suatu proses produksi, baik skala rumah tangga maupun industri dimana
kehadirannya tidak dikehendaki karena tidak memiliki nilai ekonomis. Apabila
limbah ini dibuang ke lingkungan, dapat menimbulkan dampak negatif di saat
mencapai jumlah atau konsentrasi tertentu.
Dan
dapat disimpulkan, limbah Restoran adalah buangan atau sisa-sisa yang
dihasilkan oleh restoran yang dapat berupa sisa-sisa makanan ataupun minuman.
Berdasarkan
jenis senyawa, limbah khususnya limbah yang dihasilkan restoran dibedakan
menjadi:
1.
Limbah organik cepat busuk
2.
Limbah anorganik
3.
Limbah cair
4.
Limbah minyak
Adapun penanggulangan limbah restoran masih jarang dilakukan dengan
baik oleh pengelola restoran maupun pemerintah yang terkait. Padahal limbah
restoran ini dapat merugikan masyarakat sekitanya yang dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran lingkungan. Padahal cara sederhana yang dapat kita gunakan dalam
mengelola limbah restoran yaitu dapat digunakan sebagai campuran ransum ayam
buras hingga 75 persen. Bila peternak menggunakan limbah restoran untuk ransum
pakan ayamnya antara 50 sampai 75 persen maka peternak bisa menekan biaya
produksi 23,42 persen sampai 35,13 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar